Tier 1-2-3-4 Data Centers Provider

XXIKU.COM

Hosting Guru
Nah, karna masalah perihal sudah salah sambung dari thread laporan keluhan akhirnya kemana-mana pembahasan reply dan agar tidak rancu dari page https://www.diskusiwebhosting.com/t...dak-direspon-oleh-jagoanvps-com-beware.38693/

akhirnya mencoba membuat post thread baru sesuai judul agar sesuai untuk melanjutkan diskusi publiknya agar menambah wawasan sedikit/banyaknya.

Btw reply (1) pertama yg membuat respons akhirnya meleset ntah kemana.

"Btw produk pnyedia lokal yg bagus nya om agar TS gk salah pilih lg sehingga gk salah pilih penyedia lg akhirnya ribet, repot, pdhl TS nya komplen keluhan sudah pakai bhs indo gk pakai google translate atau bahasa English, minimal tentu saja yg Tier 3 Data Centers providers. Kasih daftar list yg lokal yg banyak yg bagusnya om :113: agar dpt membantu dan best choice :)"

Reply (2)
sebenarnya yang dimaksud Tier 3 ini apa ya
Uptime 99.9% pertahun, perbulan 100% on terus, full redundant jalur supply dan dual jalur uplink tier 1 ISP operator, standar zaman website sekarang om :113:. Klw mnurut om kualifikasi yg Tier 3 yg bagaimana?

Reply (3)
Uptime 99.9% pertahun, perbulan 100% on terus, full redundant jalur supply dan dual jalur uplink tier 1 ISP operator, standar zaman website sekarang om :113:. Klw mnurut om kualifikasi yg Tier 3 yg bagaimana?

Reply (4)

Tier Datacenter ini tidak berkaitan dengan konektifitas/network, adapun uptime mungkin dari ketersedian listrik (tidak down listrik). Sedangkan untuk network internet biasanya disediakan oleh vendor lain,

coba buka thread aja om, biar kita bahas

Reply (5)
Emang bener, Uptime DC tidak ada hubungannya dengan Uptime Network. Begitu juga Uptime Network tidak ada hubungannya dengan Uptime DC.

DC itu Tier nya makin gede, makin bagus Contoh DC Tier 4 saat ini yang terbaik di dunia.

Sedangkan Network / ISP itu, Tiernya makin kecil angkanya itu makin bagus. Contoh Telkom itu adalah Network Tier 1 di Indonesia, tapi belum masuk kategori Tier 1 dunia, Tier 1 Dunia adalah seperti COGENT, TATA, ORANGE, ALERION, dan sebagainya.
Begitu ya om, berarti klw salah 1 serat operator network tier 1 down sedang trouble dan menyebabkan server status di pusat data tetap online running tetapi tidak dapat diakses internet karna gateway offline, jadi tetap terhitung uptime 99.9% kah om ?

Btw apa adakah di lokal yg pusat datanya langsung transit melalui jalur tier-1 om misal TATA Com atau Cogent Com, atau Hurricane E ?

Reply (6)
Sekarang balik lagi worldstream itu pemilik Datacenter atau penyedia layanan ? :D
Pemilik DC sekaligus penyedia colo dan layanan dedicated om, Pusat data flagship 'Greenhouse Datacenters' milik perusahaan Worldstream mirip Mevspace, OVH, Hetzner, dll.

Reply (7)
Rana nya Uptime Institute ke Datacenter itu hanya sampai dengan ketersediaan POWER dan COOLING Om, Uptime Datacenter, hanya di nilai dari POWER / LISTRIK & COOLING saja, tidak ada yang lain.

phoenixnap.com

Data Center Tiers Classification Explained: (Tier 1, 2, 3, 4)

Our latest post dives into data center tier classification and helps choose a facility that aligns with your company's budget and performance needs.
phoenixnap.com

Faktor Apa yang Dipertimbangkan untuk Klasifikasi Tingkat Pusat Data​

Uptime Institute merahasiakan metode pasti dalam menetapkan tingkatan, namun sebagian besar metrik utama adalah masalah pengetahuan publik. Institut mempertimbangkan faktor-faktor berikut ketika menilai suatu fasilitas:

  • Ketersediaan layanan dan jaminan uptime.
  • Tingkat redundansi (proses menduplikasi komponen penting dan menyimpannya sebagai cadangan dan pengaman jika terjadi gangguan terencana atau tidak terencana).
  • Keadaan infrastruktur pendingin dan listrik .
  • Keahlian staf dan protokol pemeliharaan (khususnya kemampuan menangani pemeliharaan secara bersamaan).
  • Biaya layanan.
  • Keberlanjutan operasional dan kemampuan pusat untuk memenuhi tujuan bisnis jangka panjang.
  • Waktu yang dibutuhkan fasilitas untuk menyiapkan klien baru.
  • Tingkat keamanan pusat data .
  • Netralitas pembawa.
Bukanya Netralitas Pembawa termasuk dalam bagian jaringan ya om, ini kan termasuk Hulu, Link, Transit, Gateway, Route, ISP, Network, termasuk Netralitas Pembawa. Menurut PhoenixNAP.

Semoga sesuai dan membantu agar tidak salah paham. Share pendapat.
 
Darah muda, darahnya masih segar.
Punya pertanyaan bukan karena penasaran, tapi karena sudah punya jawaban untuk ia nyatakan.

Taklidnya buta, susah terima fakta.

Ya, namanya juga darah muda.
 
Darah muda, darahnya masih segar.
Punya pertanyaan bukan karena penasaran, tapi karena sudah punya jawaban untuk ia nyatakan.

Taklidnya buta, susah terima fakta.

Ya, namanya juga darah muda.
Yg kyk gini nih dangkal sekali otak pemikirannya. "Punya penyataan tentu saja, dan sudah punya jawaban utk ia nyatakan maksudnya kayak gimana sih" ? Fungsinya forum itu lho, untuk berdiskusi, klw tdk ingin berpendapat simak saja jgn menghardik. Isi agar sesuai topik. Kayak iklan aja kamu nongol datangnya. Namanya juga darah muda, ya kamu darah tua dah :41:
 
Yg kyk gini nih dangkal sekali otak pemikirannya. "Punya penyataan tentu saja, dan sudah punya jawaban utk ia nyatakan maksudnya kayak gimana sih" ? Fungsinya forum itu lho, untuk berdiskusi, klw tdk ingin berpendapat simak saja jgn menghardik. Isi agar sesuai topik. Kayak iklan aja kamu datangnya. Namanya juga darah muda, ya kamu darah tua dah :41:
Nyimak kisanak
 
Mohon ijin menambahkan. Sebetulnya cara Uptime Institute mengklasifikasikan data center menjadi masing-masing tier dijelaskan oleh Uptime Institute di website mereka. Bisa dimulai dari halaman berikut ini:


Di halaman di atas, bisa ditelusuri untuk informasi-informasi lain yang lebih detail dan komprehensif, termasuk Topologi, Operational Sustainability, Laporan2 analisi tahunan tentang outage yang pernah terjadi, dan paper-paper tentang kebutuhan listrik untuk masing2 tier, kebutuhan SDM untuk mengelola data center, dll. Contohnya di halaman berikut ini:


Semoga bermanfaat.
 
Saran saja, kalau cari referensi jangan bahasa inggris yang kemudian diterjemahkan dengan google translate. Agak pusing bacanya, mendingan di quote bahasa Inggrisnya saja biar tidak terjadi salah paham. Kalau kurang memahami bahasa Inggris ada ChatGPT yang bisa ditanya dengan bahasa Indonesia. Ini saya coba copy paste klasifikasi data center menurut uptime institute yang merupakan jawaban dari ChatGPT

Klasifikasi data center menurut Uptime Institute didasarkan pada sistem tingkat (tier) yang menentukan tingkat keandalan dan ketersediaan infrastruktur data center. Sistem tier ini terdiri dari empat tingkat utama, yaitu Tier I, Tier II, Tier III, dan Tier IV. Berikut adalah penjelasan detail dari masing-masing tingkat:

### **Tier I: Basic Site Infrastructure**
- **Definisi:** Data center ini memiliki infrastruktur dasar dengan satu jalur distribusi daya dan pendinginan tanpa komponen redundan.
- **Ketersediaan:** Menawarkan ketersediaan sekitar 99.671% per tahun.
- **Downtime Tahunan:** Sekitar 28.8 jam.
- **Kegunaan:** Biasanya digunakan oleh organisasi kecil yang tidak memerlukan uptime tinggi.
- **Contoh:** Data center perusahaan kecil atau kantor yang tidak memerlukan ketergantungan tinggi pada IT.

### **Tier II: Redundant Capacity Components**
- **Definisi:** Data center ini memiliki infrastruktur dengan kapasitas komponen redundan (misalnya, generator dan pendingin cadangan) namun masih menggunakan satu jalur distribusi daya dan pendinginan.
- **Ketersediaan:** Menawarkan ketersediaan sekitar 99.741% per tahun.
- **Downtime Tahunan:** Sekitar 22 jam.
- **Kegunaan:** Cocok untuk organisasi yang membutuhkan uptime lebih tinggi daripada Tier I tetapi tidak memerlukan redundansi jalur distribusi.
- **Contoh:** Data center untuk perusahaan menengah yang mulai memperhatikan uptime tetapi dengan anggaran yang terbatas.

### **Tier III: Concurrently Maintainable**
- **Definisi:** Data center ini memiliki beberapa jalur distribusi daya dan pendinginan serta kapasitas komponen yang redundan, sehingga dapat memelihara dan memperbarui sistem tanpa memengaruhi operasional.
- **Ketersediaan:** Menawarkan ketersediaan sekitar 99.982% per tahun.
- **Downtime Tahunan:** Sekitar 1.6 jam.
- **Kegunaan:** Ideal untuk organisasi yang tidak bisa mentoleransi downtime dan memerlukan perawatan serta pembaruan yang tidak mengganggu operasi.
- **Contoh:** Data center untuk perusahaan besar atau penyedia layanan cloud yang membutuhkan uptime tinggi.

### **Tier IV: Fault Tolerant**
- **Definisi:** Data center ini memiliki semua fitur dari Tier III dengan tambahan kemampuan fault-tolerant, artinya dapat menahan kegagalan infrastruktur apa pun tanpa memengaruhi operasional. Sistem ini memiliki komponen dan jalur distribusi yang sepenuhnya redundan.
- **Ketersediaan:** Menawarkan ketersediaan sekitar 99.995% per tahun.
- **Downtime Tahunan:** Sekitar 0.4 jam.
- **Kegunaan:** Cocok untuk organisasi yang memerlukan tingkat keandalan dan ketersediaan tertinggi, seperti bank, perusahaan telekomunikasi, dan perusahaan e-commerce besar.
- **Contoh:** Data center untuk institusi finansial besar atau penyedia layanan global yang membutuhkan uptime hampir sempurna.

Sistem tier ini membantu organisasi memilih dan merancang data center yang sesuai dengan kebutuhan ketersediaan dan keandalan mereka.
 
Saran saja, kalau cari referensi jangan bahasa inggris yang kemudian diterjemahkan dengan google translate. Agak pusing bacanya, mendingan di quote bahasa Inggrisnya saja biar tidak terjadi salah paham. Kalau kurang memahami bahasa Inggris ada ChatGPT yang bisa ditanya dengan bahasa Indonesia. Ini saya coba copy paste klasifikasi data center menurut uptime institute yang merupakan jawaban dari ChatGPT

Klasifikasi data center menurut Uptime Institute didasarkan pada sistem tingkat (tier) yang menentukan tingkat keandalan dan ketersediaan infrastruktur data center. Sistem tier ini terdiri dari empat tingkat utama, yaitu Tier I, Tier II, Tier III, dan Tier IV. Berikut adalah penjelasan detail dari masing-masing tingkat:

### **Tier I: Basic Site Infrastructure**
- **Definisi:** Data center ini memiliki infrastruktur dasar dengan satu jalur distribusi daya dan pendinginan tanpa komponen redundan.
- **Ketersediaan:** Menawarkan ketersediaan sekitar 99.671% per tahun.
- **Downtime Tahunan:** Sekitar 28.8 jam.
- **Kegunaan:** Biasanya digunakan oleh organisasi kecil yang tidak memerlukan uptime tinggi.
- **Contoh:** Data center perusahaan kecil atau kantor yang tidak memerlukan ketergantungan tinggi pada IT.

### **Tier II: Redundant Capacity Components**
- **Definisi:** Data center ini memiliki infrastruktur dengan kapasitas komponen redundan (misalnya, generator dan pendingin cadangan) namun masih menggunakan satu jalur distribusi daya dan pendinginan.
- **Ketersediaan:** Menawarkan ketersediaan sekitar 99.741% per tahun.
- **Downtime Tahunan:** Sekitar 22 jam.
- **Kegunaan:** Cocok untuk organisasi yang membutuhkan uptime lebih tinggi daripada Tier I tetapi tidak memerlukan redundansi jalur distribusi.
- **Contoh:** Data center untuk perusahaan menengah yang mulai memperhatikan uptime tetapi dengan anggaran yang terbatas.

### **Tier III: Concurrently Maintainable**
- **Definisi:** Data center ini memiliki beberapa jalur distribusi daya dan pendinginan serta kapasitas komponen yang redundan, sehingga dapat memelihara dan memperbarui sistem tanpa memengaruhi operasional.
- **Ketersediaan:** Menawarkan ketersediaan sekitar 99.982% per tahun.
- **Downtime Tahunan:** Sekitar 1.6 jam.
- **Kegunaan:** Ideal untuk organisasi yang tidak bisa mentoleransi downtime dan memerlukan perawatan serta pembaruan yang tidak mengganggu operasi.
- **Contoh:** Data center untuk perusahaan besar atau penyedia layanan cloud yang membutuhkan uptime tinggi.

### **Tier IV: Fault Tolerant**
- **Definisi:** Data center ini memiliki semua fitur dari Tier III dengan tambahan kemampuan fault-tolerant, artinya dapat menahan kegagalan infrastruktur apa pun tanpa memengaruhi operasional. Sistem ini memiliki komponen dan jalur distribusi yang sepenuhnya redundan.
- **Ketersediaan:** Menawarkan ketersediaan sekitar 99.995% per tahun.
- **Downtime Tahunan:** Sekitar 0.4 jam.
- **Kegunaan:** Cocok untuk organisasi yang memerlukan tingkat keandalan dan ketersediaan tertinggi, seperti bank, perusahaan telekomunikasi, dan perusahaan e-commerce besar.
- **Contoh:** Data center untuk institusi finansial besar atau penyedia layanan global yang membutuhkan uptime hampir sempurna.

Sistem tier ini membantu organisasi memilih dan merancang data center yang sesuai dengan kebutuhan ketersediaan dan keandalan mereka.

#Salim Kakak
 
Referensi yang dipakai dari PhoenixNAP ya, disana juga sudah dijelaskan juga

The four data center tiers certified by the Uptime Institute are:

  • Tier 1: A data center with a single path for power and cooling, and no backup components. This tier has an expected uptime of 99.671% per year.
  • Tier 2: A data center with a single path for power and cooling, and some redundant and backup components. This tier offers an expected uptime of 99.741% per year.
  • Tier 3: A data center with multiple paths for power and cooling, and redundant systems that allow the staff to work on the setup without taking it offline. This tier has an expected uptime of 99.982% per year.
  • Tier 4: A completely fault-tolerant data center with redundancy for every component. This tier comes with an expected uptime of 99.995% per year.

Dari situ dijelaskan untuk Datacenter Tier 1 - 4 tidak ada yang membahas terkait networking, karena pada dasarnya Datacenter adalah tempat penyimpanan Server/Komputer.
Uptime yang dimaksud adalah keteresediaan power (listrik) dan cooling (pendingin/AC), itu adalah komponen utama untuk datacenter,

Kenapa harus menggunakan Datacenter yang memiliki Tier 2 atau diatasnya?
Dampak penggunaan datacenter ini sebenarnya bukan hanya ke enduser, namun kerugian terbesar adalah dari sisi pengguna datacenter itu sendiri. Misalkan provider hosting menggunakan Datacenter yang abal-abal, sering mati listrik, ruangan tidak dingin maka berdampak terhadap kerusakan perangkan server yang dimiliki.

Bagaimana untuk network?
Yang saya tau untuk urusan network ini dihandle oleh perusahaan lain atau ISP, dan ISP berbagai macam infrastrukturnya, ada yang bagus dan ada yang kurang bagus (sering down),

Jadi walaupun Datacenter sudah Tier 100 kalau network jelek ya tetap aja jelek, makanya pengembangan infra ya harus sesuai.
 
"Tier Datacenter ini tidak berkaitan dengan konektifitas/network, adapun uptime mungkin dari ketersedian listrik (tidak down listrik). Sedangkan untuk network internet biasanya disediakan oleh vendor lain"

ini benar, Tier pada data center berbeda dengan Tier pada internet provider
maka untuk ukuran uptimenya juga berbeda
ukuran uptime data center bisa jadi listriknya
ukuran uptime internet provider bisa jadi networknya

untuk data center semakin besar Tiernya maka semakin bagus misal Tier-4
berbanding terbalik dengan
untuk internet provider semakin kecil Tiernya maka semakin bagus misal Tier-1

jika kita berlangganan server pada data center maka saat down lihat dulu downnya karena apa kalau karena network berarti bukan berarti salah data centernya, bisa jadi salah internet providernya
itu kenapa ada istilah Carrier-Neutral Data Center

provider hosting yg kita pakai ada di data center mana dan pakai internet provider apa
 
Back
Top