Lukmanul Hakim
Apprentice 1.0
Assalamu'alaikum 
Di Tahun 2011'an, saya pernah bikin repot banyak orang dengan "Lifetime" atau "One Time Payment" Web Hosting, sudah Lifetime, Unlimited pula
Terus terang, saat itu saya masih bocah tengil, asli dah tuan, saya kok bisa yah jadi CEO Muda Kontroversial saat itu, mungkin kalau kata Pakar Bisnis, Kegoblokan saya dulu itu bikin saya berani Take Action.
Banyak yang tidak mengerti bahwa Lifetime itu tak ubahnya seperti Warranty dari RAM atau Memory Card yang artinya selama Resource masih ada, dalam hal ini Product (atau bahkan Perusahaannya) masih ada, maka berhak menggunakan layanan, kalau Discontinue, bubar ?, ya End of Life
Istilah "Lifetime" itu kalau sekarang ini sama kontroversialnya dengan istilah "Unlimited" dan "Cloud".
Jika "Unlimited" ada alternativenya yakni "Unmetered". Padahal yang benar tetaplah Unlimited, karena tetap Metered, hanya saja Limit-nya tidak dipatok/infinity. Sedangkan Unmetered, faktanya di Resource Statistic masih diukur berapa Total pemakaian Storage Space, berapa Total pemakaian Bandwidth, berapa jumlah Addon Domain, Alias/Parked Domain, Subdomain, Database, Mailbox, dsb. Bedanya, dalam hal Storage Usage, yang dilimit adalah Inodes. Pengartian "Unlimited" bukannya "Tidak Terbatas", tapi yang benar adalah "Tidak Dibatasi", ini berbeda dengan "Tidak Diukur" (Unmetered). Karena faktanya tetap saja Metered, jika tidak, kita tidak akan tau berapa pemakaian storage kita di Server itu. Di Statistic, tampilannnya "684.00 MB / ∞", nah yg Unlimited itu "∞" yang artinya Tidak Dibatasi, sedangkan 684.00 MB itulah yang Metered. Total Ukuran Files dan Direktori memang Tidak Dibatasi, tapi Total/Jumlah Files dan Direktori yang dibatasi, diukur dan dibatasi (Metered and Limited).
Maka, "Lifetime" itu ada juga alternativenya yakni "One Time Payment", kamu cukup bayar sekali, pakai sepuasnya sampai Resource-nya habis, bukan sampai Customer itu mengalami End of Life, R.I.P, karena yang "Lifetime" itu produk/layanan. Persis seperti ketika kita membeli RAM atau membeli Software dan ternyata produk itu Discontinue, maka ketika rusak/buggy, kita tidak bisa klaim.
Pada akhirnya, "Lifetime" itu sama seperti "Unlimited" yang definisinya kembali lagi ke Provider, seperti sekarang ini istilah "Cloud" yang juga definisinya kembali lagi ke Provider bersangkutan. Traditional Hosting dengan OS CloudLinux saja sekarang mengklaim sebagai Cloud Hosting, karena dinilai CloudLinux mampu memberikan salah satu komponen Cloud yakni High Scalability, CPU Speed (Core), PMEM, I/O, EP, NPROC Kurang ?, Upgrade Paket saja !, yang sekarang dikasih Label "WordPress Hosting" yang mana aspek Cloud-nya ada pada Pemaketan LVE CloudLinux yang dikasih label "Cloudlet" atau "Cloud POP" oleh provider bersangkutan.
Infrastruktur ?, trend saat ini adalah menggunakan Cloud Server dari provider IaaS (Infrastructure as a Service) seperti Linode, NewMedia, OVH, dsb.
Mengetahuinya cek saja IP Address server menggunakan Reverse DNS Lookup, lihat ASN-nya.
Apakah bisa disebut Cloud Hosting ?
Bisa, karena Shared Hosting itu dibangun dari Cloud Server (VPS KVM) dari IaaS.
Maka dari itu, ada Provider Cloud Hosting yang bahkan menggunakan CentOS, bukan CloudLinux, toh tetap disebut Cloud Hosting. Bedanya Resource benar-benar Unlimited, tidak ada Limit CPU Speed, Physical Memory, I/O, EP, NPROC, dsb, Limitasinya ada pada Rule di Term of Service, kalau kena, ya Suspend.
Wah, malah sharing pendapat saya mengenai Cloud
Terus terang, dulu saya tidak bisa explaining seperti diatas, dulu saya terlalu bodoh (Sekarang saya Mahasiswa TI)
Kenapa saya terjerumus ke Lifetime Hosting ?, bisa dikatakan saya salah gaul
Dan saya juga korban pembodohan publik oleh mereka-mereka yang levelnya diatas saya saat itu di Lifetime Hosting.
Saya awalnya adalah seorang Blogger WordPress Self Hosting yang tuan tau sendiri bahwa Hunting Web Hosting itu sudah biasa, sama seperti yang lain, yang aktif di "forum sebelah", saya cari di FJB-nya, dan banyak sekali penawaran Lifetime Hosting, dan yang menjadi dedengkotnya saya lupa namanya dan dari mana asalnya (padahal sempat temenan di YM, FB, dsb, saya benar-benar lupa). Dia bahkan jadi Technical Support (Root) di salah satu Upline Lifetime Hosting yang Domain Name nya ada nama buah jeruknya dalam bahasa inggris.
Jadilah saya Client Shared Hosting dia, jujur, seneng banget cuma sekali bayar, pake selamanya, sama saja seperti perasaan para Client Lucky Hosting nantinya.
Saya yang masih bodoh itu pun terpikir untuk jadi Reseller, Master Reseller, Alpha Reseller. Dan itu nekat abisss !
Terus terang, tidak ada niat negatif sama sekali, karena saya pikir, itu lumrah, itu biasa, itu mungkin, itu normal.
Itu ibarat saya menjadi korban Bisnis MLM saja tuan !
Lucky Hosting pun hampir mendekati ajalnya yakni ketika Resource itu sudah menipis (secara global Lifetime Hosting memang udh mau tewas), karena saya dulu Downline dari Upline yang memang sama-sama Lifetime Hosting, tidak tanggung-tanggung, sudah Lifetime, mereka berani jual Alpha Reseller pula !
Biasanya Alpha Reseller dan Master Reseller jadi patokan saya saat ini kalau nyari Provider Web Hosting berkualitas, kalau ada 2 jenis layanan itu, saya gk bakalan pilih !
Saya pun membuat Thread FJB yang isinya ingin menjual Lucky Hosting ...
Sampai saya kenal dengan seorang Hoster yang menyelamatkan saya dari Kejaran massa, yakni mas Voezie, CEO dan Founder CV. Cempakatech Indonesia yang bertemu dengan saya secara virtual di Thread itu
Lucky Hosting pun Marger, pengumumannya pun masih ada disini, itu rasanya seperti massa udah chaos luar biasa, saya diangkat ke langit
Itu pun awalnya mas Voezie menawarkan passive income dari income Lucky Hosting yang dijalankan manajemen-nya. Tapi, saya menawarkan diri untuk menjadi Staff disana (Kerja).
Jadilah saya Technical Support di Hosting Company, dimana saya saat itu masih kelas 2 Madrasah Aliyah. Tanpa Ijazah, tanpa tanya nilai sekolah !, percobaan beberapa bulan, hingga jadi Staff Tetap.
Saya malu sob, Anak Pesantren Madrasah Aliyah terjerumus kedalam Ponzi Lifetime Hosting, saya tobat luar biasa !
Lucky Hosting itu saya buat dan jalankan tanpa ilmu, goblok segoblog gobloknya
Dan seperti kata saya sebelumnya, "saya diangkat ke langit" yakni saya bekerja secara "Cloud"
Seluruh Client Lucky Hosting, pindah ke Murah Banget, dengan layanan yang masih Lifetime, ibaratnya ya jadi pengguna Free Hosting. Selanjutnya, saya benar-benar serahkan ke mas Voezie semuanya mengenai Client Lucky Hosting itu.
Awal-awal bekerja, saya pinjem duit pula ke mas Voezie, dan tidak saya bayar selama saya bekerja disana beberapa tahun, ketika saya ada keinginan bayar, mas Voezie bilang "saya gk nagih hutang". (Ini nanti jadi Twist Ending).
Singkat cerita, jadi Technical Support secara Remotely itu tidak mudah !, yang jelas gk bisa ke Data Center buat handle troubleshooting dan maintenance.
Saya yang introvert personality (lengkapnya INTJ = Introvert, iNtuition, Think, and Judgement) ini beberapa kali ada kesempatan ke Jakarta untuk ngantor, kunjungan ke kantor perusahaan tempat saya bekerja itu, tapi saya tidak lakukan. Traveling bukan passion saya. Padahal perusahaan siap nanggung saya selama disana
Karena saat itu Lifestyle saya kurang lebih seperti karakter Eliot di West TV Serial berjudul "Mr. Robots" itu
Pernah nonton ?
Sampai perusahaan itu pun mengalami guncangan juga yang endingnya, marger juga ...
Saya atau "Kami" (Staff lain) pun kena Pemutusan Hubungan Kerja, yang lain dengan cara yang Official karena yang lain adalah Staff yang lebih duluan dirumahkan sampai mendapatkan surat "itu". Dan yaaa mereka kerja di Kantor.
Saya yang adalah Technical Support, menjadi yang terakhir kena PHK ...
Tidak ada cara resmi, sehingga saya kerja beberapa tahun disana tidak ada hasil apa pun dalam bentuk record dokumen resmi yang akan saya gunakan untuk bekerja saat saya lulus kuliah nanti.
Dengan kata lain, saya jadi Fresh Graduate lagi
Dan selain tanpa dokumen resmi, maaf ... uang pesangon pun tidak saya dapatkan
Perlu dicatat bahwa saat bekerja saat itu, prosedurnya resmi, ada dokumennya
Hingga akhirnya (Twist Ending yg tadi saya janjikan), uang yang saat awal saya bekerja saya pinjam, itu menjadi pesangon saya saat out dari perusahaan yang sudah marger dengan perusahaan yang lebih besar lagi itu
Kalau mas Voezie baca, saya mohon kerelaannya, karena Lucky Hosting pun saya lepaskan begitu saja dan saya tau Lucky Hosting tetap beroperasi di DWH
(Saya sejak awal membiarkannya expired, tapi ternyata tidak).
Saya seperti jera, shock, kecewa, sehingga Lucky Hosting saya buang begitu saja, awalnya saya kira Domainnya akan Expired, tapi ternyata Lucky Hosting tetap Surivive dibawah manajemen mas Voezie
Melalui Thread ini, saya mohon agar utang saya dulu dibayarkan saja dengan Lucky Hosting itu, semuanya. Saya bayar pakai asset saja
Saya tidak menuntut "bagi hasil", saya ikhlas, karena mas Voezie sudah selamatkan saya dari Lucky Hosting.
Saya sudah Lost Contact dengan mas Voezie, sampai akhirnya saya lihat beliau masih aktif disini (DWH).
Saya berterimakasih, karena sudah menyelamatkan nyawa saya, dunia dan akhirat saya dulu karena Lucky Hosting
Kebodoahan saya, menuai dampak/hasil yang mengerikan, dan saya diselamatkan oleh Allah melalui perantara mas Voezie (CV. Cempakatech).
Tapi saya tidak ingin jadi sengketa nanti di akhirat mengenai utang saya itu, saya tidak mungkin mengklaim sepihak kalau itu adalah "gantinya uang pesangon PHK saya" kan ?
Maaf jika Thread ini membawa Case lama, saya post disini mixing banget, mulai dari perkenalan, share pengalaman, dan surat terbuka
Jika ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf ...
Kepada para Client Lucky Hosting dulu, saya mohon maaf ...
Momentnya pas banget lagi udah mau lebaran

Di Tahun 2011'an, saya pernah bikin repot banyak orang dengan "Lifetime" atau "One Time Payment" Web Hosting, sudah Lifetime, Unlimited pula

Terus terang, saat itu saya masih bocah tengil, asli dah tuan, saya kok bisa yah jadi CEO Muda Kontroversial saat itu, mungkin kalau kata Pakar Bisnis, Kegoblokan saya dulu itu bikin saya berani Take Action.
Banyak yang tidak mengerti bahwa Lifetime itu tak ubahnya seperti Warranty dari RAM atau Memory Card yang artinya selama Resource masih ada, dalam hal ini Product (atau bahkan Perusahaannya) masih ada, maka berhak menggunakan layanan, kalau Discontinue, bubar ?, ya End of Life

Istilah "Lifetime" itu kalau sekarang ini sama kontroversialnya dengan istilah "Unlimited" dan "Cloud".
Jika "Unlimited" ada alternativenya yakni "Unmetered". Padahal yang benar tetaplah Unlimited, karena tetap Metered, hanya saja Limit-nya tidak dipatok/infinity. Sedangkan Unmetered, faktanya di Resource Statistic masih diukur berapa Total pemakaian Storage Space, berapa Total pemakaian Bandwidth, berapa jumlah Addon Domain, Alias/Parked Domain, Subdomain, Database, Mailbox, dsb. Bedanya, dalam hal Storage Usage, yang dilimit adalah Inodes. Pengartian "Unlimited" bukannya "Tidak Terbatas", tapi yang benar adalah "Tidak Dibatasi", ini berbeda dengan "Tidak Diukur" (Unmetered). Karena faktanya tetap saja Metered, jika tidak, kita tidak akan tau berapa pemakaian storage kita di Server itu. Di Statistic, tampilannnya "684.00 MB / ∞", nah yg Unlimited itu "∞" yang artinya Tidak Dibatasi, sedangkan 684.00 MB itulah yang Metered. Total Ukuran Files dan Direktori memang Tidak Dibatasi, tapi Total/Jumlah Files dan Direktori yang dibatasi, diukur dan dibatasi (Metered and Limited).
Maka, "Lifetime" itu ada juga alternativenya yakni "One Time Payment", kamu cukup bayar sekali, pakai sepuasnya sampai Resource-nya habis, bukan sampai Customer itu mengalami End of Life, R.I.P, karena yang "Lifetime" itu produk/layanan. Persis seperti ketika kita membeli RAM atau membeli Software dan ternyata produk itu Discontinue, maka ketika rusak/buggy, kita tidak bisa klaim.
Pada akhirnya, "Lifetime" itu sama seperti "Unlimited" yang definisinya kembali lagi ke Provider, seperti sekarang ini istilah "Cloud" yang juga definisinya kembali lagi ke Provider bersangkutan. Traditional Hosting dengan OS CloudLinux saja sekarang mengklaim sebagai Cloud Hosting, karena dinilai CloudLinux mampu memberikan salah satu komponen Cloud yakni High Scalability, CPU Speed (Core), PMEM, I/O, EP, NPROC Kurang ?, Upgrade Paket saja !, yang sekarang dikasih Label "WordPress Hosting" yang mana aspek Cloud-nya ada pada Pemaketan LVE CloudLinux yang dikasih label "Cloudlet" atau "Cloud POP" oleh provider bersangkutan.
Infrastruktur ?, trend saat ini adalah menggunakan Cloud Server dari provider IaaS (Infrastructure as a Service) seperti Linode, NewMedia, OVH, dsb.
Mengetahuinya cek saja IP Address server menggunakan Reverse DNS Lookup, lihat ASN-nya.
Apakah bisa disebut Cloud Hosting ?
Bisa, karena Shared Hosting itu dibangun dari Cloud Server (VPS KVM) dari IaaS.
Maka dari itu, ada Provider Cloud Hosting yang bahkan menggunakan CentOS, bukan CloudLinux, toh tetap disebut Cloud Hosting. Bedanya Resource benar-benar Unlimited, tidak ada Limit CPU Speed, Physical Memory, I/O, EP, NPROC, dsb, Limitasinya ada pada Rule di Term of Service, kalau kena, ya Suspend.
Wah, malah sharing pendapat saya mengenai Cloud

Terus terang, dulu saya tidak bisa explaining seperti diatas, dulu saya terlalu bodoh (Sekarang saya Mahasiswa TI)

Kenapa saya terjerumus ke Lifetime Hosting ?, bisa dikatakan saya salah gaul

Dan saya juga korban pembodohan publik oleh mereka-mereka yang levelnya diatas saya saat itu di Lifetime Hosting.
Saya awalnya adalah seorang Blogger WordPress Self Hosting yang tuan tau sendiri bahwa Hunting Web Hosting itu sudah biasa, sama seperti yang lain, yang aktif di "forum sebelah", saya cari di FJB-nya, dan banyak sekali penawaran Lifetime Hosting, dan yang menjadi dedengkotnya saya lupa namanya dan dari mana asalnya (padahal sempat temenan di YM, FB, dsb, saya benar-benar lupa). Dia bahkan jadi Technical Support (Root) di salah satu Upline Lifetime Hosting yang Domain Name nya ada nama buah jeruknya dalam bahasa inggris.
Jadilah saya Client Shared Hosting dia, jujur, seneng banget cuma sekali bayar, pake selamanya, sama saja seperti perasaan para Client Lucky Hosting nantinya.
Saya yang masih bodoh itu pun terpikir untuk jadi Reseller, Master Reseller, Alpha Reseller. Dan itu nekat abisss !
Terus terang, tidak ada niat negatif sama sekali, karena saya pikir, itu lumrah, itu biasa, itu mungkin, itu normal.
Itu ibarat saya menjadi korban Bisnis MLM saja tuan !

Lucky Hosting pun hampir mendekati ajalnya yakni ketika Resource itu sudah menipis (secara global Lifetime Hosting memang udh mau tewas), karena saya dulu Downline dari Upline yang memang sama-sama Lifetime Hosting, tidak tanggung-tanggung, sudah Lifetime, mereka berani jual Alpha Reseller pula !
Biasanya Alpha Reseller dan Master Reseller jadi patokan saya saat ini kalau nyari Provider Web Hosting berkualitas, kalau ada 2 jenis layanan itu, saya gk bakalan pilih !

Saya pun membuat Thread FJB yang isinya ingin menjual Lucky Hosting ...
Sampai saya kenal dengan seorang Hoster yang menyelamatkan saya dari Kejaran massa, yakni mas Voezie, CEO dan Founder CV. Cempakatech Indonesia yang bertemu dengan saya secara virtual di Thread itu

Lucky Hosting pun Marger, pengumumannya pun masih ada disini, itu rasanya seperti massa udah chaos luar biasa, saya diangkat ke langit

Itu pun awalnya mas Voezie menawarkan passive income dari income Lucky Hosting yang dijalankan manajemen-nya. Tapi, saya menawarkan diri untuk menjadi Staff disana (Kerja).
Jadilah saya Technical Support di Hosting Company, dimana saya saat itu masih kelas 2 Madrasah Aliyah. Tanpa Ijazah, tanpa tanya nilai sekolah !, percobaan beberapa bulan, hingga jadi Staff Tetap.
Saya malu sob, Anak Pesantren Madrasah Aliyah terjerumus kedalam Ponzi Lifetime Hosting, saya tobat luar biasa !
Lucky Hosting itu saya buat dan jalankan tanpa ilmu, goblok segoblog gobloknya

Dan seperti kata saya sebelumnya, "saya diangkat ke langit" yakni saya bekerja secara "Cloud"

Seluruh Client Lucky Hosting, pindah ke Murah Banget, dengan layanan yang masih Lifetime, ibaratnya ya jadi pengguna Free Hosting. Selanjutnya, saya benar-benar serahkan ke mas Voezie semuanya mengenai Client Lucky Hosting itu.
Awal-awal bekerja, saya pinjem duit pula ke mas Voezie, dan tidak saya bayar selama saya bekerja disana beberapa tahun, ketika saya ada keinginan bayar, mas Voezie bilang "saya gk nagih hutang". (Ini nanti jadi Twist Ending).
Singkat cerita, jadi Technical Support secara Remotely itu tidak mudah !, yang jelas gk bisa ke Data Center buat handle troubleshooting dan maintenance.
Saya yang introvert personality (lengkapnya INTJ = Introvert, iNtuition, Think, and Judgement) ini beberapa kali ada kesempatan ke Jakarta untuk ngantor, kunjungan ke kantor perusahaan tempat saya bekerja itu, tapi saya tidak lakukan. Traveling bukan passion saya. Padahal perusahaan siap nanggung saya selama disana

Karena saat itu Lifestyle saya kurang lebih seperti karakter Eliot di West TV Serial berjudul "Mr. Robots" itu

Pernah nonton ?
Sampai perusahaan itu pun mengalami guncangan juga yang endingnya, marger juga ...
Saya atau "Kami" (Staff lain) pun kena Pemutusan Hubungan Kerja, yang lain dengan cara yang Official karena yang lain adalah Staff yang lebih duluan dirumahkan sampai mendapatkan surat "itu". Dan yaaa mereka kerja di Kantor.
Saya yang adalah Technical Support, menjadi yang terakhir kena PHK ...
Tidak ada cara resmi, sehingga saya kerja beberapa tahun disana tidak ada hasil apa pun dalam bentuk record dokumen resmi yang akan saya gunakan untuk bekerja saat saya lulus kuliah nanti.
Dengan kata lain, saya jadi Fresh Graduate lagi

Dan selain tanpa dokumen resmi, maaf ... uang pesangon pun tidak saya dapatkan

Perlu dicatat bahwa saat bekerja saat itu, prosedurnya resmi, ada dokumennya

Hingga akhirnya (Twist Ending yg tadi saya janjikan), uang yang saat awal saya bekerja saya pinjam, itu menjadi pesangon saya saat out dari perusahaan yang sudah marger dengan perusahaan yang lebih besar lagi itu

Kalau mas Voezie baca, saya mohon kerelaannya, karena Lucky Hosting pun saya lepaskan begitu saja dan saya tau Lucky Hosting tetap beroperasi di DWH

Saya seperti jera, shock, kecewa, sehingga Lucky Hosting saya buang begitu saja, awalnya saya kira Domainnya akan Expired, tapi ternyata Lucky Hosting tetap Surivive dibawah manajemen mas Voezie

Melalui Thread ini, saya mohon agar utang saya dulu dibayarkan saja dengan Lucky Hosting itu, semuanya. Saya bayar pakai asset saja

Saya tidak menuntut "bagi hasil", saya ikhlas, karena mas Voezie sudah selamatkan saya dari Lucky Hosting.
Saya sudah Lost Contact dengan mas Voezie, sampai akhirnya saya lihat beliau masih aktif disini (DWH).
Saya berterimakasih, karena sudah menyelamatkan nyawa saya, dunia dan akhirat saya dulu karena Lucky Hosting

Kebodoahan saya, menuai dampak/hasil yang mengerikan, dan saya diselamatkan oleh Allah melalui perantara mas Voezie (CV. Cempakatech).
Tapi saya tidak ingin jadi sengketa nanti di akhirat mengenai utang saya itu, saya tidak mungkin mengklaim sepihak kalau itu adalah "gantinya uang pesangon PHK saya" kan ?
Maaf jika Thread ini membawa Case lama, saya post disini mixing banget, mulai dari perkenalan, share pengalaman, dan surat terbuka

Jika ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf ...
Kepada para Client Lucky Hosting dulu, saya mohon maaf ...
Momentnya pas banget lagi udah mau lebaran
