Pakai Engine Sendiri atau Engine orang?


Status
Not open for further replies.

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
Ya sudah. Cuma apa tidak cukup disedarhanakan saja jalan kaki versus mobil. Tidak perlu dilanjutkan dengan mobil merek apa, pakai sepatu merek apa. Ini membuat sesuatu yang bisa disederhanakan menjadi rumit.
Karena menurut saya beda analoginya. Itulah perbedaan pemikiran kita. Beda kan gak masalah Om. Tidak serta merta membuat satu baik satu jelek apalagi satu benar yang lain salah. :67:
 

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
Ya sudah. Cuma apa tidak cukup disedarhanakan saja jalan kaki versus mobil. Tidak perlu dilanjutkan dengan mobil merek apa, pakai sepatu merek apa. Ini membuat sesuatu yang bisa disederhanakan menjadi rumit.

Ohya, mungkin saya yang salah tangkap, tapi karena topiknya adalah pakai engine sendiri atau engine orang, dengan analogi yang Om buat saya nangkapnya seakan2 pakai engine sendiri ibarat jalan kaki, pakai engine orang ibarat naik mobil. Itu yang saya kurang sependapat. Kalau maksudnya bukan begitu, ya mohon dimaafkan. :67:
 

mustafaramadhan

Hosting Guru
Ohya, mungkin saya yang salah tangkap, tapi karena topiknya adalah pakai engine sendiri atau engine orang, dengan analogi yang Om buat saya nangkapnya seakan2 pakai engine sendiri ibarat jalan kaki, pakai engine orang ibarat naik mobil. Itu yang saya kurang sependapat. Kalau maksudnya bukan begitu, ya mohon dimaafkan. :67:
Kalau anda pakai engine sendiri artinya anda harus buat dulu sebelum bisa digunakan bukan?. Kalau 'kemampuan' terhadap coding masih kelas bawah maka kapan jadinya si engine sendiri itu?.

Sesuai saran saya sebelumnya, mulai bangun CMS berawalkan simple/slim seperti Pluxml. Dari engine CMS ini akan bisa dibangun engine sendiri. Karena tipenya yang simple/slim maka masih banyak yang bisa di-explore daripada pakai yang tipe gemuk/komplek seperti wordpress misalnya.

Sebagai pengembang saya selalu berpikir dan coba menghindari sesuatu yang bersifat 'mainstream' sehingga tidak bisa disebut sebagai golongan 'me-too'.

Sebagai contoh, saya mengembangkan theme/skin untuk Kloxo-MR (saya sebut 'simplicity skin') yang berbeda 'gaya' dengan theme yang dipakai oleh umumnya control panel (silahkan bandingkan 'gaya' theme untuk beberapa control panel maka ditemukan model yang 'begitu-begitu' saja).

Ketika semua control panel umumnya masih berkutat dengan apache, nginx atau nginx-proxy, saya malah melihat hiawatha sebagai alternative lain. Bahkan di Kloxo-MR 7 terakhir dimungkinkan si user untuk memilih nginx atau apache untuk eksekusi php (tentunya dalam lingkungan nginx-proxy).

Saya bahkan melihat kemungkinan untuk nginx, hiawatha dan apache berjalan serentak dan setiap user dimungkinkan memilih ingin pakai apa. Apakah nginx standalone, hiawatha standalone, apache standalone, nginx-proxy atau hiawatha-proxy.
 

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
Kalau anda pakai engine sendiri artinya anda harus buat dulu sebelum bisa digunakan bukan?. Kalau 'kemampuan' terhadap coding masih kelas bawah maka kapan jadinya si engine sendiri itu?.

Sesuai saran saya sebelumnya, mulai bangun CMS berawalkan simple/slim seperti Pluxml. Dari engine CMS ini akan bisa dibangun engine sendiri. Karena tipenya yang simple/slim maka masih banyak yang bisa di-explore daripada pakai yang tipe gemuk/komplek seperti wordpress misalnya.

Sebagai pengembang saya selalu berpikir dan coba menghindari sesuatu yang bersifat 'mainstream' sehingga tidak bisa disebut sebagai golongan 'me-too'.

Sebagai contoh, saya mengembangkan theme/skin untuk Kloxo-MR (saya sebut 'simplicity skin') yang berbeda 'gaya' dengan theme yang dipakai oleh umumnya control panel (silahkan bandingkan 'gaya' theme untuk beberapa control panel maka ditemukan model yang 'begitu-begitu' saja).

Ketika semua control panel umumnya masih berkutat dengan apache, nginx atau nginx-proxy, saya malah melihat hiawatha sebagai alternative lain. Bahkan di Kloxo-MR 7 terakhir dimungkinkan si user untuk memilih nginx atau apache untuk eksekusi php (tentunya dalam lingkungan nginx-proxy).

Saya bahkan melihat kemungkinan untuk nginx, hiawatha dan apache berjalan serentak dan setiap user dimungkinkan memilih ingin pakai apa. Apakah nginx standalone, hiawatha standalone, apache standalone, nginx-proxy atau hiawatha-proxy.

Exactly seperti itu. Tidak harus menjadi "me too". Saat kebanyakan orang pakai cPanel tidak salah pakai Kloxo buatan sendiri. Saat kebanyakan orang merasakan enaknya engine yg jadi, tidak salah jika pakai engine sendiri.

Untuk pemula yang mau "terjun di dunia persilatan", kalau saya justru menyarankan membuat engine sendiri dari awal sekalian belajar. Memang enak pakai framework yg sudah jadi, tapi saya sering menemui pemula "terjebak" dalam framework, sehingga susah diajak ngerjain kerjaan lain dengan framework lain. Sama halnya kayak ngelola server, enak kalau pakai control panel, tapi bagaimanapun juga harus bisa memahami apa yg dilakukan di belakangnya.

Saya tidak tahu pasti TS level keahliannya seberapa, tapi kalau saya lihat TS memang beniat bikin CMS sendiri dan sepertinya tidak dikejar tenggat waktu, jadi kenapa tidak bikin sendiri aja dari awal engine-nya?
 

mustafaramadhan

Hosting Guru
Exactly seperti itu. Tidak harus menjadi "me too". Saat kebanyakan orang pakai cPanel tidak salah pakai Kloxo buatan sendiri. Saat kebanyakan orang merasakan enaknya engine yg jadi, tidak salah jika pakai engine sendiri.

Untuk pemula yang mau "terjun di dunia persilatan", kalau saya justru menyarankan membuat engine sendiri dari awal sekalian belajar. Memang enak pakai framework yg sudah jadi, tapi saya sering menemui pemula "terjebak" dalam framework, sehingga susah diajak ngerjain kerjaan lain dengan framework lain. Sama halnya kayak ngelola server, enak kalau pakai control panel, tapi bagaimanapun juga harus bisa memahami apa yg dilakukan di belakangnya.

Saya tidak tahu pasti TS level keahliannya seberapa, tapi kalau saya lihat TS memang beniat bikin CMS sendiri dan sepertinya tidak dikejar tenggat waktu, jadi kenapa tidak bikin sendiri aja dari awal engine-nya?
Sebelum saya terlibat di php (dan Kloxo/Kloxo-MR) saya pernah buat CMS sederhana yang saya tulis dengan asp (ingat bukan asp.net).
 

Nina Prasetyo

Expert 2.0
Ini TS-nya minta saran utk bikin website, apakah pakai :
1. engine buatan sendiri
2. engine buatan orang

Berubah haluan topiknya menjadi, antara :
1. pake framework
2. jangan pake framework

Luar biasa DWH ini, ... dinamis sekali diskusinya :D

Saya yang pernah terlibat dalam beberapa project (diantaranya as project manager), cenderung memiliki haluan spt berikut:

IF project = website biasa (web profile, personal) THEN use general CMS like Wordpress, Joomla, etc.
IF project = custom web app without timing target (tanpa target waktu, santai, leha2) THEN use general PHP/Perl/Ruby/Go coding.
IF project = custom web app with tight timing target (target waktu yg ketat, apalagi sdh ditentukan dan di promosikan tanggal live/launchingnya) THEN use one of PHP/Perl/Ruby/Go framework.

Itu kecenderungan saya, tidak dapat dijadikan patokan juga. Karena memang, kadangkala kita bisa buat coding yang lebih small and clean dibanding framework, tapi kadang2 juga bisa sebaliknya. Kadang, framework lebih cepat load-nya dibanding coding kita atau sebaliknya. :D
 

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
Ini TS-nya minta saran utk bikin website, apakah pakai :
1. engine buatan sendiri
2. engine buatan orang

Berubah haluan topiknya menjadi, antara :
1. pake framework
2. jangan pake framework

Luar biasa DWH ini, ... dinamis sekali diskusinya :D

Saya yang pernah terlibat dalam beberapa project (diantaranya as project manager), cenderung memiliki haluan spt berikut:

IF project = website biasa (web profile, personal) THEN use general CMS like Wordpress, Joomla, etc.
IF project = custom web app without timing target (tanpa target waktu, santai, leha2) THEN use general PHP/Perl/Ruby/Go coding.
IF project = custom web app with tight timing target (target waktu yg ketat, apalagi sdh ditentukan dan di promosikan tanggal live/launchingnya) THEN use one of PHP/Perl/Ruby/Go framework.

Itu kecenderungan saya, tidak dapat dijadikan patokan juga. Karena memang, kadangkala kita bisa buat coding yang lebih small and clean dibanding framework, tapi kadang2 juga bisa sebaliknya. Kadang, framework lebih cepat load-nya dibanding coding kita atau sebaliknya. :D
Hehehe, ngalor ngidul ya, sampai ke jaman Nabi Musa segala. Maaf deh Tante. Bagaimana kalau sebutannya bukan dinamis, tapi elastis (biar berbau2 "cloud" gitu, hehehe).
 

arissety

Apprentice 1.0
Ini TS-nya minta saran utk bikin website, apakah pakai :
1. engine buatan sendiri
2. engine buatan orang

Berubah haluan topiknya menjadi, antara :
1. pake framework
2. jangan pake framework

Luar biasa DWH ini, ... dinamis sekali diskusinya :D

Saya yang pernah terlibat dalam beberapa project (diantaranya as project manager), cenderung memiliki haluan spt berikut:

IF project = website biasa (web profile, personal) THEN use general CMS like Wordpress, Joomla, etc.
IF project = custom web app without timing target (tanpa target waktu, santai, leha2) THEN use general PHP/Perl/Ruby/Go coding.
IF project = custom web app with tight timing target (target waktu yg ketat, apalagi sdh ditentukan dan di promosikan tanggal live/launchingnya) THEN use one of PHP/Perl/Ruby/Go framework.

Itu kecenderungan saya, tidak dapat dijadikan patokan juga. Karena memang, kadangkala kita bisa buat coding yang lebih small and clean dibanding framework, tapi kadang2 juga bisa sebaliknya. Kadang, framework lebih cepat load-nya dibanding coding kita atau sebaliknya. :D

ELSE
bayar lebih murah programmer+desainer, kasih standard pengerjaan, dapat source code + laba. :D
 
Status
Not open for further replies.

Top