Merdeka! Merdeka! Merdeka! Saudaraku sebangsa setanah air, Indonesia.
Fakta membuat kita hidup dengan rupiah yang melemah. Bahan pangan naik, papan hampir tak terjangkau ditangan. Intolerasi beragama bergejolak bahkan gejala sukuisme merajalela. Nafsu manusia atas harta, tahta dan wanita semakin menggila. Lihatlah yang tergilas oleh KPK, manusia korup!
Saudaraku sebangsa setanah air! Kehidupan berbangsa dan bernegara sedang sakit. Lantas apa kita juga ikut kesakitan? Ikut meratapi? Atau malah ikut cari kambing hitam?
Kita adalah manusia merdeka! Bebas untuk menentukan sikap. Merdeka yang kebablasan atau merdeka yang waras! Mereka yang kebablasan, silakan ambil narkoba dan bersenggama tiap waktu. Hainul yakin bablas mati!
Mau merdeka yang waras? Segera merdeka kan pikiran bahwa kita dulu lahir tidak bisa negosiasi dengan Tuhan untuk terlahir dengan kondisi tertentu. Daerah, suku, agama tertentu. Lantas kenapa harus menciptakan intoleransi agama dan sukuisme? Yuk merdeka!
Merdeka kan jiwa dan raga kita untuk bangun sebelum subuh. Kumandangkan tilawah, gelar jamaah, getarkan doa, lakukan sunnah, berbagilah, bersyukurlah, berserikatlah dan hiasai dengan kesabaran. Berat? Nggak! Bisa karena terbiasa. Semua yang wajib dan hak itu sejatinya bersyukur. Bersyukur kepada Dzat tertinggi kita, Tuhan YME. Niscaya kedamaian akan jadi energi dongkrak semangat bagi jiwa dan raga kita. Hainul yakin!
Jadilah merdeka dengan kitab-kitabmu dan ikuti jalanNya.
Yang pusing karena hutang, niatkanlah untuk melunasinya. Yang merasa kesulitan menagih hutang, tagihlah sebanyak 3 kali. Jika masih bandel, ikhlaskan hutang itu, akan diganti oleh Tuhan YME. Yang merasa ditinggalkan, itu akan diganti dengan yang luebih JOSS. Hainul yakin!
Jadi saudaraku sebangsa setanah air, mulailah dari hatimu sendiri. Merdekalah yang waras! Hainul yakin semuanya jadi mudah dan negara akan jadi surga di dunia. Merdeka! Merdeka! Merdeka!
BOC Indonesia ucapkan Dirgahayu Kemerdekaan RI ke 70
