Wah! Domain GO.... Melanggar Lhoooo


gnulab

Beginner 2.0
Yang dipermasalahkan itu bukan Go-nya tapi GoPay(roll).

Coba dibaca lagi deh UU No. 20 Tahun 2016. Jelas di sana tentang merk.

Tidak ada yang melarang UMKM mendaftarkan domain Go, Grab, Toko atau ALFA (sesuai contoh Anda) selagi itu tidak mengandung persamaan baik secara keseluruhan, sebagian atau ada unsur kemiripan. Ditambah tujuan merek dan domain tersebut juga apa? Apakah sama pelayanannya dengan merek terdaftar yang ditiru tersebut?

Mau daftar GoFotografi.com, Grabmybook.com, Tokokue.com atau Alfaomega.com gak akan jadi masalah.

Yang bakal jadi masalah dikemudian hari jika mendaftar domain seperti berikut;
GoJeksmart.com, Grabfoodie.com, Tokopediaku, atau Alfamarta.com

Yep, sorry mistake. Bener, yang dipermasalahkan itu bukan GO-nya tapi GOPAY.

Kenapa saya merasa kesal karena keputusan hanya diambil dari segi penamaan saja. Jika begitu bisa-bisa semua varian GoPay dianggap sebagai kemiripan dan dilarang.

Kosenkuensi (guess-timate) penilaian hanya dari penamaan saja (asumsi semua merk tsb belum didaftar di HAKI)
  1. GoPay(ee) = very high chance di hapus
  2. GoPay(or) = very high chance di hapus
  3. GoPaid = very high chance di hapus
  4. GoPayBill = high chance di hapus
  5. GoPayTagihan = high chance di hapus
  6. GoPayInvoice = high chance di hapus
  7. GoPayne = very high chance di hapus
  8. GoPayme = very high chance di hapus
where does it end?

Selain penamaan harusnya juga dilihat konten domain tersebut.
  1. GoPay(ee) = situs di bikin sedemikian rupa mirip dengan GoPay
  2. GoPay(or) = situs di bikin sedemikian rupa mirip dengan GoPay
  3. GoPaid = park domain
  4. GoPayBill = invoicing service
  5. GoPayTagihan = Invoice aggregator
  6. GoPayInvoice = Invoice aggregator
  7. GoPayne = temen sekolah yang lagi sakit kanker dan isi website hanya ucapan dukungan
  8. GoPayme =hobbyist yang pasang QR code sehingga temen bayar hutang tinggal scan barcode
Jika penilaian adalah penamaan + koten, maka kosenkuensi akan berubah:
  1. GoPay(ee) = hapus
  2. GoPay(or) = hapus
  3. GoPaid = tidak di hapus
  4. GoPayBill = tidak di hapus
  5. GoPayTagihan = tidak di hapus
  6. GoPayInvoice = tidak di hapus
  7. GoPayne = tidak di hapus
  8. GoPayme = tidak di hapus
DJKI pun tidak permasalahkan daftar merk dengan nama yang sama dengan merk di pasar, asal kelas beda dan tidak ada kaitan, logo juga beda (bukan blanket statement, seek professional advice).
 

Minimal

Apprentice 1.0
Yep, sorry mistake. Bener, yang dipermasalahkan itu bukan GO-nya tapi GOPAY.

Kenapa saya merasa kesal karena keputusan hanya diambil dari segi penamaan saja. Jika begitu bisa-bisa semua varian GoPay dianggap sebagai kemiripan dan dilarang.

Kosenkuensi (guess-timate) penilaian hanya dari penamaan saja (asumsi semua merk tsb belum didaftar di HAKI)
  1. GoPay(ee) = very high chance di hapus
  2. GoPay(or) = very high chance di hapus
  3. GoPaid = very high chance di hapus
  4. GoPayBill = high chance di hapus
  5. GoPayTagihan = high chance di hapus
  6. GoPayInvoice = high chance di hapus
  7. GoPayne = very high chance di hapus
  8. GoPayme = very high chance di hapus
where does it end?

Selain penamaan harusnya juga dilihat konten domain tersebut.
  1. GoPay(ee) = situs di bikin sedemikian rupa mirip dengan GoPay
  2. GoPay(or) = situs di bikin sedemikian rupa mirip dengan GoPay
  3. GoPaid = park domain
  4. GoPayBill = invoicing service
  5. GoPayTagihan = Invoice aggregator
  6. GoPayInvoice = Invoice aggregator
  7. GoPayne = temen sekolah yang lagi sakit kanker dan isi website hanya ucapan dukungan
  8. GoPayme =hobbyist yang pasang QR code sehingga temen bayar hutang tinggal scan barcode
Jika penilaian adalah penamaan + koten, maka kosenkuensi akan berubah:
  1. GoPay(ee) = hapus
  2. GoPay(or) = hapus
  3. GoPaid = tidak di hapus
  4. GoPayBill = tidak di hapus
  5. GoPayTagihan = tidak di hapus
  6. GoPayInvoice = tidak di hapus
  7. GoPayne = tidak di hapus
  8. GoPayme = tidak di hapus
DJKI pun tidak permasalahkan daftar merk dengan nama yang sama dengan merk di pasar, asal kelas beda dan tidak ada kaitan, logo juga beda (bukan blanket statement, seek professional advice).

Itulah kenapa di dalam hukum itu ada asas itikad baik. Kenapa harus menggunakan nama GoPay untuk penamaan layanan di bidang keuangan baik itu konvensional atau digital?

Tujuan untuk menggunakan nama GoPay apa? Landasan berpikir ketika seorang mendaftarkan nama GoPay(xxx) untuk layanan yang sama atau menyerupai GoPay adalah ingin layanannya terasosiasi dengan merek terdaftar GoPay, kan? Atau ingin mendapatkan limpahan brand awareness dari para pengguna GoPay, kan? Atau ingin mendapatkan kepercayaan instant oleh calon konsumennya, kan? karena ada embel-embel GoPay.

GoPay itu istilah yang sangat spesifik dan terang peruntukannya. Orang tidak akan mendaftarkan embel-embel GoPay untuk buat situs berita gosip.

Tidak ada yang melarang Anda untuk mendaftarkan nama GoPay sebagai variasi domain Anda.

Kalau misalnya provider N menghapus domain Anda karena terindikasi ada penyalahgunaan merek dagang dan memberikan kompensasi berupa refund atau pilihan mendaftarkan domain lain, itu sudah tepat dan dapat dimengerti. Namun memang prosedurnya agak ekstrim.

Solusinya, silakan cari registrar lain sambil berharap tidak ada takedown dari registrar atau pemegang merek.

DJKI pada dasarnya memberikan hak pada masyarakat untuk mendaftarkan nama apapun tapi sekali lagi UU memberikan kewenangan pada DJKI untuk memeriksa dan atau menolak permohonan jika dirasa tidak sesuai dengan peraturan.
 

Minimal

Apprentice 1.0
Di sini kita bicara mengenai penamaan dan penggunaan merek dagang di Indonesia ya. Kalau ada orang atau perusahaan di luar Indonesia yang menggunakan nama merek dagang Indonesia itu sudah beda cerita.
 

Sakti

Beginner 2.0
Untuk urusan trademark (merk dagang) memang ada sih klausul yang melarang penggunaan merk dagang baik keseluruhan, sebagian atau mirip-mirip. Hal ini dapat diperkuat dengan tujuan penggunaan merk dagang yang disengketa-kan tersebut.

Kalau misalnya ada merk dagang GoPay dan ada orang lain yang mendaftarkan nama GoPayRoll dengan tujuan penggunaan yang sama-sama bertujuan untuk pembayaran maka hal tersebut dilarang karena implikasinya bisa merugikan pemilik merk dagang GoPay dan berpotensi menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman di antara pengguna layanan.

Namun mekanisme pemutusan layanan domain secara sepihak dari N*** (NiagaHoster ya?) itu tidak tepat juga karena sesuai prosedur seharusnya N harus menerima copyright infringement notice dulu dari pemegang merk GoPay atau pihak selaku kuasa hukum GoPay. Kemudian notice tersebut diteruskan oleh N kepada pendaftar domain yang disengketa-kan. Biasanya tuntutannya pendaftar harus segera menghapus domain dan menghentikan layanannya dan jika tidak digubris selama beberapa waktu, domain tersebut akan dihapus oleh N.

Logikanya, kenapa harus menunggu 4 bulan bagi N untuk menghapus secara sepihak doman tersebut. Kalau memang N sudah melihat ada indikasi penyalahgunaan merek dagang seharusnya domain sudah tidak boleh didaftarkan dari awal pendaftaran atau ya setidaknya beberapa hari setelah pendaftaran.

Itu kan sama aja ambil dulu uang konsumen ah ntar urusan larang larang-an di belakang aja.
ada undang2nya larangan pakai nama domain gopay?
 

Sakti

Beginner 2.0
Saya juga nanya emangnya ada Undang Undang Tentang Pelarangan Penggunaan Nama GoPay? Apa ada juga Undang Undang Tentang Nama GoPay? Makanya dibaca baik-baik seluruh post saya di thread ini dan lihat konteks-nya bukan sepotong-potong.
lah kok balik nanya bang, gw aja blm tau jawabannya :18:
gw juga pernah di email sama perusahaan luar gara2 nama app android di playstore mirip nama brandnya, tapi gw kasih lihat langsung surat akta notarisnya biar mereka percaya :21:
 

Minimal

Apprentice 1.0
lah kok balik nanya bang, gw aja blm tau jawabannya :18:
gw juga pernah di email sama perusahaan luar gara2 nama app android di playstore mirip nama brandnya, tapi gw kasih lihat langsung surat akta notarisnya biar mereka percaya :21:

Pasti sudah tahu lah jawabannya, ya gak ada. Mana ada UU yang mengatur penggunaan satu merek tertentu.

Pemegang merek resmi itu ada skala prioritas. Mereka sudah pasti pelajari dulu mana kasus yang bisa ditindaklanjuti atau mana kasus yang perlu diawasi terlebih dahulu sampai ada potensi kerugian yang jelas. Pemegang merek gak mau lah ngurusin hal remeh temeh yang belum tentu sepadan hasil dengan usahanya. Ongkos litigasi itu mahal. Ngapain ngurusin pemalsu/penduplikat merek yang omsetnya cuma 5 juta per bulan tapi ongkos litigasinya 5 milyar.

Apalagi merk luar Indonesia yang nggak punya pendaftaran hak cipta atau kantor resmi/perwakilan atau tim hukumnya di sini. Gak sepadan.
 

Top