Menkominfo: Perlu Adanya Pemahaman Lebih Mendalam Mengenai TPP


Status
Not open for further replies.

Tirah Wawas

Apprentice 1.0
halalbihalal-tpp.jpg

Jakarta – Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) pada Selasa, 19 Juli 2016, menyelenggarakan acara Halal Bihalal yang diisi dengan diskusi bertemakan “Trans Pacific Partnership: Untung Rugi Keikutsertaan Indonesia”, di Ballroom Mercantile Athletic Club World Trade Center 18th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31 Jakarta Selatan.

Selain dihadiri para Anggota MASTEL dan mitra dari lingkungan pemerintah, asosiasi dan swasta. Hadir pada kesempatan itu Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Prof. Dr. Mari Elka Pangestu, Ph.D sebagai pembicara.

Ketua Umum MASTEL Kristiono didalam sambutannya menyampaikan bahwa ada dua agenda yang akan selesaikan sampai pertengahan Agustus. Pertama adalah mengenai pandangan MASTEL apabila kita bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP). Sementara yang kedua adalah pandangan MASTEL terhadap draft undang-undang telekomunikasi yang baru. Dimana kedua agenda tersebut merupakan permintaan pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Pada kesempatan yang sama Menkominfo Rudiantara didalam sambutannya mengatakan perlu ada pemahaman lebih mendalam mengenai TPP, sehingga nanti akan sesuai dengan pesan Presiden yaitu membuat Indonesia lebih kompetitif di dunia internasional dengan aman, dan bagaimana membuat bisnis di Indonesia menjadi semakin efisien. Dimana dua hal tersebut adalah kunci yang bisa menjadikan Indonesia lebih kompatibel. Beliau mengharapkan semoga dari hasil diskusi akan dapat diambil pembelajaran yang dapat membuat kita lebih mengetahui lebih banyak mengenai TPP.

Sebagai nara sumber Mari Elka Pangestu menyampaikan presentasi yang bertemakan “Perlukah Indonesia Bergabung Dengan TPP?”. Dimana beliau memberikan penjelasan secara umum mengenai TPP dan dampaknya. Pada awalnya TPP di mulai oleh empat negara kecil, yaitu Brunei, Chile, New Zealand, dan Singapura. Barulah pada tahun 2010 Amerika secara gencar mulai bergabung dan disusul oleh Jepang. Negara lain yang sudah tergabung di dalam TPP adalah Australia, Canada, Malaysia, Mexico, Peru, dan Vietnam.

Di akhir pembicaraannya Mari menyampaikan diperkirakan perlu 1 – 3 tahun untuk mengimplementasikannya. Jadi ada masa transisi yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan persiapan. Disamping itu TPP dapat juga dipergunakan untuk mendorong reformasi ekonomi dan “governance” yang saat ini Indonesia butuhkan. Apabila TPP sudah diimplementasikan dan Indonesia tidak ikut serta, Indonesia harus punya strategi yang jelas untuk dapat meningkatkan daya saing dalam era yang semakin global.

Acara ditutup dengan penyerahan buku berjudul “Bingkai Waktu” karya Indar Atmanto. Beliau sebelumnya adalah Ketua Bidang Internet dan Data Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) periode 2012-2015. Buku yang beliau tulis adalah sebuah buku yang berisi kumpulan kearifan yang terjadi di sekitar kita.
 
Status
Not open for further replies.

Top