Prosedur ambil alih kepemilikan domain dan hosting


newbiehost

Poster 2.0
Selamat sore tuan,

Mohon share dan prosedur yang biasa tuan berikan ke klien seperti apa, jika ada kendala sengketa akun member area.
contoh kasus :
User B coba menghubungi user A minta akun login ke sistem billing kami untuk melakukan perpanjang dan upgrade layanan, dan akunnya tidak di berikan. Tapi user A ini masih tanggung jawab ke user B dengan memberikan kode billing untuk pembayaran.
Jika user B ini konfirmasi ke kami, ingin full akses dengan mengganti akun kepemilikan domain dan layanan hostingya prosedurnya biasanya seperti apa ya ?
Kami baru tahu ternyata user A ini vendor dari user B.

User A : aktif dan sering komunikasi dengan kami, jika ada kendala di webnya.
User B : baru hari ini hubungi kami, karena saat ada kendala di webnya. user A memberikan kontak kami ke user B untuk konsultasi langsung dengan kendalanya dan minta solusi.
 

dhyhost

Web Hosting Service
The Warrior
Verified Provider
lebih baik sih user B langsung minta ke user A aja.
kita ngga tau transaksi A dan B ini seperti apa, kalau memang ngga ada kendala dgn user A saya sih ga akan kasih ke user B, kecuali dapat izin dari user A,
untuk domain mungkin bisa aja dikasih ke user B jika memang user B pemilik perusahaan dengan branding tertentu, sedangkan untuk hosting sepertinya ngga harus karena kita gatau transaksi mereka seperti apa, hanya website kah, jual aplikasi lepas yang opensource atau gmn,
 

pluto01

Hosting Guru
The Warrior
Verified Provider
Sependapat dengan mas @dhyhost
Saran mungkin bisa dicoba komunikasikan dengan user-A, bahwasanya jika user-B minta akses kira-kira bagaimana tanggapan user-A ini
Mengingat yang mendaftar dan berhubungan dari awal user-A, jadi penyedia tahunya pemilik akun tersebut yach user-A
Jika user-A menolak memberikan akses akun client area, bisa disarankan ke user-A dan ke user-B untuk saling berembuk dengan memberikan penjelasan sesuai kondisi yang ada ke mereka
 

hostbadak

Expert 1.0
Wah, ini masalah yang sering banget kejadian dan sepertinya akan selalu ada. Baik kantor vs vendor atau kantor vs ex-karyawan.

Setuju dengan pendapat abang2 di atas, sebisa mungkin diselesaikan secara mufakat, ini akan jadi solusi terbaik buat 3 pihak (kedua belah pihak yang berselisih dan kita sebagai provider hosting). Tapi, ini kondisi yang bisa dicapai selama kedua belah pihak tidak berseteru ke tingkat yang lebih tinggi lagi, misalnya ke ranah hukum. Kita sebagai provider jasa bisa jadi penengah dengan cara menjadi penghubung kedua belah pihak. Agak bikin malas memang, tapi ini adalah cara terbaik menurut kami, jadi paksakan lah sedikit untuk melawan rasa malasnya demi kebaikan bersama :)

Jika user B ini konfirmasi ke kami, ingin full akses dengan mengganti akun kepemilikan domain dan layanan hostingya prosedurnya biasanya seperti apa ya ?
Nah, ini kondisi yang sudah berbeda dengan yang di atas. Biasanya kondisi ini muncul jika user A mulai menolak merespon kontak dari user B atau user B berusaha untuk mem-bypass karena sudah mulai malas berhubungan dengan user A yang dinilai tidak kooperatif dan ingin menyelesaikan masalahnya secepat mungkin. Ini juga kejadian yang sering terjadi. Kalau user B ini adalah sebuah perusahaan yang punya legalitas resmi secara hukum (atau orang yang ditunjuk untuk mewakilinya) yang memberikan pekerjaan untuk mendaftarkan domain dan/atau membuat situs web atau aplikasi atas nama perusahaan bersangkutan dengan kontrak yang jelas (ada surat-suratnya) ke user A dan memaksa untuk mendapatkan akses lewat jalur hukum, biasanya mereka ini akan menang seberapa pun kita berusaha untuk memihak user A dengan dasar user A yang mendaftar langsung dan berhubungan dengan kita sebagai provider jasa.

Semoga membantu dan bermanfaat.
 

newbiehost

Poster 2.0
lebih baik sih user B langsung minta ke user A aja.
kita ngga tau transaksi A dan B ini seperti apa, kalau memang ngga ada kendala dgn user A saya sih ga akan kasih ke user B, kecuali dapat izin dari user A,
untuk domain mungkin bisa aja dikasih ke user B jika memang user B pemilik perusahaan dengan branding tertentu, sedangkan untuk hosting sepertinya ngga harus karena kita gatau transaksi mereka seperti apa, hanya website kah, jual aplikasi lepas yang opensource atau gmn,
dari sisi kami, menyarankan ke user A dan user B untuk upgrade layanan. dan komunikasi terkait upgrade ini user B sendiri yang konfirmasi ke kami langsung menyetujui untuk upgrade ke paket hosting yang lebih tinggi.
Dan kami lihat user A juga tidak mengambil keuntungan dari sisi layanan ini, karena kesepakatan upgrade juga langsung dari user B. Malah user A tetap membantu memberikan kode billing untuk pembayaran.
 

newbiehost

Poster 2.0
Sependapat dengan mas @dhyhost
Saran mungkin bisa dicoba komunikasikan dengan user-A, bahwasanya jika user-B minta akses kira-kira bagaimana tanggapan user-A ini
Mengingat yang mendaftar dan berhubungan dari awal user-A, jadi penyedia tahunya pemilik akun tersebut yach user-A
Jika user-A menolak memberikan akses akun client area, bisa disarankan ke user-A dan ke user-B untuk saling berembuk dengan memberikan penjelasan sesuai kondisi yang ada ke mereka
iya om, dari kami juga menyarankan seperti itu. dari user A walaupun tidak memberikan akses, tetap membantu menginfokan kode billing untuk pembayaran invoice upgrade layanan yang di terbitakn. sejauh ini masih aman, belum ada request dari user B minta full akses.
 

dhyhost

Web Hosting Service
The Warrior
Verified Provider
iya om, dari kami juga menyarankan seperti itu. dari user A walaupun tidak memberikan akses, tetap membantu menginfokan kode billing untuk pembayaran invoice upgrade layanan yang di terbitakn. sejauh ini masih aman, belum ada request dari user B minta full akses.

harusnya tidak ada masalah ya.
di saya ada yang seperti itu persis, bahkan keduanya saling berkomunikasi ke saya jika ada kendala. Namun si web developer memang tidak bisa memberikan akses hosting karena tidak menjual aplikasi open source. Jika akses hosting diberikan ke user khawatir aplikasinya diambil.

ada juga kasus yg usernya memang ribut ingin pakai hosting sendiri, sampai web developernya malas berdepat lalu diiyakan, namun dari saya tetap berikan komisi affiliasi ke web developer.

yang penting harus tetap menjaga hak si web developer ini, kehilangan user yang ribut tadi mungkin hanya kehilangan 1 customer, kalau kehilangan web developer mungkin bisa kehilangan beberapa proyek kedepannya dari si web developer :D
 

newbiehost

Poster 2.0
Wah, ini masalah yang sering banget kejadian dan sepertinya akan selalu ada. Baik kantor vs vendor atau kantor vs ex-karyawan.

Setuju dengan pendapat abang2 di atas, sebisa mungkin diselesaikan secara mufakat, ini akan jadi solusi terbaik buat 3 pihak (kedua belah pihak yang berselisih dan kita sebagai provider hosting). Tapi, ini kondisi yang bisa dicapai selama kedua belah pihak tidak berseteru ke tingkat yang lebih tinggi lagi, misalnya ke ranah hukum. Kita sebagai provider jasa bisa jadi penengah dengan cara menjadi penghubung kedua belah pihak. Agak bikin malas memang, tapi ini adalah cara terbaik menurut kami, jadi paksakan lah sedikit untuk melawan rasa malasnya demi kebaikan bersama :)


Nah, ini kondisi yang sudah berbeda dengan yang di atas. Biasanya kondisi ini muncul jika user A mulai menolak merespon kontak dari user B atau user B berusaha untuk mem-bypass karena sudah mulai malas berhubungan dengan user A yang dinilai tidak kooperatif dan ingin menyelesaikan masalahnya secepat mungkin. Ini juga kejadian yang sering terjadi. Kalau user B ini adalah sebuah perusahaan yang punya legalitas resmi secara hukum (atau orang yang ditunjuk untuk mewakilinya) yang memberikan pekerjaan untuk mendaftarkan domain dan/atau membuat situs web atau aplikasi atas nama perusahaan bersangkutan dengan kontrak yang jelas (ada surat-suratnya) ke user A dan memaksa untuk mendapatkan akses lewat jalur hukum, biasanya mereka ini akan menang seberapa pun kita berusaha untuk memihak user A dengan dasar user A yang mendaftar langsung dan berhubungan dengan kita sebagai provider jasa.

Semoga membantu dan bermanfaat.
iya om, kalau vendor sudah tidak kooperatif malah kadang ada yang hilang kontak. kami pertimbangkan untuk memberikan solusi dengan mengganti akun member areanya, dengan catatan ada dokumen pendukung untuk memperkuat permintaanya.
 

mybloodiscoffee

Expert 1.0
Selamat sore tuan,

Mohon share dan prosedur yang biasa tuan berikan ke klien seperti apa, jika ada kendala sengketa akun member area.
contoh kasus :
User B coba menghubungi user A minta akun login ke sistem billing kami untuk melakukan perpanjang dan upgrade layanan, dan akunnya tidak di berikan. Tapi user A ini masih tanggung jawab ke user B dengan memberikan kode billing untuk pembayaran.
Jika user B ini konfirmasi ke kami, ingin full akses dengan mengganti akun kepemilikan domain dan layanan hostingya prosedurnya biasanya seperti apa ya ?
Kami baru tahu ternyata user A ini vendor dari user B.

User A : aktif dan sering komunikasi dengan kami, jika ada kendala di webnya.
User B : baru hari ini hubungi kami, karena saat ada kendala di webnya. user A memberikan kontak kami ke user B untuk konsultasi langsung dengan kendalanya dan minta solusi.

Saya jg ada kejadian spt ini.

Jadi klien saya ni perusahaan, menugaskan 1 karyawan mrk utk urus domain n hosting selama bertahun-tahun. Nah perusahaan ini punya divisi atas nama perusahaan lain jg dihandle 1 karyawan ini jg, jadi ada lebih dr 1 nama perusahaan beda² kepemilikan akun hosting n domainnya maka invoice pun ditujukan per nama perusahaan tsb supaya jelas n adil.

Kadang ni karyawan berusaha menyetir cara kerja usaha saya dr minta semua akun pelanggan cukup 1 aja buat semua invoice perusahaan dsb, tp saya tentu ga bisa gtu donk itu salah n malah kelak nambah bingung pelacakan ini itunya.

Lalu pernah tuh Krn karyawan ini sibuk, ada login dr akun atas nama perusahaan lain tp ini akun kirim tiket bahasanya berbeda banget dr si karyawan utama, jadi saya curiga donk, maka permintaan via tiket saya cekal utk jaga². Ga berapa lama sekian hari kemudian karyawan utama login di akun pelanggan punya dia beritau bahwa kmarin ada karyawan lain kirim tiket pake akun pelanggan yg satunya kenapa ga dilayani? Saya berhak menolak jika timbul kecurigaan donk itu alasan saya.

So karyawan utama ini kemudian dia memberi penjelasan bahwa jika ada tiket di akun pelanggan lain harap dilayani, buat saya ini udah cukup sbg ijin resmi dr karyawan utama ini atas nama semua perusahaan tsb utk diberikan pelayanan dan dipenuhi jadi segala resiko milik mrk bukan dpihak saya.

Sjk itu ya saya layani per akun pelanggan per tiket,krn karyawan utama sdh konfirmasi ke saya sblmnya itu. Beda kalo samsek ga ada kejelasan info lalu tiba² ada pihak lain pake akun pelanggan lain minta bantuan d tiket ya saya berhak curiga n cekal demi keamanan layanan pelanggan.

Khusus utk domain ini blm saya serahkan penuh ke karyawan utama, Krn data domain itu atas nama perusahaan bosnya jg nama bosnya sbg pemilik kalo saya serahkan semua n kenapa² itu domain saya bisa kena masalah hukum, memang pada awal daftar karyawan ini yg dtugaskan membeli tp kan bukan berarti dia owmernya kecuali bosnya ngasih hitam diatas putih bahwa setiap domain yg ditransaksikan oleh karyawan saya ini maka ia berhak diberikan panel akses domainnya jg n brtggjwb atas domainnya. Jadi di t4 saya khusus perusahaan yg blm jelas nih bbrp hal, maka layanan saya pegang 100% sampe mrk beri saya kejelasan bahwa karyawan tunggal A diberikan hak penguasaan penuh atas aset layanan atas nama perusahaan saya.

Krn pernah kejadian nih, karyawan tunggal spt diatas daftar domain atas nama perusahaan tp dia pegang kendali panel domainnya, pas diberhentikan dr perusahaan ini karyawan ga beri itu panel domain ke bosnya nah si bos ini tau itu domain daftar d saya, kesal ke saya blablabla segala macam, ya saya berhak balas jg donk bahwa itu bukan tggjwb di usaha saya lg itu urusan anda dan karyawan anda.

Jadi dt4 saya klo domain itu utk perusahaan maka saya berhak minta data perwakilan sah dibuat d surat resmi kop resmi perusahaan mrk dtujukan ke saya bahwa karyawan kami berhak atas kendali semuanya. Kalo ga, maka khusus domain itu ga saya beri panel domainnya kecuali pendaftar perorangan.

Kenapa hosting ga gitu? Krn hosting saya pasti ada backup klo akun hosting perusahaan kenapa² oleh oknum karyawannya, saya bisa berikan backup ke bosnya dsb dng mudah, lah klo domainnya ikut diembat oknum karyawan? Ribet itu!
 

Top