Seberapa besar kebutuhan LiteSpeed Web Server ?


Status
Not open for further replies.
Tidak semua file png/jpg/gif akan dubah menjadi webp oleh pagespeed.

Anggap saja image anda resolusinya 1000x1000, sedangkan yang mau ditampilkan adalah 250x250. Maka oleh pagespeed akan dibuat image pengganti dengan resolusi yang sesuai (250x250). Tanpa mencantumkan ukuran yang mau ditampilkan akan membuat pagespeed menjadi 'bingung'.

Berarti dia otomatis scaling ya om. Sip paham :)

Oh ya om, jika pakai nginx proxy, itu secara teknis website pakai nginx webserver dong meski server side pakai LiteSpeed ?

yup betul kata pak @mustafaramadhan
pagepeed perlu disetting konfignya. seting sekalian buat kompress semua gambar.
aktifin lazy load dll.
Untuk shared saya gak saranin, karena justru bikin server gak stabil.

jadi kesimpulan adalah bukan pada software, tapi pada peracik dan kebutuhan.
Semua ada plus minus, klo meningkatkan kecepatan dari sisi client itu banyak faktornya dan tergantung pada darimana kita fokus memperbaiki dari yang penting-penting dulu.

Kalau dari sisi hoster, yang terpenting itu adalah Cost.
Ada yang berpendapat dengan listespeed bisa hemat cost karena bisa nampung client lebih banyak.
ada juga yag bilang lebih efektif jika bisa invest ke hardware dan pakai nginx.

sekali lagi, webserver bukan satu-satunya penentu.
secara umum, webserver akan menjadi penentu ketika suatu website mendapatkan high trafik. Tapi sayangnya banyak juga kok webiste yang low trafik tapi high resource. Banyak juga meski gonta ganti webserver server tetep highload.


Setiap sysadmin punya kunci sukses masing-masing. Karena keunikan itu yang dijual.
Kebutuhan user pun macem - macem.

Ada yang seneng website bisa diakses paling cepat, paling ngebut, tapi harga mahal space kecil HDD lagi,
Tapi ada yang suka harga normal, akses biasa pakai ssd.
Ada yang suka harga murah, akses biasa yang penting gak lemot, tapi space besar bandwdth wahh.

JUJUR aja ya, karakteristik user di indonesia ini menurut saya masih sangat banyak yang baru tahap pemula. Alias Newbie.
Wajar karena industri internet di indonesia juga baru terasa sangat buming baru sekitar 1 dekade ini. Beda sama negara eropa atau usa.
Karakteristik pemula (newbie) ini yang membuat agak susah buat hoster keluar dari mainstream.
jadi mau gak mau, kalau mau dapat client banyak ya Cpanel, kalau mau tambah bonafit ya pake litespeed.

Itu yang membuat sebagai hoster dilema.
kalau dikatakan seberapa besar kebutuhan litespeed, khsusnya di Indonesia? ya cukup besar.

Buat saya, yang membuat litepseed hebat seperti sekarang ini bukan karena fiturnya, tapi karena Marketingnya litespeed yang hebat :D
Ini kaya kita debat mobil Jepang sama eropa bagus mana kalau untuk orang Indonesia.
Kalau orang indonesia sering sebut jepang lebih bagus, karena gampang modif, sparepart murah, bengkel banyak...
Apa berarti mobil eropa jelek? tidak menurut saya. hanya karena sparepart dan bengkel mobil eropa susah bukan berarti mesin dan kualitasnya lebih jelek.

litespeed itu support htaccess dan ini yang banyak dibutuhkan oleh sebagian besar client. Sedangkan pake nginx harus jadiin proxy dahulu. sehingga kembali lagi, itu akan ada plus minus nya.
Kalau sudah sangat puas dengan litepseed, mungkin teman harus coba pure nginx dan microcache nya, ditambah HHVM, plus NVme SSD pula, Plus Writeback pula, sedap friend...
:D

LazyLoad ada 2 jenis, pakai JQuery Sonar sama pakai Base64 Encoding.

Saya lebih suka pakai yang JQuery Sonar karena yang Base64 itu berat karena ada mekanisme Encoding/Decoding, sering gagal ngeload gambar alhasil web jadi jelek karena gambar malah jadi blank :D

LiteSpeed dikatakan Gimmick Marketing kurang tepat juga sih (tapi ada benarnya juga), karena seperti kata suhu-suhu sebelumnya, LiteSpeed itu Optimized, Improved Webserver, namanya juga Berbayar, beda dengan Free Open Souce Software yang perlu optimasi dari pengguna kan ?

LiteSpeed kalau dioptimasi bisa lebih hebat dari Nginx dan Apache soalnya :D

Pengalaman gonta ganti provider yg sama-sama pakai LiteSpeed ya hasilnya beda-beda ketika dibenchmark :D

Mengenai policy dari masing-masing hosting company itu gk bisa diprotes, karena end user ya tinggal pilih saja,,, kalau gk suka, gk cocok ya jangan beli :D

Kalau dikomentari/review, jadi masalah nantinya :D
 
wekk. kita sealiran pak :D :D :D
banyak kok yang shared load antara litespeed vs proxy lebih baik pake proxy.
Menurut hemat saya, sekalipun proxy kalah dikit dari litespeed , tapi dari segi harga litespeed kalah jauh.
Sebenarnya semua akan kembali kebudget kok, seberapa efektif kita memanfaatkan budget kita.

Misalkan untuk keperluan website pribadi,
Misalkan budget $100/bulan. Bayangkan anda harus keluar uang $32 untuk litespeed setidaknya. maka tidak banyak yang bisa dilakukan.
Kalau ada budget $100/bulan saya akan lebih fokus pake nginx, dan di combine dengan hardware yang highspeed, IO highspeed, dan pake HHVM.
Terleih $100 juga sudah memungkinkan dapat drive NVME.

dengan begitu, sekalipun tuh website punya trafik jutaan hits per day dan grabbing konten ribuan Artikel permenit, ditambah dukungan NVme pasti bisa bikin server anda semriwingggg....
Wah. Dengan USD 32 bisa dapat Intel® Xeon® D-1531 + 32GB RAM + 2x250 SSD (Dedibox® Classic 2016) di online.net.
 
Berarti dia otomatis scaling ya om. Sip paham :)

Oh ya om, jika pakai nginx proxy, itu secara teknis website pakai nginx webserver dong meski server side pakai LiteSpeed ?
Secara umum nginx-proxy adalah nginx + apache. Tapi apache diganti dengan yang lain (remote server atau webserver lain) ya bisa.
 
Berarti dia otomatis scaling ya om. Sip paham :)

Oh ya om, jika pakai nginx proxy, itu secara teknis website pakai nginx webserver dong meski server side pakai LiteSpeed ?



LazyLoad ada 2 jenis, pakai JQuery Sonar sama pakai Base64 Encoding.

Saya lebih suka pakai yang JQuery Sonar karena yang Base64 itu berat karena ada mekanisme Encoding/Decoding, sering gagal ngeload gambar alhasil web jadi jelek karena gambar malah jadi blank :D

LiteSpeed dikatakan Gimmick Marketing kurang tepat juga sih (tapi ada benarnya juga), karena seperti kata suhu-suhu sebelumnya, LiteSpeed itu Optimized, Improved Webserver, namanya juga Berbayar, beda dengan Free Open Souce Software yang perlu optimasi dari pengguna kan ?

LiteSpeed kalau dioptimasi bisa lebih hebat dari Nginx dan Apache soalnya :D

Pengalaman gonta ganti provider yg sama-sama pakai LiteSpeed ya hasilnya beda-beda ketika dibenchmark :D

Mengenai policy dari masing-masing hosting company itu gk bisa diprotes, karena end user ya tinggal pilih saja,,, kalau gk suka, gk cocok ya jangan beli :D

Kalau dikomentari/review, jadi masalah nantinya :D
Seperti mobil jepang menurut saya, Gampang dimodif, sparepart banyak bengkel dimana-mana.

kembali lagi, benchmark nya seperti apa dulu.

Contoh kasus yang pernah saya alami, Saya gak oprek aneh sih,
Cuma Apache dan pagespeed, si client senang sih katanya websitenya cepet bahkan dicek di gtmetrix diatas 95.

Nah balik ke tadi, Kalau mau sisi cepat dari sisi client, ya pasang aja nginx, hhvm dan pagespeed, pasti cepet.
masalahnya seperti apa test nya dan keadaan yang hosting gunakan itu yang perlu ditelisik lebih dalam.

Banyak perdebatan panjang soal ini dan lebih teknis. Kalau saya bilang sih, harganya gak sepadan dengan performanya. Dengan dana yang sama yang dikeluarkan antara server+litespeed vs server+nginx, bisa digunakan untuk membuat server+nginx yang performanya jauh lebih baik. Kalau tipe orang yang gak peduli dana yang dikeluarkan saya rasa tidak masalah.
Kembali lagi, kalau sisi bisnis, yang saya cari dari litespeed utamanya adalah branding/image.

Kalau dai sisi kemudahan yang dicari, tentu itu hal lain.
 
Menarik belajar dari diskusi ini.

Jika boleh menanggapi atas pertanyaan tuan Zen,
Intinya adalah bagaimana cara mendidik calon pembeli soal litespeed, nginx, apache. Terutama waktu live chat/pre sales question/tanya-tanya cerewet.
Diberikan alasan kenapa memilih salah satu. Kalau perlu ditampilkan di halaman depan atau ditulis, alasan kenapa menggunakan salah satu web server ini. Termasuk ditanyakan kebutuhannya calon pelanggan seperti apa.

Toh, mau pakai gratisan atau yang berbayar, kalau tidak paham cara olahnya juga percuma. Kalau dilihat, di sini ada yang jago apache, ada yang jago pakai nginx, ada yang suka litespeed.

Dari sisi saya sebagai pengguna, yang penting blog wordpress saya cepat diakses dan eror-eror sepele tidak banyak muncul. Syukur-syukur kalau setingan hos berbaginya cocok dan menampung pengunjung blog secara maksimal.

Walau tidak bisa dan tidak paham cara pakainya, kalau ditanya pilih apa, saya pilih yang gratisan kalau pakar di salah satunya.

Menurut hemat saya, analoginya mirip antara memakai wordpress dot com atau blogger yang gratis sama pakai wordpress dot org yang berbayar. https://tarjiem.com/2014/12/saran-saya-jika-ingin-pindah-dari-blogger-ke-wordpress.html
 
Rame ya :D
Saya masih betah di nginx sama varnish + lsapi, memang litespeed kalau secara default sudah bagus tapi pernah coba compare 2 server nginx dan litespeed tanpa config apa-apa (default config) hasilnya malah lebih cepet nginx.
Pengaturan best perform dari litespeed mungkin lebih berasa tapi untuk saya pribadi terlalu ribet pengaturannya make litespeed jadi bingung :D

Jadi kesimpulan saya pribadi apapun webservernya kalau pengaturannya bagus ya itu yang terbaik :)
 
saya cuma pakai apache tapi websitenya saya optimalkan sebisa mungkin agar ketika diakses jadi ringan dan tidak berat.
 
Rame ya :D
Saya masih betah di nginx sama varnish + lsapi, memang litespeed kalau secara default sudah bagus tapi pernah coba compare 2 server nginx dan litespeed tanpa config apa-apa (default config) hasilnya malah lebih cepet nginx.
Pengaturan best perform dari litespeed mungkin lebih berasa tapi untuk saya pribadi terlalu ribet pengaturannya make litespeed jadi bingung :D

Jadi kesimpulan saya pribadi apapun webservernya kalau pengaturannya bagus ya itu yang terbaik :)

saya juga pernah pake nginx sama varnish + apache dan memang bagus tapi semuanya tergantung selera dan kenyamanan masing-masing :D
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top