Jika melihat potensi maka boleh jadi prospektif ya , utamanya kalau mau berkorban diawal lebih banyak dari hasil yang diinginkan. Sebab diakui atau tidak , jual beli domain ,utamanya yang aftermarket punya sasaran dan target market yang berbeda. Jika di manca negara, utamanya US, Eropa dan Canada , orang sudah terbiasa membeli domain aftermarket dengan harga gila gilaan, karena memang ekosistem disana sudah terbangun dengan baik.
Mereka telah menyadari bahwa nama domain yang bagus harus diperoleh dengan segala cara ( dalam artian cara yang baik ) , sehingga tidak begitu mengherankan kalau mereka berani merogoh dompet lebih banyak dan tak mau ambil resiko dengan mendaftar pada ekstensi ekstensi domain yang kurang familiar ditelinga.
Andai domain marketplace yang dibangun hanya bertujuan untuk jual beli maka boleh jadi nasibnya akan sama dengan beberapa layanan yang sudah pernah ada di Indonesia, hanya ramai beberapa tahun lalu mengalami kemunduran hingga tak pernah digunakan lagi. Mungkin perlu bersama sama saling memberikan edukasi dan belajar bersama, sekaligus menyadarkan bahwa kita bangsa besar yang sudah semestinya mempunyai ekstensi domain yang bisa bersaing dengan negara negara yang lebih dulu masuk di ranah online.
Termasuk juga perlu meninjau ulang kebijakan harga domain .id yang dianggap oleh sebagian besar pelaku online berubah jadi berlipat lipat untuk ekstensi yang lebih mirip dengan subdomain seperti .co.id. Sebab .US , .DE, .NL, dan lainnya yang kedudukannya sama dengan .ID ( dalam artian sebagai ccTLD) saja untuk karakter pendek 3 atau 4 karakter dijual dengan harga yang tidak jauh beda dengan pasaran harga .com , bahkan sebagian lebih murah.
Setidaknya dengan harga yang lebih terjangkau oleh masyarakat kita , maka akan menarik minat pengguna pengguna baru untuk memiliki domain domain .id pendek ( 3- 4) karakter dan memacu pasar domain yang lebih baik dimasa depan. Tentunya tanpa mengabaikan kedudukan .COM yang sampai kini tetap jadi primadona di seluruh dunia.