Virtual Private Hosting, Bagus atau Bodoh?


Status
Not open for further replies.

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
Lagi kepikiran aja soal ini. Takut lupa, saya tulis di sini berharap dapat pencerahan baru dari para master. Konsepnya sih biasa, tapi sepertinya belum banyak yg pakai untuk tujuan komersial.

Memperkenalkan istilah baru: VPH (Virtual Private Hosting). Gak tahu sudah ada yang pernah memperkenalkan istilah ini juga apa belum. :D

VPH ini agak banci, posisinya di antara Virtual Private Server (VPS) dan Shared Hosting. Mungkin mirip NAT VPS tapi gak persis juga sih.

Idenya adalah memberi user ruang private tapi ada juga ruang bersama. Selama ini yang menjadi perhatian dari shared hosting adalah keamanan dan penggunaan resource. Keamanan ini terutama pada web server yg mana user bisa bebas masukin script PHP. Apalagi kalau membolehkan user akses SSH. Pada bagian ini Cloudlinux menjadi solusi yg populer.

Saya pribadi belum secara mendalam ngoprek Cloudlinux, tapi saya menduga dibanding LVM dan cageFS, harusnya virtualiasasi seperti openVZ/LXC lebih menjamin keamanan dan pembatasan resource dan akses. Mohon dapat dikoreksi jika tidak tepat.

Sementara ada service lain yang sepertinya cukup aman jika digunakan bersama seperti DNS, mail, mysql.

Agar user tidak repot mengelola, tentu perlu disediakan control panel yang integrated. User tinggal pakai aja layaknya shared hosting, tapi ada service yang jalan di VPS.

Trade off dari konsep ini adalah penggunaan resource yang lebih besar. Tapi mungkin hoster bisa menarik biaya yang lebih dari pada shared hosting biasa.
 

natanetwork

Hosting Guru
Verified Provider
kalo VPS yg dapet ip public sharing pake NAT prnah denger.. tapi kalo VPH ini agak kurang jelas..kecuali dijabarkan definisinya..

kalo saya rasa 1 level diatas shared hosting ya bisa ke VPS..
kalo ditegah2 shared hosting dan VPS ini jadi rancu tar.. mau kearah mana..

kalo VPS yg ip publicnya sharing ini ya bisa aja untk menekan biaya ;)
 

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
kalo VPS yg dapet ip public sharing pake NAT prnah denger.. tapi kalo VPH ini agak kurang jelas..kecuali dijabarkan definisinya..

kalo saya rasa 1 level diatas shared hosting ya bisa ke VPS..
kalo ditegah2 shared hosting dan VPS ini jadi rancu tar.. mau kearah mana..

kalo VPS yg ip publicnya sharing ini ya bisa aja untk menekan biaya ;)

Mohon maaf jika penjelasan saya kurang jelas. :D

Rancu karena saat ini kita hanya mengenal VPS dan Shared Hosting. Yang saya sampaikan adalah definisi baru di antara keduanya, dengan menjalankan sebagian dari VPS dan Shared Hosting. Jadi tidak perlu bingung mengarah ke mana, karena memang dengan sengaja mau mengarah ke suatu tempat di antaranya. Hehehe.
 
Last edited:

GPLHosting

Hosting Guru
ide bagus.

ini nih yang namanya memanfaatkan niche market, pasti ada aja yang butuh koq om @masiqbal ...

Sukses ya om untuk produk barunya.

+1 like buat ide nya.
 

dhyhost

Web Hosting Service
The Warrior
Verified Provider
selama bisa mempromosikan dengan baik produk apapun pasti bagus :D
 

Lukmanul Hakim

Apprentice 1.0
"Private" ya ?, kalau hanya Virtual Environment, CloudLinux sudah bisa (CageFS, LVE). Tapi Private ? (Privasi), ada file apaan sih di Home Dir-nya ? :D

Biasanya layanan Shared Hosting pun punya Privacy Policy kok. Kalau Private disini dikatakan "Owned", ya VPS satu-satunya, tidak bisa Shared semacam CloudLinux, karena tidak Full Root Access.

Baik VPS maupun Shared Hosting bahkan yang menggunakan CloudLinux pun, keduanya sama-sama Shared Resource, kecuali beberapa Cloud Server yang setau saya ada yang menawarkan Dedicated Core CPU, Full Redudancy Hardware dan Network Dedicated. Tergantung Provider.

Ada layanan Private WHM, itu adalah VPS yang dalam penjualannya sudah Bundling dengan Lisensi WHM/cPanel. Lagi, "Private" dimaksudkan adalah: "Root".

Dalam pemahaman saya, CloudLinux Hosting itulah yg definisinya sesuai dengan definisi TS, meski jadinya disebut "Virtual Hosting" saja, yang , karena CloudLinux memiliki Proprietary Feature yang mampu menciptakan Virtual Environment baik itu Directory/Storage (CageFS), maupun Guaranteed Shared Resource (LVE). Tapi tidak ada akses root.

Kalau CloudLinux diinstall di Server, maka CloudLinux itu sama seperti VPS yang Guaranteed Shared Resource namun punya benefit lain yakni Shared Software License, Security Hardening, Configuration, dsb. Kelemahannya tidak punya akses root. Karena fokus/tujuan utama adalah sebagai Web Hosting, sehingga level user-nya adalah Webmaster (Pemilik Website) yang tidak butuh akses root, ngoprek server, dsb

Ibaratnya ada 100 orang pemilik website, patungan mengumpulkan uang untuk beli Server, lalu diinstal CloudLinux, dan segala macam 3rd Party Software and Service, lalu mereka tunjuk divisi SysAdmin untuk Monitoring dan Maintenance serta Security Hardening (Managed Service). "yang punya duit" itu pun tinggal pakai untuk website mereka, dengan "jatah" Resource yang Guaranteed, meski masih Shared (Seperti VPS juga Shared dengan VPS lain di Host/Node yang sama).

Server itu "Host", CloudLinux itu "Platform Virtualisasi", User itu "Guest".

Kalau VPS kan Platform Virtualisasi ada KVM, OpenVZ, dsb yang mana Guest-nya full access root.


Bahkan kalau perlu, masing-masing bisa saja pakai Dedicated IP sendiri, jika tidak ingin pakai Shared IP.

Maka, di satu sisi para user punya Environment sendiri (Privasi, mencegah Jumping, dsb), disatu sisi para user punya ruang umum bersama, misalnya sama-sama pakai Lisensi LiteSpeed yang sama, Softaculous yang sama, BitNinja yang sama, dsb dan ya, Lisensi CloudLinux itu sendiri, dan juga cPanel/WHM.


Penggunaan Resource besar, atau alokasi "Free/Available Resource", itu tergantung Hoster apakah fokus ke Quality, atau Quantity (Oversell). Patokannya Server Load, Memory Used, Disc, dsb di halaman "Server Information" di WHM/cPanel, berapa CPUS yang terpakai berbanding dengan jumlah user, jika menambahkan alokasi CPU Core udah mentok, maka tambah Hypervisor baru untuk pelanggan baru selanjutnya. Biarlah "Free/Available Resource" yang ada di server lama itu "direbutkan" oleh pelanggan disana.

LVE sering dijadikan tools buat throttling doang sih, biar user yang muat di server yang sama bisa banyak, user yang kecewa karena throttling itu pun mencap buruk Shared Hosting meskipun pakai CloudLinux (kalau pakai CentOS, dikit-dikit suspend), maka munculah ketidakpuasan, dan tentu saja VPS menjadi pemuas kebutuhan yang lebih itu. Padahal ya sama saja Shared Resource juga.

Ada kasus, orang cuma bisa install webuzo doang dan wordpress, tapi nekat pakai Unmanaged VPS, lalu kena serangan xmlrpc DDoS, disuspend provider samapai 3x suspened unsuspend belum diatasi pelanggan vps unmanaged itu, sampai akhirnya suspend terus menerus berhari-hari, dan pelanggan itu pun koar-koar di DWH, nuntut refund karena beli VPS 1 Bulan tapi dibayar lunas untuk 12 Bulan" :D

Mengenai Service lain yang terpisah, Mailbox bisa pakai Zoho, SMTP bisa pakai Zoho juga atau Mailgun (mesti add CC, meski cuma VCC), DNS bisa pakai CloudFlare.

Sejak era Cloud, pembeda VPS dengan Shared Hosting jadi tipis sekali, bahkan VPS (Cloud Server) sudah banyak menggantikan Dedicated Server untuk produksi Shared Hosting, di cPanel tidak ada lagi label "VPS Optimized" :D
 

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
ide bagus.

ini nih yang namanya memanfaatkan niche market, pasti ada aja yang butuh koq om @masiqbal ...

Sukses ya om untuk produk barunya.

+1 like buat ide nya.

Sebenarnya itu hanya ide asal2an, tidak berniat jualan layanan seperti itu. Entahlah nanti. Hehehe.
Yang malah kepikiran justru nyediain control panel nya buat hosters, sebagai alternatif cPanel+Cloudlinux. :D
 

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
"Private" ya ?, kalau hanya Virtual Environment, CloudLinux sudah bisa (CageFS, LVE). Tapi Private ? (Privasi), ada file apaan sih di Home Dir-nya ? :D

Biasanya layanan Shared Hosting pun punya Privacy Policy kok. Kalau Private disini dikatakan "Owned", ya VPS satu-satunya, tidak bisa Shared semacam CloudLinux, karena tidak Full Root Access.

Baik VPS maupun Shared Hosting bahkan yang menggunakan CloudLinux pun, keduanya sama-sama Shared Resource, kecuali beberapa Cloud Server yang setau saya ada yang menawarkan Dedicated Core CPU, Full Redudancy Hardware dan Network Dedicated. Tergantung Provider.

Ada layanan Private WHM, itu adalah VPS yang dalam penjualannya sudah Bundling dengan Lisensi WHM/cPanel. Lagi, "Private" dimaksudkan adalah: "Root".

Dalam pemahaman saya, CloudLinux Hosting itulah yg definisinya sesuai dengan definisi TS, meski jadinya disebut "Virtual Hosting" saja, yang , karena CloudLinux memiliki Proprietary Feature yang mampu menciptakan Virtual Environment baik itu Directory/Storage (CageFS), maupun Guaranteed Shared Resource (LVE). Tapi tidak ada akses root.

Kalau CloudLinux diinstall di Server, maka CloudLinux itu sama seperti VPS yang Guaranteed Shared Resource namun punya benefit lain yakni Shared Software License, Security Hardening, Configuration, dsb. Kelemahannya tidak punya akses root. Karena fokus/tujuan utama adalah sebagai Web Hosting, sehingga level user-nya adalah Webmaster (Pemilik Website) yang tidak butuh akses root, ngoprek server, dsb

Ibaratnya ada 100 orang pemilik website, patungan mengumpulkan uang untuk beli Server, lalu diinstal CloudLinux, dan segala macam 3rd Party Software and Service, lalu mereka tunjuk divisi SysAdmin untuk Monitoring dan Maintenance serta Security Hardening (Managed Service). "yang punya duit" itu pun tinggal pakai untuk website mereka, dengan "jatah" Resource yang Guaranteed, meski masih Shared (Seperti VPS juga Shared dengan VPS lain di Host/Node yang sama).

Server itu "Host", CloudLinux itu "Platform Virtualisasi", User itu "Guest".

Kalau VPS kan Platform Virtualisasi ada KVM, OpenVZ, dsb yang mana Guest-nya full access root.


Bahkan kalau perlu, masing-masing bisa saja pakai Dedicated IP sendiri, jika tidak ingin pakai Shared IP.

Maka, di satu sisi para user punya Environment sendiri (Privasi, mencegah Jumping, dsb), disatu sisi para user punya ruang umum bersama, misalnya sama-sama pakai Lisensi LiteSpeed yang sama, Softaculous yang sama, BitNinja yang sama, dsb dan ya, Lisensi CloudLinux itu sendiri, dan juga cPanel/WHM.


Penggunaan Resource besar, atau alokasi "Free/Available Resource", itu tergantung Hoster apakah fokus ke Quality, atau Quantity (Oversell). Patokannya Server Load, Memory Used, Disc, dsb di halaman "Server Information" di WHM/cPanel, berapa CPUS yang terpakai berbanding dengan jumlah user, jika menambahkan alokasi CPU Core udah mentok, maka tambah Hypervisor baru untuk pelanggan baru selanjutnya. Biarlah "Free/Available Resource" yang ada di server lama itu "direbutkan" oleh pelanggan disana.

LVE sering dijadikan tools buat throttling doang sih, biar user yang muat di server yang sama bisa banyak, user yang kecewa karena throttling itu pun mencap buruk Shared Hosting meskipun pakai CloudLinux (kalau pakai CentOS, dikit-dikit suspend), maka munculah ketidakpuasan, dan tentu saja VPS menjadi pemuas kebutuhan yang lebih itu. Padahal ya sama saja Shared Resource juga.

Ada kasus, orang cuma bisa install webuzo doang dan wordpress, tapi nekat pakai Unmanaged VPS, lalu kena serangan xmlrpc DDoS, disuspend provider samapai 3x suspened unsuspend belum diatasi pelanggan vps unmanaged itu, sampai akhirnya suspend terus menerus berhari-hari, dan pelanggan itu pun koar-koar di DWH, nuntut refund karena beli VPS 1 Bulan tapi dibayar lunas untuk 12 Bulan" :D

Mengenai Service lain yang terpisah, Mailbox bisa pakai Zoho, SMTP bisa pakai Zoho juga atau Mailgun (mesti add CC, meski cuma VCC), DNS bisa pakai CloudFlare.

Sejak era Cloud, pembeda VPS dengan Shared Hosting jadi tipis sekali, bahkan VPS (Cloud Server) sudah banyak menggantikan Dedicated Server untuk produksi Shared Hosting, di cPanel tidak ada lagi label "VPS Optimized" :D

Sebenarnya lebih untuk mengakomodasi kebutuhan aplikasi web user yang aneh-aneh, yang mungkin tidak disediakan oleh platform standar, yang kemahalan kalau harus sewa VPS.
 
Status
Not open for further replies.

Top