lebih penting mana? ram? disk space? prossesor?


Status
Not open for further replies.

Lukmanul Hakim

Apprentice 1.0
Pertanyaan itu sebenernya bisa dijawab oleh "Cloud" yakni High Scalability-nya dari SaaS dan PaaS Cloud, tidak peduli apakah Infrastrukturnya Cloud atau Traditional.

Maksud saya CloudLinux, meski masih kontroversial :D

"Cuma pakai OS CloudLinux saja sudah bisa mengklaim Cloud Hosting ..."

Tapi tetap menurut saya CloudLinux itu punya fitur LVE ( Lightweight Virtual Environment ) yang menjadikan Shared Hosting memiliki Skalabilitas yang tinggi (High Scalability).

"Skalabilitas atau keterluasan adalah kemampuan suatu sistem, jaringan, atau proses untuk menangani penambahan beban yang diberikan, atau potensinya untuk ditingkatkan guna menangani penambahan beban tersebut" @Wikipedia

Tapi LVE di CloudLinux memang bersifat Fixed bergantung pada Paket Hosting yang ditawarkan, tidak seperti Cloud Server yang Flexible dari Storage, CPU Core, RAM, dsb yang bisa disesuaikan dengan sangat mudah dengan Slider yang disediakan.


Parameter LVE adalah CPU Speed, Physical Memory, Virtual Memory, I/O, IOPS, Entry Process, Number of Process, Inodes, Network, dsb

Nah, Hosting yang recommended, itu setidaknya Virtual Memory, I/O, Inodes, dan Network tidak diset alias Unlimited (Tidak Dibatasi, bukan Tidak Terbatas, realitanya masih diukur/metered, jadi tidak relevant disebut unmetered).

Lalu tinggal CPU Speed, Physical Memory, I/O, Entry Process, dan Number of Process.

Entry Process dan Number of Process itu kaitannya dengan Script yang dijalankan, jika tidak optimal, maka akan menghasilan "Proses Zombie" yang tidak dikill/release setelah selesai menunaikan tugasnya masing-masing.

Penggunaan CMS seperti WordPress tentu sudah sangat baik menangani itu, biasanya bermasalah jika menjalankan Website PHP buatan sendiri :D

Entry Process dan Number of Process LImit dibuat agar tidak terjadi overload ketika terjadi serangan DDoS.


Nah, prioritas keduanya menjadi rendah ...


Sisa CPU Speed (Core), Physical Memory, dan I/O Speed.


I/O Speed ini kaitannya dengan StorageOperation, ini adalah kecepatan Baca/Tulis (R/W) dari Storage, biasanya SSD mampu memberikan I/O Speed lebih cepat, apalagi jika Konfigurasi RAID-50. Kebijakan I/O bisa tergantung dari Teknologi, Konfigurasi, dsb dari Hardware Storage yang digunakan oleh Provider bersangkutan.
I/O Speed ini yang biasanya menyebabkan Bottleneck meskipun CPU sudah Multiple Core.


CPU Speed (Core) ini di CloudLinux kelipatan 100% = 1 Core. Jadi 200% = 2 Core, dst

1 Core itu mewakili Frekuensi Kecepatan CPU tiap Core, misal 2,40 GHz, maka 1 Core = 2,40 GHz, jika Server memiliki 16 CPUS, maka ada 16 Core yang memiliki kecepatan masing-masing 2,40 GHz.

Jika kita dapat Guaranteed 1 Core CPU, maka kita bisa menggunakan 2,40 GHz itu.

Jika kita dapat Guaranteed 2 Core CPU, maka kita bisa menggunakan 2x 2,40 GHz itu (Dual Core). Dst


Berarti 1 Server 16 CPUS untuk 16 User Saja Dong Kalau Masing-masing Guaranteed 1 Core CPU ?

Oh tidak, faktanya meski setiap User berhak/guaranteed menggunakan 1 Core CPU, tapi tidak semuanya menggunakan 100% CPU Usage kan ?

Nah "Free GHz" itulah yang Shared !

Jadi, semakin sesak sebuah Server dengan Klaim Hak Guaranteed CPU yang sama, maka "Free GHz" juga semakin sedikit. Itulah tugas Provider menambah alokasi CPU Core (CPUS) dan/atau stop menambah User baru, kemudian menyiapkan Hyvervisor/Server baru untuk pelanggan selanjutnya. WHMCS/Billing System biasanya otomatis memilihkan Hypervisor terbaik untuk pelanggan baru.


Jika Provider Cloud Hosting berkomitment memberikan layanan Fully Burstable, maka CPU Load Server akan sangat dijaga, agar "Free GHz" yang tersedia cukup.

CPU Core, itu Resource termahal di Server, bahkan RAM yang besar pun biasanya mentok di CPU yang tekor duluan, Memory Free masih banyak padahal.


Nah, untuk mengimbangi CloudLinux seperti ilustrasi diatas, diperlukan Cloud Server yang High Scalability juga dari sisi Hypervisor/KVM Virtualization yang dengan mudah expand Storage, CPUS, RAM, dsb


Terus apa lagi ?

Oh ya, Physical Memory alias RAM :D

Ini terus terang saja Resource yang mudah sekali High Usage, lebih fluktuatif daripada CPU Usage. Apalagi Website/Blog Auto-autoan :D


Lalu kemudian ....

Storage :D

Storage tidak melulu Capacity, tapi perhatikanlah I/O Speed dan IOPS, sebaiknya cari yang Unlimited IOPS (Sekali lagi, Unlimited artikan sebagai Tidak Dibatasi, bukan Tidak Terbatas, faktanya masih Diukur/Metered, jadi tidak cocok disebut Unmetered IOPS).


Pertanyaannya, mana dari semua itu yang terpenting ?

Jawabannya adalah: Sesuaikan Kebutuhan, itulah kenapa Cloud menjadi jawaban karena High Scalability-nya. Saat ini tidak zamannya lagi dikit-dikit nyaranin orang pakai VPS !

Saya ada baca Thread disini, yang salah satu Reply dengan arogannya mengatakan "Basi, mending VPS Saja !, bla bla bla", dan TS menanggapi "Mahal, kebutuhan Blog masih kecil ini, bla bla bla ". Kurang lebih begitu kutipannya. Nah Cloud menjawab itu.


Tapi sayang, CloudLinux Hosting masih diperlakukan seperti Traditional CentOS Hosting saat ini :(

High Scalability-nya tidak dimaksimalkan, LVE digunakan hanya sebagai Throttling saja, seperti Warnet yang dilimit QoS pakai Mikrotik pada tiap biliknya.

Padahal, setiap parameter di LVE, seperti CPU Speed, Physical Memory, Virtual Memory, I/O Speed, IOPS, Entry Process, Number of Process, dsb itu masing-masing bisa disesuaikan mana yang sesuai kebutuhan Client.

Kalau saja LVE dioptimalkan, tidak ada kasus Blog High Volume Traffic mesti pakai Hosting 30 GB Storage hanya untuk bisa mendapatkan 2 atau 3 Core CPU dan 2 - 4 GB Physical Memory, padahal kebutuhan Storage-nya cuma 5 GB. Misal.


Dan parameter LVE itu seringkali tidak dibuka semuanya pada Preview Produk CloudLinux Hosting di Website Provider.


Koreksi jika saya salah :)
 
Last edited:

GPLHosting

Hosting Guru
Pertanyaan itu sebenernya bisa dijawab oleh "Cloud" yakni High Scalability-nya dari SaaS dan PaaS Cloud, tidak peduli apakah Infrastrukturnya Cloud atau Traditional.

Maksud saya CloudLinux, meski masih kontroversial :D

"Cuma pakai OS CloudLinux saja sudah bisa mengklaim Cloud Hosting ..."

Tapi tetap menurut saya CloudLinux itu punya fitur LVE ( Lightweight Virtual Environment ) yang menjadikan Shared Hosting memiliki Skalabilitas yang tinggi (High Scalability).

"Skalabilitas atau keterluasan adalah kemampuan suatu sistem, jaringan, atau proses untuk menangani penambahan beban yang diberikan, atau potensinya untuk ditingkatkan guna menangani penambahan beban tersebut" @Wikipedia

Tapi LVE di CloudLinux memang bersifat Fixed bergantung pada Paket Hosting yang ditawarkan, tidak seperti Cloud Server yang Flexible dari Storage, CPU Core, RAM, dsb yang bisa disesuaikan dengan sangat mudah dengan Slider yang disediakan.


Parameter LVE adalah CPU Speed, Physical Memory, Virtual Memory, I/O, IOPS, Entry Process, Number of Process, Inodes, Network, dsb

Nah, Hosting yang recommended, itu setidaknya Virtual Memory, I/O, Inodes, dan Network tidak diset alias Unlimited (Tidak Dibatasi, bukan Tidak Terbatas, realitanya masih diukur/metered, jadi tidak relevant disebut unmetered).

Lalu tinggal CPU Speed, Physical Memory, I/O, Entry Process, dan Number of Process.

Entry Process dan Number of Process itu kaitannya dengan Script yang dijalankan, jika tidak optimal, maka akan menghasilan "Proses Zombie" yang tidak dikill/release setelah selesai menunaikan tugasnya masing-masing.

Penggunaan CMS seperti WordPress tentu sudah sangat baik menangani itu, biasanya bermasalah jika menjalankan Website PHP buatan sendiri :D

Entry Process dan Number of Process LImit dibuat agar tidak terjadi overload ketika terjadi serangan DDoS.


Nah, prioritas keduanya menjadi rendah ...


Sisa CPU Speed (Core), Physical Memory, dan I/O Speed.


I/O Speed ini kaitannya dengan StorageOperation, ini adalah kecepatan Baca/Tulis (R/W) dari Storage, biasanya SSD mampu memberikan I/O Speed lebih cepat, apalagi jika Konfigurasi RAID-50. Kebijakan I/O bisa tergantung dari Teknologi, Konfigurasi, dsb dari Hardware Storage yang digunakan oleh Provider bersangkutan.
I/O Speed ini yang biasanya menyebabkan Bottleneck meskipun CPU sudah Multiple Core.


CPU Speed (Core) ini di CloudLinux kelipatan 100% = 1 Core. Jadi 200% = 2 Core, dst

1 Core itu mewakili Frekuensi Kecepatan CPU tiap Core, misal 2,40 GHz, maka 1 Core = 2,40 GHz, jika Server memiliki 16 CPUS, maka ada 16 Core yang memiliki kecepatan masing-masing 2,40 GHz.

Jika kita dapat Guaranteed 1 Core CPU, maka kita bisa menggunakan 2,40 GHz itu.

Jika kita dapat Guaranteed 2 Core CPU, maka kita bisa menggunakan 2x 2,40 GHz itu (Dual Core). Dst


Berarti 1 Server 16 CPUS untuk 16 User Saja Dong Kalau Masing-masing Guaranteed 1 Core CPU ?

Oh tidak, faktanya meski setiap User berhak/guaranteed menggunakan 1 Core CPU, tapi tidak semuanya menggunakan 100% CPU Usage kan ?

Nah "Free GHz" itulah yang Shared !

Jadi, semakin sesak sebuah Server dengan Klaim Hak Guaranteed CPU yang sama, maka "Free GHz" juga semakin sedikit. Itulah tugas Provider menambah alokasi CPU Core (CPUS) dan/atau stop menambah User baru, kemudian menyiapkan Hyvervisor/Server baru untuk pelanggan selanjutnya. WHMCS/Billing System biasanya otomatis memilihkan Hypervisor terbaik untuk pelanggan baru.


Jika Provider Cloud Hosting berkomitment memberikan layanan Fully Burstable, maka CPU Load Server akan sangat dijaga, agar "Free GHz" yang tersedia cukup.

CPU Core, itu Resource termahal di Server, bahkan RAM yang besar pun biasanya mentok di CPU yang tekor duluan, Memory Free masih banyak padahal.


Nah, untuk mengimbangi CloudLinux seperti ilustrasi diatas, diperlukan Cloud Server yang High Scalability juga dari sisi Hypervisor/KVM Virtualization yang dengan mudah expand Storage, CPUS, RAM, dsb


Terus apa lagi ?

Oh ya, Physical Memory alias RAM :D

Ini terus terang saja Resource yang mudah sekali High Usage, lebih fluktuatif daripada CPU Usage. Apalagi Website/Blog Auto-autoan :D


Lalu kemudian ....

Storage :D

Storage tidak melulu Capacity, tapi perhatikanlah I/O Speed dan IOPS, sebaiknya cari yang Unlimited IOPS (Sekali lagi, Unlimited artikan sebagai Tidak Dibatasi, bukan Tidak Terbatas, faktanya masih Diukur/Metered, jadi tidak cocok disebut Unmetered IOPS).


Pertanyaannya, mana dari semua itu yang terpenting ?

Jawabannya adalah: Sesuaikan Kebutuhan, itulah kenapa Cloud menjadi jawaban karena High Scalability-nya. Saat ini tidak zamannya lagi dikit-dikit nyaranin orang pakai VPS !

Saya ada baca Thread disini, yang salah satu Reply dengan arogannya mengatakan "Basi, mending VPS Saja !, bla bla bla", dan TS menanggapi "Mahal, kebutuhan Blog masih kecil ini, bla bla bla ". Kurang lebih begitu kutipannya. Nah Cloud menjawab itu.


Tapi sayang, CloudLinux Hosting masih diperlakukan seperti Traditional CentOS Hosting saat ini :(

High Scalability-nya tidak dimaksimalkan, LVE digunakan hanya sebagai Throttling saja, seperti Warnet yang dilimit QoS pakai Mikrotik pada tiap biliknya.

Padahal, setiap parameter di LVE, seperti CPU Speed, Physical Memory, Virtual Memory, I/O Speed, IOPS, Entry Process, Number of Process, dsb itu masing-masing bisa disesuaikan mana yang sesuai kebutuhan Client.

Kalau saja LVE dioptimalkan, tidak ada kasus Blog High Volume Traffic mesti pakai Hosting 30 GB Storage hanya untuk bisa mendapatkan 2 atau 3 Core CPU dan 2 - 4 GB Physical Memory, padahal kebutuhan Storage-nya cuma 5 GB. Misal.


Dan parameter LVE itu seringkali tidak dibuka semuanya pada Preview Produk CloudLinux Hosting di Website Provider.


Koreksi jika saya salah :)

Luarbiasa ini paparan thesis nya. Salut. :113:

Very details and strong analytics !
 

Lukmanul Hakim

Apprentice 1.0
Luarbiasa ini paparan thesis nya. Salut. :113:

Very details and strong analytics !

Terimakasih, saya mewakili para "pengguna/pelanggan" juga bu, soal Scalability CloudLinux yang belum optimal.

Sehingga munculah cibiran dengan statement "Cuma pakai CloudLinux saja sudah bisa ngaku-ngaku Cloud Hosting ..."

Karena memang CloudLinux Hosting masih diperlakukan sebagaimana Traditional CentOS Hosting, kebanyakannya LVE cuma dijadikan throttling saja dan pembeda limit resource tiap paket yg gk cuma Storage, Addon/Alias Domain, Mailbox, Subdomain, Database, dsb

Kalau saya perhatikan dari sisi infrastruktur masih Traditional pun, kalau sudah pakai CloudLinux, maka dari sisi High Scalability (salah satu benefit Cloud) untuk End User bisa didapatkan, Cloud as a Service.

Benefit Cloud dari sisi Uptime itu beda pembahasan lagi, karena itu masuk kedalam High Availability.


Mestinya, di Level Cloud Hosting berbasis CloudLinux, kita bisa pilih CPU Core butuhnya berapa ?, Physical Memory butuhnya berapa ?, Storage butuhnya berapa ?, I/O butuhnya berapa ?, dsb


Misal, ada Blog High Volume Traffic, cuma 1 GB Storage, tapi butuh CPU Speed 200% (2 Core), dan RAM (Physical Memory) sampai 2 GB.

Tapi realita sekarang ini, bahkan ada Paket dari salah satu provider cloud hosting di Indonesia yang untuk 2 Core CPU, RAM 2 GB seharga 500rb/Bulan !

Setelah diteliti, ooooh pantes Storage-nya 20 GB :D

Lalu kalau butuh 3 Core CPU dan RAM 3 GB, dihargai 1 Juta/Bulan !

Setelah diteliti, ooooh pantes Storage-nya 30 GB :D


Padahal kebutuhan Blog tadi cuma 1 GB Storage ....


Itu dari sisi Storage Usage, belom lagi nanti soal Bottleneck lainnya, misal CPU Core sampai 6 Core dan RAM/PMEM sampai 6 GB !, tapi I/O cuma 2 MB/s :D


Memang saat ini, Coud Server (VPS) menjadi yang paling ideal untuk fleksibelitas seperti itu, tapi perlu diingat bahwa dengan CloudLinux, end user bisa mengemat uang untuk manage server, security hardening, biaya lisensi software seperti cpanel, bitninja, spam protection, backup solution, dsb. Yang kita butuhkan memang Web Hosting untuk Website.

Karena yang dibutuhkan adalah Guaranteed Shared Resource, tidak butuh Private/Customizable Server seperti VPS.

Shared Hosting menggunakan Cloud Server itu termasuk salah satu contoh penggunaan Cloud Server untuk produksi, dilain pihak ada yang menggunakan untuk Forex, BitCoin Miner, Game Server, File Hosting, dsb
 

GPLHosting

Hosting Guru
Terimakasih, saya mewakili para "pengguna/pelanggan" juga bu, soal Scalability CloudLinux yang belum optimal.

Sehingga munculah cibiran dengan statement "Cuma pakai CloudLinux saja sudah bisa ngaku-ngaku Cloud Hosting ..."

Karena memang CloudLinux Hosting masih diperlakukan sebagaimana Traditional CentOS Hosting, kebanyakannya LVE cuma dijadikan throttling saja dan pembeda limit resource tiap paket yg gk cuma Storage, Addon/Alias Domain, Mailbox, Subdomain, Database, dsb

Kalau saya perhatikan dari sisi infrastruktur masih Traditional pun, kalau sudah pakai CloudLinux, maka dari sisi High Scalability (salah satu benefit Cloud) untuk End User bisa didapatkan, Cloud as a Service.

Benefit Cloud dari sisi Uptime itu beda pembahasan lagi, karena itu masuk kedalam High Availability.


Mestinya, di Level Cloud Hosting berbasis CloudLinux, kita bisa pilih CPU Core butuhnya berapa ?, Physical Memory butuhnya berapa ?, Storage butuhnya berapa ?, I/O butuhnya berapa ?, dsb


Misal, ada Blog High Volume Traffic, cuma 1 GB Storage, tapi butuh CPU Speed 200% (2 Core), dan RAM (Physical Memory) sampai 2 GB.

Tapi realita sekarang ini, bahkan ada Paket dari salah satu provider cloud hosting di Indonesia yang untuk 2 Core CPU, RAM 2 GB seharga 500rb/Bulan !

Setelah diteliti, ooooh pantes Storage-nya 20 GB :D

Lalu kalau butuh 3 Core CPU dan RAM 3 GB, dihargai 1 Juta/Bulan !

Setelah diteliti, ooooh pantes Storage-nya 30 GB :D


Padahal kebutuhan Blog tadi cuma 1 GB Storage ....


Itu dari sisi Storage Usage, belom lagi nanti soal Bottleneck lainnya, misal CPU Core sampai 6 Core dan RAM/PMEM sampai 6 GB !, tapi I/O cuma 2 MB/s :D


Memang saat ini, Coud Server (VPS) menjadi yang paling ideal untuk fleksibelitas seperti itu, tapi perlu diingat bahwa dengan CloudLinux, end user bisa mengemat uang untuk manage server, security hardening, biaya lisensi software seperti cpanel, bitninja, spam protection, backup solution, dsb. Yang kita butuhkan memang Web Hosting untuk Website.

Karena yang dibutuhkan adalah Guaranteed Shared Resource, tidak butuh Private/Customizable Server seperti VPS.

Shared Hosting menggunakan Cloud Server itu termasuk salah satu contoh penggunaan Cloud Server untuk produksi, dilain pihak ada yang menggunakan untuk Forex, BitCoin Miner, Game Server, File Hosting, dsb

Ya ya, benar juga ya ...
 

Lukmanul Hakim

Apprentice 1.0
Ya ya, benar juga ya ...

Itulah bu kenapa OS itu dinamakan CloudLinux, jadi bukan Gimmick Marketing, CloudLinux itu mampu membuat Virtual Environment skala End User, kalau VPS seperti KVM itu Virtual Environment skala Super User/Root. VPS ada yang Fix ditentukan Paket ada yang Flexible kan ?

Beda Level User, beda kebutuhan.

End User, ya untuk Website, Ngeblog saja jika End User di Layanan Web Hosting. Beda lagi End User di Layanan VPN, Layanan Game Online, dsb

Super User, dari install OS, Program/Software, Konfigurasi, dsb sesuai kebutuhan, yang bisa bukan untuk Website.


Kalau tujuannya sama-sama untuk Website, maka satu VPS disetup untuk kebutuhan Website, dan dijual ke banyak orang/pengguna yang tujuannya sama yakni menggunakan Server untuk Website.

Karena tujuannya sama, maka "Patungan" lah untuk bayar Lisensi cPanel, LiteSpeed, BitNinja, Patchman, SysAdmin, Security Hardening, CloudLinux, dsb dan manfaatnya dinikmati bersama-sama. Tapi urusan Resource Server ?, kita butuh Guaranteed Shared Resource.


Makanya, CloudLinux sendiri membedakan Informasi Resource Usage untuk End User, dan Untuk Server secara Global, di cPanel, halaman itu disebut "Server Information", salah satu informasinya adalah Server Load (CPU Usage), Memory Used (RAM Usage), Disk, Swap, dsb yang mana itu Level Server (Kalo istilah Virtualisasi disebut Host).

Pelanggan/End User di CloudLinux itu adalah "Guest", jika meminjam istilah Virtualisasi.





correct! itu dia, coba fitur cloudlinux ada scalability nya dengan mudah :D
trend penjualan hosting bukan lagi k disk tetapi cpu dan ram dkk

Iya, setau saya memang LVE sendiri masih Fix per Package ya ?

Belum Flexible :D

Oh ya, ada konsekuensi sebenarnya dari Flexible Resource, yakni Harga Sewa yang akan lebih mahal daripada Fixed Resource per Package :D
 

GPLHosting

Hosting Guru
Yap, harga sewanya tentu akan berubah
Jadi saat order ada opsi
Cpu
Ram
Disk
IO speed / IOPs
Entry process/n process
Mirip seperti vps yg customable
Bisa dibuat tapu bikin module provosioning sendiri :24:

LVE Managernya ada semacam API-nya ngga ? Kalau ada bagus tuh ... bisa dibuat modul provisioningnya :D

Kalau gak pake cloudlinux, trus pakainya CGroups, mungkin bisa dibuat .. hehe
 
Status
Not open for further replies.

Top