saya dulu pelaku MLM.. sekarang udah ga sebagai pelaku, tapi tetep rutin sebagai konsumen (pemakai produk MLM) karena produknya memang bagus sekali.
segi produk
produk berkualitas dan harga cukup mahal
manfaat dari produk kalau saya dan keluarga dan relasi lainnya insyaAllah sangat berarti.
segi edukasi
edukasi MLM ada di pertemuan dan langsung dipraktekkan di masyarakat. edukasi ini dikembangkan oleh leader (taraf nasional) untuk pengembangan jaringan. para leader mengembangkan edukasi berdasarkan apa yang pernah dialaminya hingga dia bisa dikatakan sukses (mendapatkan penghargaan).
saat saya menjalankan usaha ini, emosi negatif adalah yang sering digunakan. entah leader saat itu sadar atau ga dalam menularkan semngatnya ke jaringan ini. seperti saat kita memperoleh penghargaan (mobil, reward lainnya) kita ingin balas dendam ke orang yang dulunya pernah mengejek atau meremehkan kita saat masih berusaha, persaaan tidak nyaman berada di lingkungan tempat tinggal karena sepertinya orang2 sekitar adalah orang2 yang tidak tau dan tidak ingin sukses. perasaan2 itulah yang biasanya ditimbulkan dari edukasi. padahal hal ini tidak perlu dan malah berdampak negatif bagi diri sendiri bikin kepala panas sendiri. mungkin tmn2 udah tau pak Adi W Gunawan, beliau mempunyai passion dalam hal tranformasi diri beliau juga banyak sindiran ke edukasi yang ada di MLM. pelaku MLM akan tau, apa yang perlu diperbaiki dalam edukasi mereka setelah (mungkin) mengikuti pelatihan beliau (3 hari 4 malam).
sekarang edukasi sudah berubah atau belum saya tidak tahu.
segi perusahaan
perusahaan saya yang ikuti, saya anjungi jempol. perusahaan cina.
pemimpinnya memang kepribadian bagus, begitu juga perusahaannya
cerita saudara saya, saat ada wisata dengan biaya 600ribuan yang dibayarakan langsung ke perusahaan (dlm hal ini bukan ke support sistem). saudara saya dah bayar, tetapi tidak jadi ikut karena suatu alasan. saudara saya tidak berkeinginan untuk mengambil lagi uang itu,biarlah toh ini juga gara2 diri tidak bisa ikut. namun setahun kemudian, saudara saya ada telp dari perusahaan (cabang) menanyakan apakah saudara saya itu pernah ikut program tour dan dia tidak ikut? saudara saya jawab iya, dan uang dikembalikan.
saya bayangin, cashflow perusahaan dengan omset sebesar itu masih sempat ngurusin duit tour sebesar 600ribu dan telp lagi. saya geleng2..
(tutup buku or laporan tahunan)
itu cerita saya Tuan