(Ask) Performa Website Raksasa Brand Indonesia


XXIKU.COM

Hosting Guru
Kenapa branded besar dan ternama di Indonesia seperti Kompas, Ninja Express, Kantor Pos, Lazada, JNE, Liputan6, Merdeka dll server mereka lebih dipercayakan dan mayoritas di tenagai infrastuktur data center made in branded luar negeri ya seperti Amazon, Google Cloud, Alibaba, DigitalOcean, Linode, dll.

Apa memang Berarti sudah teruji ampuh mengatasi banjir traffic lokal daripada Data Center provider lokal kah atau Provider Indonesia ? dan itupun layanan web tetap stabil dan aman dan normal.

Bagi Big User sih sebenarnya soal biaya gak jadi acuan, asal memang website mampu berkinerja cepat dan mampu melayani ribuan-jutaan kunjungan dan terjamin kenyamanan dan kecepatan akses itu yang menjadi point prioritas. Lalu apakah sebenarnya mampu sebagian besar provider lokal mengapai permintaan umum ini ?

*Jadi pengen koleksi server SG
 
Last edited:

dhyhost

Web Hosting Service
The Warrior
Verified Provider
lebih banyak yang pakai lokal kok,
 

hostbadak

Expert 1.0
Dari yang kami ketahui, beberapa brand yang disebutkan sebagai contoh di atas menerima suntikan dana atau mempunyai perjanjian kerjasama dalam bentuk penyediaan infrastruktur (tentu dengan harga atau model pembayaran khusus). Jadi pemilihan provider tidak selalu karena kinerja (walaupun ini juga pasti masuk pertimbangan), ada hal-hal lain yang bisa jadi faktor penentu :)
 

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
Saya beberapa kali ketemu perusahaan yang pengen pindah ke cloud provider lokal, tapi seperti yg disampaikan Tuan @hostbadak, dia gak bisa pindah dari hyperscaler luar karena investornya (yg kebetulan dari luar negeri) menentukan dimana data centernya.
 

ariegm

Poster 1.0
dia gak bisa pindah dari hyperscaler luar karena investornya (yg kebetulan dari luar negeri) menentukan dimana data centernya.
Poin ini justru lebih menarik untuk dibahas. Kenapa mereka (investor itu) lebih memilih DC luar dari pada DC Indonesia, in fact pasar yang mereka garap adalah pasar Indonesia. :39:
 

hostbadak

Expert 1.0
Poin ini justru lebih menarik untuk dibahas. Kenapa mereka (investor itu) lebih memilih DC luar dari pada DC Indonesia, in fact pasar yang mereka garap adalah pasar Indonesia. :39:

Hal yang paling sederhana yang bisa dijelaskan adalah mereka punya saham (dan biasa dalam porsi yang besar) di cloud provider bersangkutan :)
 

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
Poin ini justru lebih menarik untuk dibahas. Kenapa mereka (investor itu) lebih memilih DC luar dari pada DC Indonesia, in fact pasar yang mereka garap adalah pasar Indonesia. :39:
Ada beberapa alasan tentunya, di antaranya yg saya tahu:
  • Investor ada saham juga di cloud provider tertentu seperti disampaikan Tuan @hostbadak . Contohnya Tokopedia yg sebelumnya di biznet pindah ke Alibaba
  • Induk perusahaan investor punya kerja sama dengan cloud provider tertentu sehingga diberlakukan untuk semua perusahaan di bawah payungnya.
  • Untuk citra perusahaan/layanan. Harus diakui bahwa citra provider dari luar lebih baik. Entah ini karena kita yang minder atau mereka punya tim marketing dan PR yg lebih jago, sampai konsumen bisa mudah memaafkan saat mereka ada masalah.
  • Untuk financial engineering. Ada klien yg melakukan untuk justifikasi pengajuan investasi baru ke investor yang lebih besar.
  • Compliance. Masih sedikit provider lokal yg punya sertifikasi2 tertentu.
  • Skala dan kelengkapan layanan. Harus diakui hyperscaler seperti AWS punya skala lebih besar dan jenis layanan yg lebih lengkap, walaupun kenyataannya mungkin hanya sedikit jenis layanan yg digunakan.
  • Harga layanan lokal murah (kalau dibanding hyperscaler seperti AWS, dll). Ini kasus unik ada calon klien yg gak jadi, bukannya seneng dapet harga murah tapi malah menganggap harga layanan lebih murah berarti tidak bagus.
  • Bahasa. Ini jika investor dari luar negeri yg juga menaruh orang2 dari luar juga, walaupun layanan untuk target orang Indonesia.
 

ariegm

Poster 1.0
Ada beberapa alasan tentunya, di antaranya yg saya tahu:
  • Investor ada saham juga di cloud provider tertentu seperti disampaikan Tuan @hostbadak . Contohnya Tokopedia yg sebelumnya di biznet pindah ke Alibaba
  • Induk perusahaan investor punya kerja sama dengan cloud provider tertentu sehingga diberlakukan untuk semua perusahaan di bawah payungnya.
  • Untuk citra perusahaan/layanan. Harus diakui bahwa citra provider dari luar lebih baik. Entah ini karena kita yang minder atau mereka punya tim marketing dan PR yg lebih jago, sampai konsumen bisa mudah memaafkan saat mereka ada masalah.
  • Untuk financial engineering. Ada klien yg melakukan untuk justifikasi pengajuan investasi baru ke investor yang lebih besar.
  • Compliance. Masih sedikit provider lokal yg punya sertifikasi2 tertentu.
  • Skala dan kelengkapan layanan. Harus diakui hyperscaler seperti AWS punya skala lebih besar dan jenis layanan yg lebih lengkap, walaupun kenyataannya mungkin hanya sedikit jenis layanan yg digunakan.
  • Harga layanan lokal murah (kalau dibanding hyperscaler seperti AWS, dll). Ini kasus unik ada calon klien yg gak jadi, bukannya seneng dapet harga murah tapi malah menganggap harga layanan lebih murah berarti tidak bagus.
  • Bahasa. Ini jika investor dari luar negeri yg juga menaruh orang2 dari luar juga, walaupun layanan untuk target orang Indonesia.
Iya, ini alasan yang lebih make sense. Jika dibahas secara spesifik, AWS berada di nomor awal pilihan mereka, karena banyaknya customer giant yang menggunakan layanan AWS. Kepercayaan Customer Giant ini telah berhasil mempersepsikan memilih AWS adalah tindakan yang sudah benar, dan tentunya cost yang tinggi adalah konskuensinya. Nah, dengan mengesampingkan pertimbangan cost mahal yang harus ditanggung, artinya mereka lebih memilih kualitas layanan AWS.

Grafik bi bawah ini mungkin bisa menjelaskan bahwa AWS menjadi leader di sektor layanan cloud tingkat global. Pendapatan AWS tahun 2021 jauh melampaui competitornya Google Cloud, dan terpaut sedikit di atas Microsoft Azure.

Cloud Competition.png

Pertanyaan berikutnya adalah, Mampukah DC lokal (Indonesia) menandingi dominasi AWS, dan 2 Provider Cloud dibawahnya? Nah, menjadi make sense juga dengan apa yang dikatakan @masiqbal , faktor minder mungkin salah satunya yang membuat DC Lokal menyerah sebelum berperang. Ditambah lagi koleksi sertifikat-sertikat yang me-legitimasi layanannya belom sepenuhnya dimiliki.
 

Beranda Kreatif

Apprentice 1.0
Verified Provider
Iya, ini alasan yang lebih make sense. Jika dibahas secara spesifik, AWS berada di nomor awal pilihan mereka, karena banyaknya customer giant yang menggunakan layanan AWS. Kepercayaan Customer Giant ini telah berhasil mempersepsikan memilih AWS adalah tindakan yang sudah benar, dan tentunya cost yang tinggi adalah konskuensinya. Nah, dengan mengesampingkan pertimbangan cost mahal yang harus ditanggung, artinya mereka lebih memilih kualitas layanan AWS.

Grafik bi bawah ini mungkin bisa menjelaskan bahwa AWS menjadi leader di sektor layanan cloud tingkat global. Pendapatan AWS tahun 2021 jauh melampaui competitornya Google Cloud, dan terpaut sedikit di atas Microsoft Azure.

View attachment 6669

Pertanyaan berikutnya adalah, Mampukah DC lokal (Indonesia) menandingi dominasi AWS, dan 2 Provider Cloud dibawahnya? Nah, menjadi make sense juga dengan apa yang dikatakan @masiqbal , faktor minder mungkin salah satunya yang membuat DC Lokal menyerah sebelum berperang. Ditambah lagi koleksi sertifikat-sertikat yang me-legitimasi layanannya belom sepenuhnya dimiliki.
Untuk akses dalam negeri DC local pastinya lebih baik kecuali untuk akses international emang kalah telak, tp kl untuk mengungguli 3 raksasa cloud diatas pastinya DC local bersaing dari harganya yang pastinya jauh lebih murah
 

Top