[ASK] Spek & Biaya Data Center Public


Status
Not open for further replies.

dhyhost

Web Hosting Service
The Warrior
Verified Provider
coba cari kenalan aja yg biasa membangun DC, untuk lokasi rencana mau dimana emang?
 

eduard_jazz

Beginner 2.0
Berhubung kantor saya jg udah mau buka datacenter jg di Cyber, Ijinkan saya share sedikit tips Tuan.

Sebelum membuka datacenter harus pastikan beberapa point dulu :
1. Tier brp yg anda bisa jamin untuk Datacenter, itu berhubungan dengan budget.
2. Tentukan datacenter apa yg mau di bikin, apakah dengan koneksi IIX atau international.
3. Lokasi yang cocok untuk menunjang point 1 dan 2. (ada alasan kenapa orang pilih cyber karena ada ISP dan APJII)
4. Siapkan konsultan untuk bangun datacenter, jgn modal nekat pengetahuan minim. Karena Infrastruktur datacenter itu ga gampang seperti yg kita dengar dari orang lain atau umum, Tanggung Jawabnya besar.

Budget 1M menurut saya masuk akal, berhubung buka datacenter itu ga 1 bulan doank pengeluarannya, tiap bulan pasti ada minus. BEP akan terjadi antara 8bln - 1Thn itu pun kalo manajemennya bagus.

Semoga membantu :)
 

deydi

Apprentice 1.0
Kalau pengalaman dikantor saya bikin server LPSE di kantor, yang kita gunakan :
2 buah Server IBM (satu server utama s atunya backup)
1 buah rak server.
1 buah LCD monitor
1 buah switch monitor
1 buah UPS
1 Konseksi speedy 2 mbps

Tidak pakai ruangan khusus, bahkan ada beberapa server LPSE di kabupaten/kota saya pernah lihat servernnya ada di sudut ruangan rapat :)

Alhamdullah sampai saat ini servernya berjalan dengan normal, aman dan lancar, biaya yang dikeluarkan bulanan hanya biaya speedy.


Dengan pengalaman diatas, mungkin kita bisa bikin coba-coba data center sendiri di kantor atau dirumah?
 

perdhanahost

Hosting Guru
Kalau pengalaman dikantor saya bikin server LPSE di kantor, yang kita gunakan :
2 buah Server IBM (satu server utama s atunya backup)
1 buah rak server.
1 buah LCD monitor
1 buah switch monitor
1 buah UPS
1 Konseksi speedy 2 mbps

Tidak pakai ruangan khusus, bahkan ada beberapa server LPSE di kabupaten/kota saya pernah lihat servernnya ada di sudut ruangan rapat :)

Kami yang pernah bantu2 bangun infrastruktur di plat merah paham betul dengan kondisi itu. Jangankan punya niat untuk bikin data center dalam arti yang sesungguhnya, mereka itu bahkan belum tau apa yang harus mereka pikirkan saat mendengar kata "data center". Seperti apa bentuknya dan lain sebagainya. No offense, tapi itu yang terjadi di mayoritas kantor dan orang yang kami temui. Memang ada sekelompok orang yang paham, tapi jumlahnya sangat sangat kecil di sana.

Normalnya data center, harus punya generator listrik yang menjamin ketersediaan listrik. Pun di Amerika atau Eropa yang konon infrastruktur listriknya jauh di atas negara kita, generator tidak pernah absen dari equipment yang harus tersedia di data center. Di gedung-gedung yang digunakan sebagai data center di negara kita juga menyediakan hal itu. Baik di Cyber, TIFA maupun IDC 3D.

Koneksi internet pun harus punya SLA yang memadai. Normalnya data center akan mempunyai multiple upstream provider yang diblend dengan protokol BGP. Koneksi internet yang didesign untuk rumahan atau SOHO tidak menyediakan SLA yang dibutuhkan oleh data center. Lebih jauh dari itu, yang perlu diperhatikan adalah data center lebih butuh upstream ketimbang downstream atau minimal simetris antara keduanya.

UPS yang digunakan pun, normalnya adalah online UPS dan bukan offline UPS. Ini penting karena banyak yang tidak aware dengan jenis-jenis UPS, fungsi dan featurenya saat coba menyediakannya. Faktor yang dominan jadi penentu saat procurement, biasanya adalah harga yang dibandingkan dengan kapasitas UPS :(

Nah, ada pertanyaan menarik. Apakah harus menyediakan semua equipment itu untuk menjalankan data center sendiri? Jawabnya bisa "iya" atau "tidak". Yang jadi masalah adalah seberapa tinggi SLA yang akan ditawarkan data center ke pelanggan. Yang jelas, semua equipment dan perangkat-perangkat itu tidak disediakan untuk hanya mengatasi kondisi normal tapi untuk mengatasi kondisi tersulit yang mungkin akan dihadapi oleh data center itu dalam operasinya sehari-hari nanti. Pada saat normal bisa saja pengelola berucap, "tanpa alat-alat mahal itu, data center kami tetap jalan koq selama ini". Ujiannya tidak datang di hari-hari tenang. Tapi di hari-hari yang tidak pernah terpikirkan akan terjadi dalam hari-hari normal. Gardu PLN terbakar dan tidak bisa supply listrik selama 2-3 hari, misalnya. UPS saja tidak akan sanggup supply listrik dalam rentang waktu ini.

Atau, di kejadian lain, ISP yang jadi andalan pengelola tercangkul kabel fiber opticnya, misalnya. Hanya dengan mengandalkan satu upstream provider, tidak akan mungkin bisa memenuhi SLA yang ditawarkan. Atau, pengelola akan menawarkan layanan tanpa SLA yang tinggi. Atau bahkan tanpa SLA sama sekali :)

Maaf kalau kepanjangan dan semoga bermanfaat.
 

deydi

Apprentice 1.0
mukin ada orang daerah seperti saya yang belum pernah melihat data center seperti di gedung cyber seperti apa, wujud fisik server bagaimana? karena selama ini kita hanya ketemu sama laptop dan PC aja di kantor, bisa jalan-jalan ke kantor pemda terdekat, biasanya server LPSE berada di biro pembangunan, ada juga di infokom.
melihat kondisi server mereka yang setiap hari digunakan untuk lelang semua SKPD yang ada dijajarannya, atau server LPSE Keementrian yang setiap hari digunakan lelang oleh jajaran kementrian yg menggunakan dana APBN, kondisinya lumayan sederhana, kalau mau dihitung harga semua kayaknya ngak sampai 1 M.

Kalau tempat saya, servernya pakai 2 mesin, 1 sebagai server utama dan satunya lagi backup, kemarin server utama sempat rusak dan harus dikirim ke IBM, alhamdullah server backup bisa jalan, dan untuk backup listrik ada UPS, ada juga Genset yang tidak kalah kecil, karena listrik padam sepertinya tak terasa, kecuali kalau petugas gensetnya lagi pulang makan terus kunci tempat genset lupa dititip ke petugas lain.

Kalau masalah telp emang masih mengandalkan 1 line telkom speedy 1 mbps.


so, kalau mau bikin data center kecil-kecilan sepertinya bisa, ngak ngeri-ngeri aman sampai 1 milyar, kalau pelanggannya udah banyak seperti MWN, dll mungkin 1 M adalah dana yang kecil, karena pemasukan juga sudah sangat besar.

Namun kalau mau mulai dengan 2 server saja, buat pertama, nanti kalau sudah banyak pelanggan baru raknya mulai di isi bandwith mulai ditambah, dll, kalau begitu saya rasa uang 1 M ngak bakalan habis.
 

idroot

Apprentice 2.0
so, kalau mau bikin data center kecil-kecilan sepertinya bisa, ngak ngeri-ngeri aman sampai 1 milyar, kalau pelanggannya udah banyak seperti MWN, dll mungkin 1 M adalah dana yang kecil, karena pemasukan juga sudah sangat besar.

Namun kalau mau mulai dengan 2 server saja, buat pertama, nanti kalau sudah banyak pelanggan baru raknya mulai di isi bandwith mulai ditambah, dll, kalau begitu saya rasa uang 1 M ngak bakalan habis.

IMHO ...
Mungkin perlu dibedakan antara "Ruang Server" dan "Datacenter"
Seperti kata bos perdhanahost, kalau DC mengacu ke seberapa tinggi SLA yang akan ditawarkan ke pelanggan
Ini berpengaruh terhadap bugdet,design, peering, rencana pengembangan dll
Kalau untuk kebutuhan sendiri, tanpa beban SLA ke pelanggan, mungkin budget Rp 25 juta cukup untuk bikin "Ruang Server" :)
Kebutuhannya kira2:
- Ruang 2x3 , bisa bikin pakai gypsum, atau dinding kaca
- Rack 42u
- AC 1/2pk
- UPS offline
- Genset portable
- Koneksi (speedy??)
- apa lagi yah ??

CMIIW
 

james2ndcloud

Beginner 1.0
seperti kata om eduard_jazz, biaya tergantung dari TIER brp yang mao di achieve om.

liat table dibawah ini (dikutip dari om google):
Tier 1 = Non-redundant capacity components (single uplink and servers).
Tier 2 = Tier 1 + Redundant capacity components.
Tier 3 = Tier 1 + Tier 2 + Dual-powered equipments and multiple uplinks.
Tier 4 = Tier 1 + Tier 2 + Tier 3 + all components are fully fault-tolerant including uplinks, storage, chillers,

Tier 1: Guaranteeing 99.671% availability.
Tier 2: Guaranteeing 99.741% availability.
Tier 3: Guaranteeing 99.982% availability.
Tier 4: Guaranteeing 99.995% availability.

bikin DC itu yang paling sulit facility'nya Tuan, networknya yang paling simple :)

Facility : listrik, aircon, Fire Suppression Systems‎, Rest Floor


kalo dijabarkan kira2 spt dibawah ini:

LISTRIK:
- Dual source A/source B
- Breaker (per-PDU / Per-row), per-PDU itu mahal tapi SLA nya tinggi, per-row murah tapi SLA rendah secara rack sebelah short circuit kita juga kena impactnya hehe..
- Single phase / 3 phases ( old infra biasanya single phase, dc baru mestinya udah 3 phases)
- backup : Genset, UPS (battery, ini mesti dihitung supaya bisa support brp lama sebelum genset hidup dan tiap tahun mesti di maintenance and biaya maitenancenya mahal Tuan :))

Aircon:
- ini juga sulit, tergantung kebutuhan, nanti ada hitungan dan standardnya brp btu yang dibutuhkan (coba googling : data centre air conditioning calculator)

Fire Suppression Systems:
- ini biasa pake gas FM200, ini juga mahal Tuan dan harus rutin di maintenance, sekali semprot kosong itu tangki dan isi lagi bisa diatas $50k usd.

Rest Floor:
ini mestinya standard ya, buat aircon blow cool air ke rack-rack, juga lantainya ada yg perforated (yg bolong2) untuk ditaro di koridor yang buat buang hawa panas dari server.

sisanya bagian network yang paling simple :)
- cabling system, biasanya pake system tray diatas rack, krn umumnya rest flood cuma untuk aircon, kalau ditaro kabel2 juga nanti menghalangi aircon.

kira-kira begitu Tuan, tapi semua itu bisa dipelajari, di google pasti ada kok :)
 
Status
Not open for further replies.

Top