Seberapa besar kebutuhan LiteSpeed Web Server ?


Status
Not open for further replies.
...masalah hardware sebenarnya balik lagi ke kebutuhan, kalau jumlah user blm banyak 4 cores memang cukup, 1 cores dipakai untuk LiteSpeed jadi masih ada sisa 3 cores (dalam hal ini jika mengabaikan HT)...
Siyap tuan ... :77: terimakasih atas sharingnya sangat bermanfaat :113:

saya hanya menanggapi ini saja
... ada yang seimbang keduanya... dan segi aspek kenyamanan pun berbeda tergantung bagaimana klien menilai...
hehehehe :D
 
jadi inget film warkop yang minta ganti merk minuman.. ini murahan tolong ganti.. eh sama Dono cuma ganti label doang.. dan yg makan puas bilang ini baru enak wkwkwk.

Cepat, lambat, bagus,jelek, indikatornya bukan feeling.. tapi angka. bisa load average, bisa online user, bisa loading time dll. kalo semua pake feeling nanti kayak film warkop itu.

Kalau itu saya setuju, benchmarking itu valid, karena terukur dengan pasti.

Kan saya cuma bilang meski hasil overall PageSpeed (Google) dan YSlow (Yahoo) Score kalo gk D, E, ya F, itu pastinya, tapi kok by feeling cepat-cepat saja ya ketika saya dan pengunjung lain mengakses website saya ?

Kalau gk suka dengan "by feeling" oke saya ganti "Fully Loaded Time", valid kan ?, terukur.

Bukannya tools benchmarking itu score-nya A,B,C,D,F itu cuma semacam "Task/Sugestion/Advice List" saja ?, ibarat plugins SEO yang ngasih overall Score OnPage SEO saat kita bikin artikel.

Kan yang utama itu Fully Loaded Time, lainnya: Total Page Size.

Kalau terpaku pada PageSpeed dan YSlow, maka website-website yang menerapkan Google AdSense, Embedded Scripts, dsb bakalan cuma bisa "gigit jari" karena itu diluar "kuasa" mereka para webmaster. Tidak usah mengenai Scripts, gambar saja yg sudah dilakukan Ultra Lossy Compression, berformat JPG, tetap saja dinilai kurang kecil oleh GTMetrix, mau ancur-ancuran gimana lagi tuh kualitas file gambar ?

Nah salah satu solusi mengenai scripts itu Rocket Loader by CloudFlare, yakni mengoptimasi JavaScript, Local maupun External, itu pun tetap gk banyak nolong di score GTMetrix karena banyak parameter lain yg bikin score jelek.

Oh balik lagi ke soal LiteSpeed, bernarkah dulu LiteSpeed banyak digunakan karena dia support HTTP/2, sedangkan yg lain belum support saat itu ?, sekarang sudah support. CMIIW

Mungkin beliau mencoba mengadopsi teori relativitas Albert Einstein :D

Tidak om.

sama dari sisi apanya nih?
Kalau yang diuntungkan menururt saya tentu yang diuntungkan lebih besar dari sis hosternya, server tanpa cloudlinux berarti harus butuh pengawasan lebih extra agar terhindar dari kecelakaan...
kalau ada cloudlinux seengganya sysadmin bisa lebih santai karena setiap akun sudah diberikan limitnya masing2, kalau pun adanya overload pada



masalah hardware sebenarnya balik lagi ke kebutuhan, kalau jumlah user blm banyak 4 cores memang cukup, 1 cores dipakai untuk LiteSpeed jadi masih ada sisa 3 cores (dalam hal ini jika mengabaikan HT)...

Tuh saya bold, udh kejawab sendiri, sama kan dengan komentar om tentang litespeed sebelumnya ? :D

Yang saya maksudkan blog/website baru, ringan, low traffic, dsb

Makanya pemilik web semacam itu, bahkan saya sendiri, selalu rekomendasikan dari basic dulu, centos shared hosting, apache,,,, kalau udh melebihi kategori website yg saya sebutkan diatas, opsinya ada 2, cari cloudlinux litespeed shared hosting yg offer LVE Limit gede dengan Hardware yang bagus dan gk overselling, kita masih dapat benefit shared hosting, khususnya server management dan lisensi-lisensi sdh patungan bayarnya dengan user lain di shared server itu, atau pindah ke VPS, sekarang VPS jarang saya pilih karena CloudLinux Shared Hosting saat ini sdh tinggi spec-nya, kecuali mau oprek dan custom yg extreme dan bukan kebutuhan web hosting (Intinya kalau butuh Superuser/Root, dari install OS sampai install dan config 3rd party apps saya lakuin sendiri).

Soalnya CloudLinux Hosting juga banyak tipe, ada yg emang memanfaatkan LVE itu layaknya VPS (Guaranteed Shared Resource) + Shared Software License (Tiap user berkontribusi bayar lisensi dari uang sewa bulanan/tahunan, dst). Tapi ada juga yang memanfaatkan LVE Itu cuma buat throttling, seperti yg om katakan sebelumnya "biar hoster-nya gampang, santai", maka yg macam ini user akan sengsara sendiri meski gk kena suspend (pengalaman pribadi).

Ada loh CloudLinux Hosting yg semua paket, dari yg murah sampai termahal, CPU Speed dilimit 25% (1 Core CPU = 100% CPU Speed. 25% ?, 0,25 Core CPU) dan RAM yg ditulis itu sejatinya adalah VMEM, bukan PMEM, PMEM-nya kecil banget, dan info itu disembunyikan, gk ditampilkan di website, kecuali tanya langsung. Itu kalau user ngeluh CPU Usage dijawab "Kami rekomendasikan pakai VPS saja pak :)"

CMIIW
 
Masalah besar di nginx adalah rewrite-rule harus ditulis langsung di config. Tidak ada feature yang sepadan dengan .htaccess. Ini berakibat nginx tidak terlalu cocok untuk shared-hosting.

Oleh sebab tidak terlalu cocok ini maka 'jalan tengah' yang dipilih adalah nginx-proxy.
 
Iya pernah coba nginx-proxy, sekalian mau tanya, yg semacam cloudflare itu reverse proxy kah disebutnya ?

Nginx (Engine X/Enjin X) itu emang banyak dipakai sebagai Web Accelerator, dan CDN pun banyak yg pakai Nginx.
 
Sama gk dengan CloudLinux Hosting ?

Website baru, ringan, low traffic, udh pakai CloudLinux Hosting, dan Cloud Hosting, terlepas dari jenis Webservernya dan Storagenya.

Alhasil gk bisa ngerasin pengalaman kena suspend, padahal kena suspend itu bukti website udh berkempang dari sisi traffic :D

Makanya saya biasanya ngasih saran ke orang yg baru bikin website self hosted, cobain yg centOS shared hosting dengan apache webserver. Terserah dari sisi infrastruktur mau cloud atau traditional.

Jadi gk perlu bingung "butuh CPU Speed/Core berapa ?, Physical Memory berapa ?, I/O berapa ?, IOPS berapa ?, dsb", awal-awal fokus ngebesarin web dulu, ntar kalo udh sering kena suspsend karena monopoli resource, baru pindah ke CloudLinux Hosting, paket terkecil dulu, upgrade bertahap sesuai kebutuhan.

Note: gk termasuk provider cloudlinux hosting yg ngetrhottling LVE kebangetan, gk dipublish di halaman order, sampai-sampai web terkesan sering down, padahal mentok di LVE Limit.
Sebenarnya tergantung hostingnya.
Tanpa cloudlinux berarti rawan abuse resource nya. Hoster akan lebih sensitif sama client jika gak pakai cloudlinux
kenyatannya, [ernah kok ada client trafik cuma beberapa tapi beratnya minta ampun pake CPU, begitu ganti theme enteng.

Untuk pemula yang gak tahu gimana mengatasi blog nya yang suka maka resource, cloudlinux lebih disarankan sekalipun masih baru.

Tidak semata-mata dikembangkan satu teknologi kalau tidak ada kelebihannya tuan :) .. yang pasti klien juga pasti merasa diuntungkan, ditanamnya litespeed webserver bukan untuk bahasa marketing saja, tentunya untuk menunjang performa server itu sendiri untuk memnuhi kebutuhan klien ...
...

Yang ini saya setuju investasi harus seimbang antara hardware dan web server, untuk spesifikasi dedicated seperti ini

saya rasa cukup imbang dipadukan dengan LiteSpeed Web Server untuk menjadi sebuah share hosting yang berkualitas.:113:
Sebenarnya tergantung pertimbangan masing-masing sih.
Jika anda sudah menangani minimal ratusan client dan sudah tahu karakteristik klien anda, maka anda akan bisa menentukan mana yang lebih prefer.
Anda juga harus cek kira-kira proses apa yang sering membuat load tinggi. Kalau saya kalau dengan data terbatas, ada pilihan SSD+Nging Proxy atau HDD+litespeed, maka saya akan pilih opsi SSD. WHY?
lebih karena saya tahu kebutuhan client saya dan proses mana yang sering membuat highload.

Anda juga harus perhatikan bottle neck., karena buat saya itu lebih penting. Seimbang buat saya adalah tidak ada Bottle neck, tak peduli mau pakai webserver apa.

Anehnya om, meski hasil benchmark gtmetrix selalu kalo gk D, E, ya F. Tapi secara feeling ya tetep saja cepat dan ringan.
Ini yang sedikit susah pak.
Internet itu adalah koneksi antar server yang terhubung melalui media.
Benchmark jelas para meternya, dan memang seharusnya bisa menjadi patokan.

Misalkan memang kenyataan lebih cepat dari sisi anda, itu masih ada pertanyaan lanjutan.
1. Apakah server litespeed dan tanpa litesepeed memiliki spek hardware yang sama? misalkan ssd atau RAID nya.
2. Berapa jumlah client pada kedua server, apakah sama?
3. Apakah IO usage, CPU usage dan RAM dari kedua server sama?
4. Jenis RAM kedua server tipe apa?
5. kedua server pakai RAID apa? dan
6. Apakah kedua server berada pada jaringan yang sama yang memiliki jaringan asian optimized?

Pertanyan diatas itu akan menjelaskan mengapa Kedua server memiliki waktu akses yang berbeda ke komputer anda.

oh ya, satu lagi.
Waktu pemprosesan juga penting loh. Ambillah contoh, Wordpress pake PHP. waktu memproses PHP pun beda-beda. baik SSD atau HDD.
PHP5.6 , php 7.x dan HHvm beda. Dulu ada yang shared juga buat test waktu pemprosesan. misalkan php 5.6 bisa sampe 8 detik lebih, dengan HHVM bisa cuma 1 detik. Drastis kan? bahkan bisa jauh lebih lama jika script PHP nya juga rumit.
buat apa pake litespeed tapi pas PHP lagi proses servernya lama mengolah datanya.

Tentu ini juga harus diperhitungkan. Sayangnya mau pake PHP versi apapun juga gak bakal kedetek di GTmetrix.
GTmetrix cuma bagus untuk test seberapa optimized script yang digunakan. Tapi untuk bisa cepat diakses, banyak faktornya yang harus diperhitungkan.

Untuk optimasi biar bagus GTmetrix itu gampang, kalau cara agak sulit harus bisa ngoprek scriptnya.
Tapi yang gampang instalin aja pagespeed module servernya, tak jamin, jangankan apache, litespeed aja lewat kemana-mana scorenya.
saya udah pernah buktikan soalnya, server pakai litespeed website dg abante standard kalau gak opencart standart klo gak salah, cuma dapat score 87, begitu pake module langsung 97 :D yang jelas keduanya pakai script yang sama.
manteb to :D
tapi cuma disarankan dipakai diserver pribadi. yang pernah pake di server shared pasti udah tahu kendalanya :D :D :D

jadi inget film warkop yang minta ganti merk minuman.. ini murahan tolong ganti.. eh sama Dono cuma ganti label doang.. dan yg makan puas bilang ini baru enak wkwkwk.

Cepat, lambat, bagus,jelek, indikatornya bukan feeling.. tapi angka. bisa load average, bisa online user, bisa loading time dll. kalo semua pake feeling nanti kayak film warkop itu.
Hehehe... ya begitulah...
terangkanlah ... :77:
Ini ngomong sambil nyanyi gak ya hahaha...

ganti dari litespeed ke Nginx.. speed naik drastis dari 22s ke 2.2s (10x) dan lebih ringan..
https://gtmetrix.com/reports/www.humayraa.com/cWJ8GGAY

mau speed? nginx..
mau stabil biar sedikit kerjaan.. Litespeed
Agre...

Premium hosting seperti WPEngine, Siteground dan Kinsta aja masih pakai Nginx. Tentu Nginx yang sudah benar-benar dioptimalisasi dan sesuai dengan infrastruktur jaringan dan server yang dimiliki mereka.

Setuju dengan suhu-suhu diatas Nginx yang sudah full optimized tentu lebih baik dengan Litespeed yang generik.

Tapi benar juga sih, jargon bahwa hosting yang sudah Litespeed pasti lebih cepat sudah tertanam di benak calon konsumen.
Memang Litespeed salah satu webserver yang enak digunakan untuk sharedhosting. Enaikd ari sisi sysadmin juga, karena gak perlu konfigurasi aneh-aneh sudah optimized.


Iya pernah coba nginx-proxy, sekalian mau tanya, yg semacam cloudflare itu reverse proxy kah disebutnya ?

Nginx (Engine X/Enjin X) itu emang banyak dipakai sebagai Web Accelerator, dan CDN pun banyak yg pakai Nginx.
Yup kurang lebih seperti itu.
 
Last edited:
Iya pernah coba nginx-proxy, sekalian mau tanya, yg semacam cloudflare itu reverse proxy kah disebutnya ?

Nginx (Engine X/Enjin X) itu emang banyak dipakai sebagai Web Accelerator, dan CDN pun banyak yg pakai Nginx.
Mekanisme proxy di cloudflare sama persis dengan nginx-proxy.
 
Sebenarnya tergantung hostingnya.
Tanpa cloudlinux berarti rawan abuse resource nya. Hoster akan lebih sensitif sama client jika gak pakai cloudlinux
kenyatannya, [ernah kok ada client trafik cuma beberapa tapi beratnya minta ampun pake CPU, begitu ganti theme enteng.

Untuk pemula yang gak tahu gimana mengatasi blog nya yang suka maka resource, cloudlinux lebih disarankan sekalipun masih baru.

Bener juga ya, terimakasih sudah memberikan pencerahan :)

Saya benar-benar baru kepikiran tentang yang tuan katakan itu :)

Dengan CloudLinux (bagaimanapun LVE limit-nya, karena ini terkait Policy dari masing-masing hosting company/provider), user bisa memonitoring resource usage lebih baik, transparan, dan real time melalui cPanel dan Control Panel lain yang mendukung.

Itu bisa jadi langkah preventif daripada harus Suspend dulu baru bertindak (Optimasi), yang mana itu akan berdampak pada uptime website (bukan server), traffic tidak akan terhenti cuma gara-gara suspend.

Sebaiknya kita kembali ke LiteSpeed, maaf sudah OOT :)



Mekanisme proxy di cloudflare sama persis dengan nginx-proxy.

Itu disebut reverse proxy bukan om atau beda lagi ?
 
Bener juga ya, terimakasih sudah memberikan pencerahan :)

Saya benar-benar baru kepikiran tentang yang tuan katakan itu :)

Dengan CloudLinux (bagaimanapun LVE limit-nya, karena ini terkait Policy dari masing-masing hosting company/provider), user bisa memonitoring resource usage lebih baik, transparan, dan real time melalui cPanel dan Control Panel lain yang mendukung.

Itu bisa jadi langkah preventif daripada harus Suspend dulu baru bertindak (Optimasi), yang mana itu akan berdampak pada uptime website (bukan server), traffic tidak akan terhenti cuma gara-gara suspend.

Sebaiknya kita kembali ke LiteSpeed, maaf sudah OOT :)





Itu disebut reverse proxy bukan om atau beda lagi ?
Sama-sama disebut reverse-proxy.
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top