Multiperan Perempuan Picu Stres Oksidatif


Status
Not open for further replies.

seo_rumaherbal

Beginner 1.0
Tanpa disadari, peran ganda yang dijalani perempuan sebagai pekerja sekaligus ibu rumah tangga turut memicu stres oksidatif.

BEGITULAH yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB) baru-baru ini. Hasil penelitian berjudul Pengaruh Suplementasi Multi Vitamin-Mineral terhadap Status Antioksidan ini menunjukkan fakta bahwa perempuan pekerja rentan stres oksidatif, mengingat mereka berkonsep multiperan.

Di samping itu, kondisi itu juga merupakan akibat paparan radikal bebas yang dihasilkan metabolisme normal di dalam tubuh atau dari paparan sinar ultraviolet, debu, ataupun asap rokok. “Stres oksidatif merupakan suatu keadaan yang tidak seimbang antara oksidan dan antioksidan di dalam tubuh setiap orang,” terang Dr Fitrah Ernawati Msc, dalam acara simposium yang bertajuk Allergy and Clinical Immunology Update in Daily Practice di Bogor, Jawa Barat, pekan lalu.

Fitrah mengatakan aktivitas radikal bebas yang berbahaya dapat merusak membran, enzim, dan DNA. Untuk menghindari stres oksidatif diperlukan antioksidan, seperti vitamin E dan C. Vitamin E, menurut Fitrah, merupakan antioksidan yang mampu menghentikan rantai reaksi radikal bebas. Peranan vitamin C sebagai antioksidan ditunjukkan lewat kemampuannya menyumbang elektron ke dalam reaksi biokimia sehingga mampu menghilangkan senyawa radikal. Oleh karena itu, pemberian vitamin C sangat membantu vitamin E untuk beregenerasi. Dengan begitu, vitamin E dapat berperan kembali dalam memutus rantai radikal bebas.

Sementara itu, spesialis penyakit dalam Dr dr Djoko Maryono, SpPD, SpJP, FIHA, FASE menuturkan, radikal bebas yang diproduksi berlebihan dalam tubuh akan menimbulkan stres oksidatif. Akibatnya, kerusakan pada sel dan bisa berkembang menjadi penyakit pada jaringan dan beberapa organ tubuh. “Stres itu mental, sedangkan stres oksidatif menyerang dalam konteks Þ sik,” terang Djoko. Kondisi ini, kata dia, terjadi dalam keadaan jumlah molekul radikal bebas yang dihasilkan dari metabolisme tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisasinya. Akibatnya intensitas proses oksidasi sel-sel tubuh yang normal menjadi semakin tinggi dan menimbulkan kerusak an yang lebih banyak.

Stres
Hasil penelitian yang melibatkan 150 orang karyawati pabrik garmen di kawasan Bogor menunjukkan mereka berisiko kekurangan gizi dan terpapar stres oksidatif. Penyebabnya, mereka bekerja massal di ruang terbatas dan dalam posisi berdiri terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu, badan PBB World Health Organization (WHO) pernah menunjukkan perempuan pekerja merupakan kelompok perempuan usia subur yang rawan terkena masalah kurang gizi mikro. Sebabnya faktor stres, baik stres lingkungan maupun beban kerja, atau karena masalah menstruasi.

Fitrah sendiri mengungkapkan, dalam penelitian ini dilakukan pemberian multivitamin dan mineral selama 70 hari kepada para perempuan yang ikut serta dalam penelitian. Hasilnya terbukti dapat meningkatkan kadar vitamin E dan superoksida dismutase atau SOD, yakni enzim yang berfungsi memperbaiki sel dan mengurangi kerusakan sel akibat radikal bebas dalam tubuh. Selain itu, multivitamin dan mineral juga meningkatkan kadar vitamin A dan C.

Radikal bebas memang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Zat ini antara lain dihasilkan setiap proses sel normal yang menggunakan oksigen, hingga polusi udara dari asap rokok sampai kendaraan bermotor, atau radiasi ultraviolet dari sinar matahari dan sinar X serta makanan berlemak. Fitrah menyarankan, radikal bebas dapat dihindari dengan cara antara lain mengurangi paparan terhadap radikal bebas dan memperbanyak jumlah antioksidan yang berfungsi sebagai penetralisasi.


Sumber: Media Indonesia 4 Juli 2010
 
Status
Not open for further replies.

Top