@Rifqi K. Azam
Belajar (menuntut ilmu) dan Bisnis/Entrepreneurship adalah dua nilai yang sama-sama baik. Tetapi ketika keduanya dibenturkan, dan kita harus memilih salah satu. Nah itu yang akan menjadi masalah (nantinya atau dikemudian hari).
Kalau saya pribadi, dan untuk anak saya kelak, saya akan berpesan dan menasehati, seperti ini (karena saya juga pernah punya pengalaman yang sama dan hampir 'tidak meluluskan kuliah saya lantaran sudah kenal duit').
"Ilmu, belajar dan bangku sekolah adalah pondasi dasarmu. Belajar dan sekolah adalah dua hal yang berbeda, yang harus dipahami betul2. Tetapi kamu hanya bisa belajar menaklukan diri dari bangku sekolah (kurikulum standar sekolah). Tak perlu ngeyel untuk berandai2 bahwa banyak juga seperti Om LIm atau Menteri Susi yang hanya mengenyam bangku SD atau SMP dan bisa jadi seperti sekarang. Coba kamu bayangkan tanpa sekolah, bisakah kamu bangun pagi tiap hari? Bisakah kamu mengerjakan tugas-tugas yang kamu rencanakan sendiri sesuai dengan deadlinenya? Dan banyak pelajaran kedisiplinan lainnya. Kalau jawabannya bisa, mugnkin sekolah bukan lagi "standar" mu.
Kamu bisa mencari duit sebanyak pun yang kamu mau, tetapi tanpa pondasi yang kokoh, kamu akan kehilangan arah dan tujuanmu mencari duit itu, dan disaat itu terjadi, kamu baru akan menyesal. Taklukan dirimu sendiri, taklukan kurikulum pendidikan. So, SMA (SMK) adalah kewajiban, S1 adalah minimal, diatas S1 ya terserah anaknya mau gimana.
Saran saya: untuk dik Rifqi

Banyak2lah baca buku! Buku yang bermutu (buku leadership dan manajemen boleh).
Saya suka kutipan Steve Jobs (2005 didpn mahasiswa Stanford) yang kira2 begini bunyinya "Jika hari ini adalah hari terakhirmu, apakah yang akan kamu lakukan"
https://winnervps.com/seandainya-hari-ini-adalah-hari-terakhirmu-apakah-yang-akan-kamu-lakukan/