Filosofi "Tak Perlu Menyebrang Jalan"


diakhir.blog

Poster 2.0
Apa Anda pernah suatu ketika lagi jalan kaki entah darimana hendak ke mana, tiba-tiba:

(1) Anda melihat dari kejauhan ada seseorang yang Anda kenal sedang berjalan kaki ke arah Anda

atau bisa juga

(2) Anda menyadari bahwa di depan Anda ada orang yang Anda kenal kalau Anda jalan terus pasti akan mendahuluinya

sehingga Anda pun bergegas memilih jalan lain karena tidak ingin berpapasan dengannya atau mendahuluinya karena Anda ingin menghindar darinya?

Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi sebuah artikel menarik dari blog Becoming Minimalist oleh Joshua Becker (salah seorang praktisi gaya hidup minimalis/minimalism), judulnya "Never Have to Cross the Street: A Helpful Approach to Ending Relationships".

Sepuluh tahun yang lalu Joshua menjual rumahnya di Vermont karena mau pindah ke Arizona.

Dia menggunakan jasa seorang penjual rumah bernama Garry.

Joshua pernah nanya ke Garry dalam proses negosiasi dengan calon pembeli rumah, berapa kira-kira kita mesti pasang harga, apakah ini udah adil buat penjual dan pembeli, dan sebagainya.

Lalu Garry menjawab:

"Well, dalam sebuah negoisasi, kamu bisa minta apa saja yang kamu inginkan. Tapi filosofi saya, untuk setiap transaksi bisnis, adalah bahwa ketika negosiasi itu berakhir, jika suatu saat saya melihat ada orang yang pernah bernegoisasi dengan saya berjalan ke arah saya di trotoar, maka saya tidak perlu menyebrang jalan buat menghindar darinya"

Kalimat tersebut terus diingat oleh Joshua sebagai filosofi "Tak Perlu Menyebrang Jalan" yang mempengaruhinya dalam bertingkah laku dalam menjalin hubungan, bukan hanya dalam hal bisnis, melainkan juga persahabatan dan keluarga.

Dia ingin jika suatu hari hubungan yang terjalin tersebut berakhir, dia tak perlu menghindar jika suatu saat akan berpapasan. Agar jika kelak bertemu lagi di lain kesempatan, dia bisa menatap mata pihak lain dengan percaya diri dan ngobrol-ngobrol dengan nuansa persahabatan.

Filosofi yang menarik, bukan?

(sumber: becomingminimalist.com/cross-the-street-theory/)
 

Rockman

Hosting Guru
Verified Provider
Apa Anda pernah suatu ketika lagi jalan kaki entah darimana hendak ke mana, tiba-tiba:

(1) Anda melihat dari kejauhan ada seseorang yang Anda kenal sedang berjalan kaki ke arah Anda

atau bisa juga

(2) Anda menyadari bahwa di depan Anda ada orang yang Anda kenal kalau Anda jalan terus pasti akan mendahuluinya

sehingga Anda pun bergegas memilih jalan lain karena tidak ingin berpapasan dengannya atau mendahuluinya karena Anda ingin menghindar darinya?

Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi sebuah artikel menarik dari blog Becoming Minimalist oleh Joshua Becker (salah seorang praktisi gaya hidup minimalis/minimalism), judulnya "Never Have to Cross the Street: A Helpful Approach to Ending Relationships".

Sepuluh tahun yang lalu Joshua menjual rumahnya di Vermont karena mau pindah ke Arizona.

Dia menggunakan jasa seorang penjual rumah bernama Garry.

Joshua pernah nanya ke Garry dalam proses negosiasi dengan calon pembeli rumah, berapa kira-kira kita mesti pasang harga, apakah ini udah adil buat penjual dan pembeli, dan sebagainya.

Lalu Garry menjawab:

"Well, dalam sebuah negoisasi, kamu bisa minta apa saja yang kamu inginkan. Tapi filosofi saya, untuk setiap transaksi bisnis, adalah bahwa ketika negosiasi itu berakhir, jika suatu saat saya melihat ada orang yang pernah bernegoisasi dengan saya berjalan ke arah saya di trotoar, maka saya tidak perlu menyebrang jalan buat menghindar darinya"

Kalimat tersebut terus diingat oleh Joshua sebagai filosofi "Tak Perlu Menyebrang Jalan" yang mempengaruhinya dalam bertingkah laku dalam menjalin hubungan, bukan hanya dalam hal bisnis, melainkan juga persahabatan dan keluarga.

Dia ingin jika suatu hari hubungan yang terjalin tersebut berakhir, dia tak perlu menghindar jika suatu saat akan berpapasan. Agar jika kelak bertemu lagi di lain kesempatan, dia bisa menatap mata pihak lain dengan percaya diri dan ngobrol-ngobrol dengan nuansa persahabatan.

Filosofi yang menarik, bukan?

(sumber: becomingminimalist.com/cross-the-street-theory/)
Rasa fobia seringkali terjadi pada diri Seseorang, Kalau tidak bisa mengatasi hal ini di khawatirkan akan berdampak ke penyakit mental anxiety
 

1stserver

Hosting Guru
Verified Provider
Apa Anda pernah suatu ketika lagi jalan kaki entah darimana hendak ke mana, tiba-tiba:

(1) Anda melihat dari kejauhan ada seseorang yang Anda kenal sedang berjalan kaki ke arah Anda

atau bisa juga

(2) Anda menyadari bahwa di depan Anda ada orang yang Anda kenal kalau Anda jalan terus pasti akan mendahuluinya

sehingga Anda pun bergegas memilih jalan lain karena tidak ingin berpapasan dengannya atau mendahuluinya karena Anda ingin menghindar darinya?

Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi sebuah artikel menarik dari blog Becoming Minimalist oleh Joshua Becker (salah seorang praktisi gaya hidup minimalis/minimalism), judulnya "Never Have to Cross the Street: A Helpful Approach to Ending Relationships".

Sepuluh tahun yang lalu Joshua menjual rumahnya di Vermont karena mau pindah ke Arizona.

Dia menggunakan jasa seorang penjual rumah bernama Garry.

Joshua pernah nanya ke Garry dalam proses negosiasi dengan calon pembeli rumah, berapa kira-kira kita mesti pasang harga, apakah ini udah adil buat penjual dan pembeli, dan sebagainya.

Lalu Garry menjawab:

"Well, dalam sebuah negoisasi, kamu bisa minta apa saja yang kamu inginkan. Tapi filosofi saya, untuk setiap transaksi bisnis, adalah bahwa ketika negosiasi itu berakhir, jika suatu saat saya melihat ada orang yang pernah bernegoisasi dengan saya berjalan ke arah saya di trotoar, maka saya tidak perlu menyebrang jalan buat menghindar darinya"

Kalimat tersebut terus diingat oleh Joshua sebagai filosofi "Tak Perlu Menyebrang Jalan" yang mempengaruhinya dalam bertingkah laku dalam menjalin hubungan, bukan hanya dalam hal bisnis, melainkan juga persahabatan dan keluarga.

Dia ingin jika suatu hari hubungan yang terjalin tersebut berakhir, dia tak perlu menghindar jika suatu saat akan berpapasan. Agar jika kelak bertemu lagi di lain kesempatan, dia bisa menatap mata pihak lain dengan percaya diri dan ngobrol-ngobrol dengan nuansa persahabatan.

Filosofi yang menarik, bukan?

(sumber: becomingminimalist.com/cross-the-street-theory/)
Keren .... "negosiasi yang baik adalah bila bisa memenangkan kedua belah pihak, bukan menang sendiri"
 

masiqbal

Hosting Guru
Verified Provider
Kadang memilih "menyebarang jalan" duluan, karena kasihan kepada yg sebenarnya ingin "menyeberang jalan".
 

Top