Floppy Disk Masih Digunakan Pada Kapal Selam Nuklir


Status
Not open for further replies.

Tirah Wawas

Apprentice 1.0
8-inci-disket.jpg

Siapa yang menyangka sistim persenjataan yang ada pada kapal selam bertenaga nukilir kepunyaan angkatan laut Amerika Serikat ternyata masih memakai disket yang populer penggunaannya pada era 1970an yang ukurannya sekitar 8 inci. Hal ini terungkap pada sebuah laporan pemerintah. Seperti yang dilansir dari KompasTekno, Minggu (29/5/2016).

Di dalam laporan tersebut tertulis bahwa Departemen Pertahanan AS (Pentagon) memakai sistim yang digunakan untuk melakukan koordinasi rudal balistik antarbenua pada kapal selam nuklir, pesawat pengebom, serta pesawat pembawa bahan bakar, ternyata masih mengandalkan komputer IBM Seri 1 dari masa tahun 1970an dan menggunakan disket berukuran 8 inci.

Floppy disk 8 inci yang digunakan tersebut memiliki kemampuan penyimpanan sebesar 237.25KB, cukup untuk menyimpan sekitar 15 detik file audio, atau sekitar 47% dari file JPEG yang dikompres.

Seperti yang sudah kita ketahui penggunaan disket seperti itu sudah mulai ditinggalkan sejak akhir 70-an, yang kemudian digantikan ukuran yang lebih kecil yaitu 3,5-5,25 inci, yang kemudian sepenuhnya digantikan oleh CD di akhir tahun 90-an.

“Sistim tersebut masih tetap digunakan karena, singkatnya, masih berfungsi,” jelas juru bicara Pentagon, Letkol Valerie Henderson.

“Bagaimanapun, untuk mengatasi kekhawatiran akan kekunoannya, penggunaan disket terebut rencananya akan diganti dengan peralatan digital yang aman pada akhir 2017,” tambahnya.

Letkol Henderson juga menjelaskan proses untuk modernisasi pada Komando Nuklir, Pengendalian serta Komunikasi saat ini masih terus berlangsung dilakukan sampai dengan pergantian pada seluruh sistem dicapai, yang ditargetkan selesai pada akhir 2020.

Pentagon adalah salah satu dari beberapa departemen yang memerlukan pergantian sistim secara mendesak hal tersebut disampaikan oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS.

Didalam laporan itu juga menjelaskan berapa besar dana yang digunakan tiap tahunnya untuk biaya perawatan teknologi yang sudah bisa dikatakan kuno tersebut. Biaya yang dikeluarkan mencapai 61 miliar dollar Amerika atau hampir sekitar 828 triliun rupiah.

Jumlah biaya yang dikeluarkan tersebut hampir tiga kali lebih besar dari jumlah biaya pemeliharaan untuk sistim IT yang modern.
 
Status
Not open for further replies.

Top