Speed Connetion Server IIX dan International


Status
Not open for further replies.

rendy

Hosting Guru
Verified Provider
satu satu ya dibalasnya

Tuan, Kenapa setiap beli IIX ada keterangan server connection, port IX dan IIX. Tapi kalau beli server luar, gak ada tulisan speed port Indoensia.???

Misalnya beli hosting server Indo, ada tulisan IIX 1Gbps port, IX 10Mbps.
Kalau sewa server luar yang ada cuma 1Gbps tapi tidak ada keterangan IIX.

Konsep bisnisnya berbeda di luar negeri, di sana, biaya bulanan lebih kearah sewa Port dan Capped Bandwidth
semisal, saya punya 10 rack server, saya cukup beli koneksi semisal, 1Gbps port (rata-rata usd 1000 per bulan) mau berapa port dan dari berapa provider? bayar cross connect fee ke provider dc / gedung, sewa rack, dll dll

konek ke Internet Exchange juga berbayar, ada biaya maintenance, setup, cross connect, rack, dll

juga ada biaya local loop, semisal kita naruh di dc Texas, sedang kita butuh konek ke dc di LA, ada biaya local loop atau biaya bandwidth yang dibayar

dari sana tinggal dihitung berapa bulanannya, dan kira-kira berapa yang bisa dimonetized


kalau di Indonesia, lain lagi
konektivitas rata-rata ada di Gedung Cyber 1, ongkos cross connectnya terbilang cukup murah (biaya selantai / beda lantai / beda dc)
dulu internet exchange di Indonesia hanya ada IIX, milik APJII, sampai ada OpenIXP, keduanya membuat biaya internet semakin murah, kenapa? karena dahulu traffic yang dilalui untuk local harus bertemu di hongkong atau singapura, bisa bertemu di Jakarta

sebagai contoh, konektivitas kami ke antar data center (DC Qwords lantai 3 Cyber ke POP kami di APJII lantai 1) backbonenya 10Gbps
semakin besar pipa akan menurunkan biaya per Mbpsnya

dengan banyaknya DC, sekarang yang problem konektivitas antar DC, apakah harus melalui Public Peering (Exchange) atau Private peering, costnya bisa dihitung, tapi masuk apa enggak ke konsumen, itu yang ga jelas,


Sedangkan biaya bandwidth internasional semakin murah, dan Player Tier 1 Internet juga mulai ada di Indonesia, sehingga kualitas semakin baik.
berbeda sekali dengan dahulu, 1Mbps saya kena 700 Dolar
dan di Indonesia, ISP atau NAP masih bisnis modelnya sewa Bandwidth, bukan sewa port.


Kalau di provider saya 5mbps = 512kb/s dari SG ke Indonesia.

kalau dari SG ke Atlanta/Lenoir dapat sekitar 100mbps = 10MB/s

colek mas @rendy barangkali bisa bantu menjelasan mengingat ada keterangan

Multiple Blended Bandwidth
  • 1Gbps Indonesia Internet Exchange
  • 1Gbps Matrix Cable Internet Exchange Singapore
  • 1Gbps OpenIXP
  • 155Mbps mixed Tier 1 International Carrier (NTT Indonesia, HE)
https://www.qwords.com/dedicated-server/colocation/

kasus mas Hadi di atas, itu karena biaya bandwidth ke Indonesianya masih cukup mahal

di halaman ini belum diupdate kayaknya, thanks sudah mengingatkan
di pricelist udah :p

Bandwidth International kami sekarang mixed di 350Mbps, Konek ke Tier 1 Internet (NTT America) dan Beberapa Provider seperti HE, dan juga Tier 2 ISP yang dilanjut ke PCCW, TINET, dan ke Tier 3 ISP.

ini diluar peering 1Gbps ke Singapura, Hongkong IX


Kencang juga yah koneksinya om @rendy untuk Tier 1 International Carrier (NTT Indonesia, HE)

Iya kencang, cuma ga bisa dipakai semua, karena harus ada cadangan, di kami harus ada cadangan 40% dari total bandwidth, kalau sudah terpakai 60%, artinya harus upgrade, kenapa? karena content harus ada napas, kalau ngepas, ngga bisa napas, bisa kabur customernya.

jadi kalau dari 350Mbps total yang dipunya, sekarang kami pakai di sekitar 160-200Mbps, untuk internasional saja, diluar Peering local atau Internasional

dan itu pun setiap Network trafficnya berbeda beda, karena costnya pun berbeda beda, sebagai contoh, bandwidth NTT lebih mahal daripada bandwidth ISP lain, karena tier 1, dan kualitasnya memang lebih oke (best path)



Jangan bengong gitu ahhh.... itu kan UPTO dan shared 1 dibanding ribuan client-nya :D

yang diberikan ke konsumen beda beda, semisal, konsumen dedicated server / co-location, up to 50Mbps untuk internasional, kami menerapkan sistem fair usage, semisal penggunaan average di 2Mbps artinya ya harus beli dedicated bandwidth, kalau hanya sesekali tidak kami hitung, wajar kan

kenapa MIXED? karena sebetulnya nature bisnisnya bukan jualan bandwidth, kalau dipisah pisah ngga bagus, cuma karena industry hulunya di Indonesia masih jualan bandwidth jadi agak susah, kedepan seharusnya konsumen beli port 100Mbps, ya bisa dapat 100Mbps, cuma karena industrinya masih kurang oke di bagian hulu, kasusnya seperti yang mas HADI @PusatHosting

datanya boleh dilihat di sini

semoga memperjelas ya
 

Syams

Apprentice 2.0
satu satu ya dibalasnya



Konsep bisnisnya berbeda di luar negeri, di sana, biaya bulanan lebih kearah sewa Port dan Capped Bandwidth
semisal, saya punya 10 rack server, saya cukup beli koneksi semisal, 1Gbps port (rata-rata usd 1000 per bulan) mau berapa port dan dari berapa provider? bayar cross connect fee ke provider dc / gedung, sewa rack, dll dll

konek ke Internet Exchange juga berbayar, ada biaya maintenance, setup, cross connect, rack, dll

juga ada biaya local loop, semisal kita naruh di dc Texas, sedang kita butuh konek ke dc di LA, ada biaya local loop atau biaya bandwidth yang dibayar

dari sana tinggal dihitung berapa bulanannya, dan kira-kira berapa yang bisa dimonetized


kalau di Indonesia, lain lagi
konektivitas rata-rata ada di Gedung Cyber 1, ongkos cross connectnya terbilang cukup murah (biaya selantai / beda lantai / beda dc)
dulu internet exchange di Indonesia hanya ada IIX, milik APJII, sampai ada OpenIXP, keduanya membuat biaya internet semakin murah, kenapa? karena dahulu traffic yang dilalui untuk local harus bertemu di hongkong atau singapura, bisa bertemu di Jakarta

sebagai contoh, konektivitas kami ke antar data center (DC Qwords lantai 3 Cyber ke POP kami di APJII lantai 1) backbonenya 10Gbps
semakin besar pipa akan menurunkan biaya per Mbpsnya

dengan banyaknya DC, sekarang yang problem konektivitas antar DC, apakah harus melalui Public Peering (Exchange) atau Private peering, costnya bisa dihitung, tapi masuk apa enggak ke konsumen, itu yang ga jelas,


Sedangkan biaya bandwidth internasional semakin murah, dan Player Tier 1 Internet juga mulai ada di Indonesia, sehingga kualitas semakin baik.
berbeda sekali dengan dahulu, 1Mbps saya kena 700 Dolar
dan di Indonesia, ISP atau NAP masih bisnis modelnya sewa Bandwidth, bukan sewa port.




kasus mas Hadi di atas, itu karena biaya bandwidth ke Indonesianya masih cukup mahal

di halaman ini belum diupdate kayaknya, thanks sudah mengingatkan
di pricelist udah :p

Bandwidth International kami sekarang mixed di 350Mbps, Konek ke Tier 1 Internet (NTT America) dan Beberapa Provider seperti HE, dan juga Tier 2 ISP yang dilanjut ke PCCW, TINET, dan ke Tier 3 ISP.

ini diluar peering 1Gbps ke Singapura, Hongkong IX




Iya kencang, cuma ga bisa dipakai semua, karena harus ada cadangan, di kami harus ada cadangan 40% dari total bandwidth, kalau sudah terpakai 60%, artinya harus upgrade, kenapa? karena content harus ada napas, kalau ngepas, ngga bisa napas, bisa kabur customernya.

jadi kalau dari 350Mbps total yang dipunya, sekarang kami pakai di sekitar 160-200Mbps, untuk internasional saja, diluar Peering local atau Internasional

dan itu pun setiap Network trafficnya berbeda beda, karena costnya pun berbeda beda, sebagai contoh, bandwidth NTT lebih mahal daripada bandwidth ISP lain, karena tier 1, dan kualitasnya memang lebih oke (best path)





yang diberikan ke konsumen beda beda, semisal, konsumen dedicated server / co-location, up to 50Mbps untuk internasional, kami menerapkan sistem fair usage, semisal penggunaan average di 2Mbps artinya ya harus beli dedicated bandwidth, kalau hanya sesekali tidak kami hitung, wajar kan

kenapa MIXED? karena sebetulnya nature bisnisnya bukan jualan bandwidth, kalau dipisah pisah ngga bagus, cuma karena industry hulunya di Indonesia masih jualan bandwidth jadi agak susah, kedepan seharusnya konsumen beli port 100Mbps, ya bisa dapat 100Mbps, cuma karena industrinya masih kurang oke di bagian hulu, kasusnya seperti yang mas HADI @PusatHosting

datanya boleh dilihat di sini
semoga memperjelas ya

Banyak banget penjelasannya Om. Jadi sebaiknya memilih server negara mana?
Terkadang juga server Indonesia punya space dan specs lebih kecil dibanding dengan luar dengan harga yang sama.
 

rendy

Hosting Guru
Verified Provider
Banyak banget penjelasannya Om. Jadi sebaiknya memilih server negara mana?
Terkadang juga server Indonesia punya space dan specs lebih kecil dibanding dengan luar dengan harga yang sama.

tergantung target marketnya, problem naruh server dimana itu sebetulnya latency ke user, tapi kalau masih dibawah 20ms ga kerasa

kenapa di Indonesia lebih mahal?
ya tadi, bandwidth diluar, semisal 1Gbps cuma usd 1000, disini mungkin harganya bisa jadi usd 20.000 atau mungkin lebih
lalu server masuk ke indo kena bea impor dll

listrik disini juga cukup mahal, sebagai contoh, di cyber akan lebih mahal 20-40% harga listriknya daripada harga rumahan, cuma ya bedanya dibackup dengan genset, dan dari 2 sumber listrik berbeda (reliabilitinya beda)

cuma sekedar informasi aja, yang naruh server di Indonesia artinya ikut membantu membesarkan Industri Internet Indonesia, dan membantu menurunkan ketergantungan terhadap bandwidth luar negeri
 

Syams

Apprentice 2.0
tergantung target marketnya, problem naruh server dimana itu sebetulnya latency ke user, tapi kalau masih dibawah 20ms ga kerasa
Cara tahu latency bagaimana?
Misalnya blog dengan pengunjung seluruh dunia termasuk Indonesia, sebaiknya memilih server mana?
 

rendy

Hosting Guru
Verified Provider
Cara tahu latency bagaimana?
Misalnya blog dengan pengunjung seluruh dunia termasuk Indonesia, sebaiknya memilih server mana?

traceroute? mtr? ping?

kalau saya blog pribadi masih di usa, belum sempat mindahin ke indo, visitornya sedikit, jauh dibanding 8 tahun lalu

kalau diatas 80% indo mending taruh di indo
 

Syams

Apprentice 2.0
traceroute? mtr? ping?

Cara pakenya gimana tuh?
Itu kalau mau test, harus punya hostingnya dulu?

kalau saya blog pribadi masih di usa, belum sempat mindahin ke indo, visitornya sedikit, jauh dibanding 8 tahun lalu

kalau diatas 80% indo mending taruh di indo

Kalau server Indonesia, lebih banyak pengunjungnya?

Blog saya seperti ini

upload_2016-4-11_14-21-12.png
 
Status
Not open for further replies.

Top