Selamat sore teman-teman, izin sedikit berbagi cerita diakhir pekan nan cerah ini.
Setelah sekian waktu saya habiskan untuk bekerja, saya merasa lelah, baik fisik maupun cara berfikir. Akhirnya saya memutuskan untuk menghela nafas sejenak dan meneguk secangkar air bening. Tak terasa ternyata saya begitu haus dahaga yang begitu kering membuat saya menghabiskan 3 cangkir air bening. Sambil duduk saya termenung, sambil bertanya dalam diri saya sendiri, untuk apa saya melakukan hal ini semua? Saya ada untuk siapa dan saya berjuang untuk siapa? Namun pertanyaan konyol itu seakan membuat saya tak mampu menjelaskannya walaupun sebenarnya saya tahu.
Setelah meneguk 3 cangkir air bening tadi dan mengalir ke dalam ruang perut saya, seakan semangat saya kembali lagi dan saya pun berniat melanjutkan aktifitas. Namun ketika saya mencoba menghela nafas dan merenggangkan tangan dan leher serta pinggang yang sudah lelah karena kelamaan duduk, tak sengaja terlintas di mata saya beberapa anak magang yang sedang asyik. Ada yang asyik dengan smartphone dengan bermain games dan ada juga yang asyik nonton di laptopnya. Kemudian untuk lebih jelas saya mencoba melihat CCTV, ternyata benar saja kebanyakan seperti itu. Melihat itu seakan hati saya tersentuh dan mengelus dada sambil berkata dalam hati "saya dulu tidak seperti itu". Saya sedihnya karena mereka jauh-jauh datang untuk magang/prakerin, namun waktu mereka habis hanya untuk hal tersebut, sangat disayangkan magang namun tidak ada hal yang didapatkan. Padahal sudah beberapa kali diberi pemahaman dan pengertian namun sepertinya sangat sulit
Sebenarnya keberadaan anak magang ini sangat menyenangkan, karena dengan hal ini kita bisa saling berbagi dan belajar banyak hal, tidak hanya terkait teknis namun juga terkait pengalaman kehidupan termasuk dalam belajar untuk mengahadapi dan memanage watak atau sifat dengan berbeda-beda orang dan generasi.
Sebenarnya kita tidak melarang untuk bermain games, dengarin music dan atau nonton atau bermain sosial media lainnya. Namun yang ditekankan yaitu dipisah dan dibedakan mana yang hal rutin nitas dan perlu difokuskan dan mana yang hanya sebagai refreshing saja dan atau sebagai kegiatan untuk menghilangkan rasa jenuh dan lelah saja. Namun hal ini saya lihat terbalik, sesuatu hal yang bermanfaat dalam kehidupan baik saat ini maupun yang akan datang dijadikan hal selingan, tapi sesuatu hal yang tidak begitu bermanfaat mala dijadikan prioritas dan fokus. Jujur saya cukup sedih dan tersentuh melihat kenyataan ini. Karena hal ini sangat merugikan diri mereka sendiri.
Saya jadi teringat masa kecil saya dulu. Saya dulu waktu kecil lumayan nakal suka bermain, tapi tidak begini kali. Bangun pagi bantu-bantu kerja, angkat air, dulu masih narik pakai tali dari dalam sumur dengan menggunakan ember kecil. Sepulang sekolah baru bermain, kadang pergi mancing dan lainnya. Setelah sore pulang dan mandi, malam baru belajar. Dulu saya bermain tidak pernah pakai smartphone atau pakai laptop, namun keceriaan di wajah seusia kami dulu tak pernah lepas. Walaupun sederhana namun kami menikmatinya dan bahagia banget akan hal itu.
Dulu pernah sepulang sekolah (dulu jalan kaki) dalam perjalanan ketemu genangan air, kalo ga salah bekas galian traktor namun sedikit luas, kami singgah di sana buka baju lalu nyebur kedalam. Setelah itu cari buah kalimunting (entah apa namanya jika di daerah lain, itu nama di daerah kamai Riau). Ada juga dulu ketika bulan puasa (masih SD kalo ga salah) dalam perjalanan pulang ketemu buah rambutan, kami ambil dan makan padahal lagi puasa.
Berikut beberapa hal permainan yang dulu pernah dilalui namun saat ini sudah sangat jarang saya melihat akan hal itu. Sayang sekali banyak permainan ulu yang asyik dan alami namun sekarang seakan punah dengan perkembangan zaman.
1. Bermain Ban Bekas
Dulu untuk bahagia sangat simple, hanya bermodalkan sehelai kayu kecil dan sebuah ban bekas maka tercipta sebuah mainan yang asyik.
2. Bermain Kendaraan Yang Terbuat dari Kayu dan Sendal Bekas
3. Bermain Meriam
Hal ini dulu terjadi di bulan puasa, kami cari bambu, memotongnya dan melubanginnya, pakai minyak tanah dan isi pelurunya lalu diledakin, walaupun hal ini dulu sedikit berbahaya dan sering kena marah tapi keseruannya itu apa lagi jika suaranya gede pasti senang banget.
4. Bermain Patilele
Ini sering juga dulu, bermain patilele ga tahu apa namanya di daerah lain. Sebenarnya ini sedikit berbahaya karena kayu kecil ini jika salah-salah bisa mengenai teman. Namun asyiknya ada beberapa gaya sebagai tingkatan permainannya.
5. Bermain Letusan
Ini dulu bermodal korek api, tali plastik dan busi, mesiu korek api dikikis dan dimasukan ke dalam, jika sudah banyak lalu dilempar ke tas dan ketika jatuh meletus dan di saat itu pecah lah ketawa di wajah sederhana kami.
Setelah sekian waktu saya habiskan untuk bekerja, saya merasa lelah, baik fisik maupun cara berfikir. Akhirnya saya memutuskan untuk menghela nafas sejenak dan meneguk secangkar air bening. Tak terasa ternyata saya begitu haus dahaga yang begitu kering membuat saya menghabiskan 3 cangkir air bening. Sambil duduk saya termenung, sambil bertanya dalam diri saya sendiri, untuk apa saya melakukan hal ini semua? Saya ada untuk siapa dan saya berjuang untuk siapa? Namun pertanyaan konyol itu seakan membuat saya tak mampu menjelaskannya walaupun sebenarnya saya tahu.
Setelah meneguk 3 cangkir air bening tadi dan mengalir ke dalam ruang perut saya, seakan semangat saya kembali lagi dan saya pun berniat melanjutkan aktifitas. Namun ketika saya mencoba menghela nafas dan merenggangkan tangan dan leher serta pinggang yang sudah lelah karena kelamaan duduk, tak sengaja terlintas di mata saya beberapa anak magang yang sedang asyik. Ada yang asyik dengan smartphone dengan bermain games dan ada juga yang asyik nonton di laptopnya. Kemudian untuk lebih jelas saya mencoba melihat CCTV, ternyata benar saja kebanyakan seperti itu. Melihat itu seakan hati saya tersentuh dan mengelus dada sambil berkata dalam hati "saya dulu tidak seperti itu". Saya sedihnya karena mereka jauh-jauh datang untuk magang/prakerin, namun waktu mereka habis hanya untuk hal tersebut, sangat disayangkan magang namun tidak ada hal yang didapatkan. Padahal sudah beberapa kali diberi pemahaman dan pengertian namun sepertinya sangat sulit
Sebenarnya keberadaan anak magang ini sangat menyenangkan, karena dengan hal ini kita bisa saling berbagi dan belajar banyak hal, tidak hanya terkait teknis namun juga terkait pengalaman kehidupan termasuk dalam belajar untuk mengahadapi dan memanage watak atau sifat dengan berbeda-beda orang dan generasi.
Sebenarnya kita tidak melarang untuk bermain games, dengarin music dan atau nonton atau bermain sosial media lainnya. Namun yang ditekankan yaitu dipisah dan dibedakan mana yang hal rutin nitas dan perlu difokuskan dan mana yang hanya sebagai refreshing saja dan atau sebagai kegiatan untuk menghilangkan rasa jenuh dan lelah saja. Namun hal ini saya lihat terbalik, sesuatu hal yang bermanfaat dalam kehidupan baik saat ini maupun yang akan datang dijadikan hal selingan, tapi sesuatu hal yang tidak begitu bermanfaat mala dijadikan prioritas dan fokus. Jujur saya cukup sedih dan tersentuh melihat kenyataan ini. Karena hal ini sangat merugikan diri mereka sendiri.
Saya jadi teringat masa kecil saya dulu. Saya dulu waktu kecil lumayan nakal suka bermain, tapi tidak begini kali. Bangun pagi bantu-bantu kerja, angkat air, dulu masih narik pakai tali dari dalam sumur dengan menggunakan ember kecil. Sepulang sekolah baru bermain, kadang pergi mancing dan lainnya. Setelah sore pulang dan mandi, malam baru belajar. Dulu saya bermain tidak pernah pakai smartphone atau pakai laptop, namun keceriaan di wajah seusia kami dulu tak pernah lepas. Walaupun sederhana namun kami menikmatinya dan bahagia banget akan hal itu.
Dulu pernah sepulang sekolah (dulu jalan kaki) dalam perjalanan ketemu genangan air, kalo ga salah bekas galian traktor namun sedikit luas, kami singgah di sana buka baju lalu nyebur kedalam. Setelah itu cari buah kalimunting (entah apa namanya jika di daerah lain, itu nama di daerah kamai Riau). Ada juga dulu ketika bulan puasa (masih SD kalo ga salah) dalam perjalanan pulang ketemu buah rambutan, kami ambil dan makan padahal lagi puasa.
Berikut beberapa hal permainan yang dulu pernah dilalui namun saat ini sudah sangat jarang saya melihat akan hal itu. Sayang sekali banyak permainan ulu yang asyik dan alami namun sekarang seakan punah dengan perkembangan zaman.
1. Bermain Ban Bekas
Dulu untuk bahagia sangat simple, hanya bermodalkan sehelai kayu kecil dan sebuah ban bekas maka tercipta sebuah mainan yang asyik.

2. Bermain Kendaraan Yang Terbuat dari Kayu dan Sendal Bekas

3. Bermain Meriam
Hal ini dulu terjadi di bulan puasa, kami cari bambu, memotongnya dan melubanginnya, pakai minyak tanah dan isi pelurunya lalu diledakin, walaupun hal ini dulu sedikit berbahaya dan sering kena marah tapi keseruannya itu apa lagi jika suaranya gede pasti senang banget.

4. Bermain Patilele
Ini sering juga dulu, bermain patilele ga tahu apa namanya di daerah lain. Sebenarnya ini sedikit berbahaya karena kayu kecil ini jika salah-salah bisa mengenai teman. Namun asyiknya ada beberapa gaya sebagai tingkatan permainannya.

5. Bermain Letusan
Ini dulu bermodal korek api, tali plastik dan busi, mesiu korek api dikikis dan dimasukan ke dalam, jika sudah banyak lalu dilempar ke tas dan ketika jatuh meletus dan di saat itu pecah lah ketawa di wajah sederhana kami.
